I Realize I Love You Chapter 2

Main pairing: MinJae, slight YunJae (bastard!Yunho)

Author:Icha ssiopeia



Note: Mian buat fans2nya Yunho, aku bikin dia jadi badboy disini #Bow



******






Lebih dari 30 menit Changmin merasakan tubuhnya gemetar dan melemas mendengar rintihan-rintihan yang keluar dari mulut Jaejoong, yang bercampur dengan erangan kasar dari kekasihnya, Yunho. Ia tak bisa bergerak, pasrah mendengarkan rintihan dan erangan kasar itu lewat di telinganya. Ia ingin menolong Jaejoong, namun ia tahu kapasitasnya hanya sebagai seorang teman, bahkan hanya seorang tetangga, untuk Jaejoong. Dan ia adalah orang asing bagi permasalahan mereka berdua. Ia tak layak ikut campur. Tapi ia tak dapat bergerak, hanya posisi berjongkok dan memeluk dirinya sendiri yang ia bisa lakukan hingga suara-suara miris itu akhirnya memudar lalu berhenti.



Changmin memastikan suara-suara miris itu telah berhenti.



Dan Changmin pun perlahan-lahan berdiri lalu dengan takut-takut ia kembali mengintip apa yang selanjutnya terjadi.




“Remember this, my Boojae. You can’t get over me. You love me. You’re mine.” Yunho mencium bibir Jaejoong yang berdarah di sisinya.


“….No… never again…”


“Yes you do. I will comeback in anytime, wait for me, my pretty Boojae….” Yunho menepuk-nepuk pipi Jaejoong dan pergi begitu saja tanpa mempedulikan Jaejoong.


“You….bastard…”




Changmin menyadari Yunho akan keluar dari lorong itu dan melangkah mendekatinya, maka secara refleks Changmin cepat-cepat keluar dari lorong, berpura-pura menjadi pejalan kaki yang sedang menunggu seseorang di bibir lorong.



Benar saja, setelah baru beberapa detik Changmin mengambil pose, Yunho keluar dari bibir lorong dengan wajah kusut. Changmin melihat Yunho melewatinya. Yunho merasa ada seseorang yang menatapnya, ia langsung menengok. Changmin terkejut, ia langsung membuang pandangan dan sibuk dengan handphonenya.

Ia pernah bertemu dengan Yunho sekali, saat Jaejoong membawanya untuk dikenalkan padanya. Changmin berharap Yunho tidak mengenalinya saat Yunho menatapnya dengan tatapan yang Changmin sendiri tidak tahu bagaimana karena ia terus berkutat dengan handphonenya.



Setelah Yunho akhirnya tidak ambil peduli dan sudah tak terlihat, Changmin segera berlari menuju tempat dimana Jaejoong berada.



“Hyung! Hyung! Oh My God…” Changmin berlari secepat kilat. Dan ia langsung panik melihat keadaan Jaejoong saat itu. Di sisi bibir Jaejoong terlihat sedikit bercak darah, di lengannya terlihat samar-samar bekas cengkraman dan disekitar lehernya terdapat bekas isapan. Ia tak tahu bagaimana keadaan dibalik kemeja yang dikenakan Jaejoong, melihat kancingnya saja sudah lepas satu.



Jaejoong sedang berusaha memakai jeansnya kembali sambil sempoyongan. Changmin membantunya agar tidak sempoyongan.



“Changmin-ah..”



“Hyung, are you alright? Gwenchana?”



“….Bagaimana kau tahu aku disini?” Jaejoong yang akan mengambil posisi duduk, sedikit mengaduh kesakitan.



“Hyung, hati-hati…”



“…Min-ah, kau tidak melihat semua itu kan?” Jaejoong menatap his dongsaeng dengan cemas.

Changmin mengambil duduk disamping Jaejoong, “….pertama, aku tidak mengikutimu, hyung, aku kebetulan lewat sehabis pulang dari kampus. Kedua, aku tidak melihat, tapi mendengar…..semuanya….”



