DolMaid

Title : DolMaid
Pairing : Yoosu
Genre : GS, romance, angst,fantasy,fluff
Rating : K+
Leght : One Shoot
Author :  Nna Cassiopeia Yunjaeyoosumin
Other Cast :
 Yunjae, Minrin *mian ikutan eksis..hehe*

*****



Annyeong^^..mian ya kali ini gak bawa ff MSB..ini Cuma ff selingan kok dan MSB-nya masih tetap dilanjut..
Thanks for Annie Junchan Cassiopeia.. gara2 smsan munculah ide seperti ini..hehe
Mian ya klw di sini lumba-lumba jdi jelek image-nya..ini hanya fict.OK^^
Tidak perlu berlama-lama..langsung aja-

***
Segerombolan lumba-lumba sedang berenang sembari bermain menemani sesosok dolmaid yang sangat menggemaskan. Sesekali lumba-lumba itu melompat menunjukkan permainan yang indah membuat sang dolmaid terpesona sampai menyungingkan senyuman di wajahnya. Walaupun sudah malam tidak sedikitpun menyurutkan semangat mereka bahkan rembulan pun ikut menemani mereka dengan sinarnya yang menyejukkan. Kegiatan mereka harus berhenti sejenak ketika mendengar suara lembut seorang mermaid cantik..

“Su-ie sayang. Kkaja kita kembali ke istana ini sudah malam. Kasihan bukan para lumba-lumba juga perlu istirahat su-ie”

Dolmaid tersebut mengerucutkan bibir tipisnya. Mermaid cantik ini hanya tersenyum melihat tingkah si yeodongsaeng yang sangat menggemaskan. Mereka berdua adalah sepasang kakak-beradik yang sangat dihormati oleh seluruh penghuni kerajaan selain sikap mereka yang baik dan murah senyum ini menjadikan salah satu dari mereka sebagai simbol para mermaid, ada suatu keanehan pada adik mermaid cantik ini sehingga banyak yang bersandiwara ketika mereka bertemu sang adik di dekat raja,ratu maupun si mermaid cantik. Mereka berdua juga merupakan kedua putri dari raja yang menguasai seluruh lautan di muka bumi ini.

“tapi eonnie..mereka tidak mengatakan apapun padaku”

“tentu saja su-ie. Mereka tidak ingin melihatmu bersedih sayang. Biarkan mereka istirahat dan Su-ie juga harus beristirahat. Besok kalian juga bisa bermain lagi”

Akhirnya sang adik pun menuruti perkataan sang kakak dan mereka pun kembali ke kerajaan.

***

“appaaaa..kau menyebalkan!! Mengirimku kesini..ke pulau yang tak ada clubnya dan tentu saja tidak ada gadis cantik nan sexy disini..menyebalkaaaaan”

Gerutuan tersebut berasal dari seorang namja yang bernama Park Yoochun. Namja tampan, bermata sipit dan mempunyai ciri khas yaitu jidatnya yang sangat lebar seperti lapangan sepak bola *plaak*. Ia terpaksa harus duduk di kamar sambil menggerutu kesal karena ayahnya yang seorang pengusaha terbesar dan terkaya nomor  2 di Korsel menyuruhnya pergi ke pulau Dhollie untuk merenungkan dan memperbaiki sikapnya yang nakal, suka membantah dan menghambur-hamburkan uang untuk gadis-gadis nakal yang ada di klub malam.

“sekarang apa yang harus aku lakukan ?. Tidur ? tapi aku juga bosan kalau tidur terus. Ah, sebaiknya aku mengelilingi pulau kecil ini saja”

Yoochun pun mengambil kacamata hitamnya dan memakai sendal jepitnya bergegas untuk berjalan-jalan di sekitar pulau ini.

Kleek

Ketika membuka pintu bersamaan pula dengan penghuni kamar yang berada di seberang kamar hotelnya membuka pintu. Betapa terkejut dan bahagianya Yoochun ketika melihat wajah penghuni kamar seberang dan ternyata dia adalah sahabat Yoochun yang tidak jauh berbeda dengannya.

“Yunho..my best friend. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau juga di sini ?”

“ponselku rusak,Chun.. aku hanya mengunjugi hotel yang baru dibeli appaku beberapa hari yang lalu. Dan sedang apa kau di sini ? bukankah Park Yoochun menyukai kehidupan malam di kota dan gadis nakal,hah ?”

“nanti saja dibahas. Bagaimana kalau kau menunjukkan tempat terbaik di sini ? dan jangan lupa kau juga tidak jauh berbeda denganku Yunho tentang gadis nakal dan kehidupan malam”

“hehehe”

Mereka berdua pun melangkahkan kakinya meninggalkan hotel menuju panorama yang indah nan mempesona yang menunggu mereka di luar hotel.

***

Kembali pada Kerajaan bawah laut ShinKi atau lebih tepatnya duo mermaid yang sejenis namun berbeda. Mermaid cantik ini bernama Jaejoong, ia merupakan seorang calon ratu di Kerajaan. Ia juga sering membantu para binatang laut yang tersesat kembali ke tempat asalnya dan mengajari para binatang beradaptasi di lautan lepas yang terkesan mengerikan.

Sedangkan adiknya bernama Junsu. Ia Dolmaid yang istimewa menurut sebagian pemikiran namun adapula yang menganggapnya aneh hingga ia dijauhi dengan segerombolan ikan dan binatang laut yang ingin ia ajak berteman. Junsu sebenarnya tidak menginginkan dirinya menjadi Dolmaid. Setengah Dolphin dan mermaid. Raja dan Ratu menyadari ada suatu kejanggalan pada putri bungsu mereka, Junsu. Pada umur 5 tahun sang putri bungsu sudah mengerti bahasa lumba-lumba bahkan sampai berkomunikasi.

Lumba-lumba dianggap binatang keramat di sana dan tidak sembarang  yang mengerti bahasa lumba-lumba kecuali Junsu, raja dan ratu. Ketika ingin mengerti dan mempelajari bahasa lumba-lumba harus belajar dengan keras dan rela berkorban. Bagi mereka yang tidak seperti itu dianggap membawa kesialan dan kebahagiaannya hanyalah di ujung tanduk apalagi jika suaranya seperti lumba-lumba.

Dan suara Junsu rupanya seperti lumba-lumba padahal suara sebenarnya seorang mermaid adalah suara yang lembut dan merdu namun itu tidak dimiliki Junsu. Ia mempunyai suara yang nyaring dan cara tertawa yang membuat para penghuni laut terkejut sampai ada yang menutup pendengaran mereka. Tidak ingin putri bungsu mereka menderita, raja dan ratu pun tidak membiarkan Junsu keluar dari Kerajaan saat pagi sampai pentang. Ia hanya diizinkan keluar pada malam hari dan hanya sebentar tidak terlalu lama.

‘aku bosan di kamar terus. Mengapa appa dan eomma tidak memperbolehkanku keluar ?. aku bosan..sebaiknya aku ke daratan saja diam-diam lagipula eonnie,appa dan eomma sedang sibuk dan hanya ada si Key penjaga yang mudah kubodohi..eu kyang kyang.. daratan tunggu aku’

***

Yoochun terduduk di hamparan pasir yang luas membentang di pantai ini. Ia sungguh kesal karena Yunho meninggalkannya karena panggilan pegawai hotel yang memintanya mengurus beberapa permasalahan karena hotel yang baru di beli ini.

Matanya memandang ombak yang bergulung-gulung itu dengan seksama sampai matanya menangkap sebuah siluet yang menyilaukan namun kacamata hitamnya memberinya perlindungan dari kilauan yang ada di tengah laut yang semakin mendekat pada bibir pantai.

Yoochun pun melepaskan kacamatanya dan bergegas menuju ke arah kilauan dari laut itu.

“akhirnya..aku sampai juga di daratan. Ternyata Taemin baik juga mau meminjamiku pakaian dan kalung dolphin ini untuk mengubah ekorku menjadi kaki. Oh.. aku harus memakai pakaian manusia juga bisa pingsan mereka melihatku naked begini..eu kyang kyang”

Junsu pun memakai pakaiannya dengan cepat dan buru—buru berdiri sebelum ada manusia yang melihatnya. Baru saja Junsu ingin melangkah namja berjidat lebar ini sudah berdiri di depannya.

“kilauan yang tadi. Apa itu kau ?”

“a..ani..kilauan apa ? aku tidak melihatnya”

Junsu cukup terkejut ternyata ada yang melihatnya. Seorang mermaid pada siang hari akan memancarkan kilauan indah dari tubuh hingga ekornya.

‘benarkah ?. aneh tadi kilauan itu memang berhenti di sekitar sini tapi dia juga  berdiri di bibir pantai ini. Apa dia berbohong ?. ah, sudahlah..jika diperhatikan gadis ini imut dan sexy..lihatlah butt dan paha mulusnya. Oh.. aku mulai tergoda. Sepertinya tidak buruk juga berlama-lama di sini’

“apa yang kau perhatikan jidat lebar ?”