“….Oh Changmin-ah…. Mianhae….” Jaejoong tiba-tiba menitikkan airmata, “Kau tidak seharusnya tahu hal ini…. aku hyung yang buruk buatmu…”



“Tidak, hyung….” Changmin memegang tangan Jaejoong yang gemetar. “….You’re still my best hyung…ne?”

Jaejoong mengelap airmatanya dengan tangannya yang bebas, “I hate him, Min. I really hate him. I wanna get over him. Banyak kelakuannya yang membuat rasa sayangku padanya hilang. I …hiks… I hate…hiks…him…”



“I understand it…” Tangan Changmin yang semula memegang tangan gemetar Jaejoong, kemudian berpindah ke atas pundak Jaejoong dan mengusap-usapnya dengan lembut.



“Changmin-ah…. What should I do?!”



Changmin lalu melepas jaket tebalnya dan memasangkannya dipundak Jaejoong. “Sudah malam hyung, diluar dingin sekali. Ayo kita pulang, ne?”



“Tapi aku- bagaimana menjelaskannya pada ibuku?”



Changmin terdiam berfikir.



“Ah, begini saja. Saat melewati restoran umma, kau bilang saja berencana akan mengajariku masak. Dan kau menginap di kamarku. Sounds good enough?”



“….yeah…”



Akhirnya Changmin membopong Jaejoong sampai depan restoran yang sekaligus rumahnya. Disitu Jaejoong berpura-pura berjalan normal dan berkata kepada ibunya seperti yang direncanakan tadi. Lalu setelah “misi” selesai, Jaejoong kembali dibopong oleh Changmin menuju kosannya.





*



“Changmin, gomapta….”



“For what, hyung?”



“For helping me.”



“Nah, anggap saja hutang budiku lunas. Hutang budi atas kebaikanmu setiap hari membawakan aku sarapan.”

Changmin sibuk menggantungkan dan merapikan semua atribut perkuliahan yang menempel di tubuhnya seharian itu. Jaejoong duduk beristirahat di sofa mini sambil tersenyum, memperhatikan dongsaeng-nya sibuk dengan dirinya sendiri. Jaket tebal Changmin masih menempel dibadannya.



“Wanna some tea?” pertanyaan Changmin sedikit menghentakkan Jaejoong. Ia lantas mengangguk.

Jaejoong kembali mmperhatikan gerak-gerik Changmin yang sedang lihai membuat dua gelas teh hangat.



“Min-ah….” Jaejoong memanggil Changmin dengan lembut -mungkin seperti itu yang ditangkap oleh telinga Changmin. Ia pun menengok.



“ Yup?”



“….Nothing,just….ah lupakan saja.”



Changmin menghapiri Jaejoong dan menyodorkan segelas teh hangat padanya. “Hyung…. maafkan aku, aku tak bisa menolongmu karena aku-“



“Tidak Changmin, aku tidak menyalahkanmu. Okay.” Jaejoong menerima teh hangat tersebut dan mengucapkan terimakasih.



“Tapi aku berada disana sampai…sampai…”



“Iya, aku mengerti. Aku lebih bersyukur kamu tidak melihat semua yang terjadi…”



Mereka terdiam sesaat.



Tiba-tiba Jaejoong menyenderkan kepalanya ke atas pundaknya dan memejamkan matanya. “Min-ah… Gomawo.”



“Cheonmaneyo, hyung….”



Dan mereka pun berbincang-bincang ringan seputar hal lucu dan menarik yang pernah mereka alami. Changmin yang memulai itu terlebih dahulu, karena ia ingin hyung-nya melupakan kejadian buruk yang barusan Jaejoong alami, walaupun hanya sejenak. Namun ia tidak memberitahu Jaejoong soal Yeonhee, ia merasa bukan saatnya membicarakan hal itu. Lalu Changmin memaksa Jaejoong tidur di kasurnya, karena Jaejoong lebih pantas disana dengan kondisinya saat ini. Ia baik-baik saja jika tidur di atas sofa atau di karpet saja. Changmin beralasan belum mau tidur karena ia harus menyelesaikan essaynya yang tertunda tadi siang.



Akhirnya Jaejoong pun terlelap, dengan Changmin menemaninya sambil berkutat dengan laptop kesayangannya, membuat essai. Malam ini akan menjadi malam yang panjang baginya.





****



Changmin merasakan kehangatan menyentuh wajahnya, dan itu membuatnya terbangun sambil memicingkan mata. Sinar matahari pagi menyorot langsung ke wajahnya dan membuatnya duduk terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih setengah terbuka, ia melihat jam yang terpajang diatas meja bukunya.



Pukul 07.00 a.m.



Ia masih punya waktu 2 jam untuk bersiap-siap berangkat ke kampus.



Namun ia melihat ada seseorang di dapur mungilnya sedang sibuk menuangkan masakan dari wajan ke piring, dan ia mencium aroma masakan yang sangat menggoda.

Ia baru ingat bahwa Jaejoong semalam menginap di kosannya. Dan sekarang ia sedang membuat sarapan untuknya.



Changmin tiba-tiba merasa hatinya ikut tersinari oleh sinar matahari pagi.



“Hyung?”



Jaejoong dengan tersenyum lebar membawa piring yang berisi hasil karyanya dan menaruhnya diatas meja serba guna. “Sarapan sudah jadi~”



“Kau membuat ini semua?”



“Yup.”



Changmin tersenyum bahagia. Hyung-nya terlalu baik.



“Sekarang kamu mandi dulu, baru boleh memakan sarapannya. Okay.”



“Baiklaaahh….” Ujar Changmin sambil berdiri melangkah menuju kamar mandi. “Kau seperti umma-ku, hyung.”



“Anggap saja begitu.”



“Dan jika kau adalah istriku, aku sudah menghukummu dengan ciuman maut morning kiss!” teriak Changmin dari pintu kamar mandi dan tertawa.



“Coba saja!” Jawab Jaejoong, pipinya sedikit merona.



“Huh, tidak jadi deh. Lebih baik aku mencium umma-ku. Hahahaaha….” Changmin lebih dahulu menutup pintu kamar mandi sebelum Jaejoong melemparnya dengan celemek.



Changmin bahagia, hyung-nya sudah tidak terlihat bersedih lagi.



Setelah ia bersiap-siap untuk berangkat kuliah, lalu melahap sarapan bersama Jaejoong, akhirnya ia bisa mengejar kereta dan mendapat duduk yang nyaman. Sebelumnya ia sudah berpesan pada Jaejoong, jika ia memerlukan bantuannya, segera hubungi ponselnya. Jaejoong berterima kasih atas hal itu.



Pagi ini membuatnya menjadi bersemangat.



Ditambah, saat ia telah menapaki langkahnya di depan kampus, ia sudah disambut oleh Yeonhee. Mereka berjalan bersama hingga persimpangan jalan menuju kelas jurusan masing-masing.



“Changmin-ah, see you again at kantin selatan ne?”



“Huh?”



“My treat….?” Yeonhee tersenyum berharap.



“….yeah, okay.” Changmin membalas senyumnya. Kemudian mereka benar-benar berpisah hingga waktu istirahat nanti.



****



Note: Mian sekali lagi buat fans2nya Yunho, aku bikin dia jadi badboy disini #Bow

2 comments:

  1. Jaejoongieomma disini jadi yeoja atau namja sis? Bingung guee... tpi ff mantappp!! Lanjutin yahhh!!

    ReplyDelete
  2. suka sekali dengan pairing minjae....akhirnya nemu ff dengan pairing ini ..keren...

    ReplyDelete

 
Share

TVXQ in Fanfiction © 2012 | Template By Jasriman Sukri