Junsu yang risih dengan tatapan mata Yoochun yang melihatnya dari bawah ke atas apalagi ia memakai dress setengah paha yang memperlihatkan paha mulusnya.

“MWO ? JIDAT LEBAR ? Sepertinya kau harus kuberi pelajaran cutie”

Seringain khas seorang Park Yoochun si playboy mulai terlihat sekarang. Ia mendekat pada Junsu dan Junsu juga mundur secara perlahan sambil menelan ludahnya.

grep

Yoochun menarik tangan mungil Junsu dan mendekapnya dengan erat sembari mencium bibir tipisnya.

“Ummph..ummph..lep..mmmph..pas..aah”

Junsu terus meronta tapi Yoochun tidak menghiraukannya. Ia malah berani meraba butt sexy Junsu dan sesekali meremasnya tanpa melepaskan ciuman panas ini. Sesudah puas Yoochun memberikan ‘pelajaran’ pada yeoja imut ini. Yoochun beranjak meninggalkan Junsu yang mematung di tempat. Sampai dua kata yang sangat Yoochun benci itu memberhentikan langkahnya sehingga ia membalikkan badannya menghampiri Junsu kembali.
“JIDAT LEBAAAR.. DASAR MESUM..BRENGSEEK KAU JIDAT LEBAAAR”

TAP
TAP
TAP
“itu masih permulaan sayang. Apa kau ingin lebih ?"

“ani..aniya..HUWAAAAA..EONNIE..APPA..EOMMA..DOLPHINS.. JIDAT LEBAR SENTUH-SENTUH SU-IE..HUWAAAAAA”

Tangisan Junsu pun pecah. Yoochun menutup rapat-rapat kedua telinganya, teriakan Junsu sangat keras mungkin saja orang yang mengidap serangan jantung akan mati di tempat bila mendengar teriakan seperti ini. Yoochun pun panik melihat yeoja ini menangis. Ia bekap mulut junsu dengan tangannya. Dan menarik Junsu mengikutinya.

***

“sudah agak lega ?.. Mianhae aku tidak bermaksud begitu hanya aku kesal karena kau memanggilku seperti itu..aku minta maaf..aku akan mengabulkan semua permintaanmu sebagai permintaan maafku..jangan menangis lagi ya..mianhae..”

Sepertinya gadis ini mampu mengubah sikap Yoochun sedikit demi sedikit secara tidak sengaja. Yoochun bukanlah seseorang yang mudah minta maaf walaupun perbuatannya sudah di luar batas namun kali ini berbeda demi yeoja ini, ia rela meminta maaf.

“hiks..hiks..benarkah ?”

Yoochun pun mengangguk. Sepertinya ia salah mengeluarkan ucapan dengan mengabulkan semua permintaannya ?.

‘aduh.kenapa aku bilang itu ?’

“baiklah..su-ie maafkan.. tapi namamu siapa ?”

“aaa,ne.. namaku Park Yoochun.. dan kau ?”

“namaku Junsu tapi panggil saja aku su-ie. Itu nama panggilanku sejak kecil.. bagaimana kalau Chunnie mengajakku jalan-jalan di kota ini ?”

‘Chunnie ? manis sekali.. sepertinya aku mulai terpikat pada pesonanya’

“Kkaja nae su-ie^^”

***

“Nona Jaejoong.. nona Jaejoong..”

Penjaga Key menghampiri Jaejoong yang baru saja pulangnya membantu para ikan dan binatang lainnya. Key yang sudah berwajah pucat pasi memanggil namanya dengan gelisah. Sepertinya ada kabar buruk ?

“Nona Jaejoong.. Nona Junsu menghilang”

“Mwo ?. Mengapa bisa begitu ? apa raja dan ratu sudah kembali ?”

“Belum,nona..nona maafkan saya..hiks..hiks..telah lalai menjalankan tugas..hiks..hiks..menjaga nona Junsu..hiks..hiks”

“sudahlah jangan menangis..aku pasti akan menemukannya.. tolong rahasiakan ini sampai aku kembali. Jangan ceritakan ini kepada siapapun..aku akan mencarinya ke daratan”

***

Yunho berjalan-jalan kecil sambil menikmati pemandangan indah ini dengan langit yang berwarna orange dan sang mentari yang ingin beristirahat karena sudah melakukan tugasnya. Ia terpukau melihat seorang yeoja yang sangat cantik berjalan mendekatinya. Mata tajamnya tidak sedikitpun berkedip menyaksikan pemandangan luar biasa indah ini.

“annyeong.. apa kau pernah melihat seorang yeoja yang berpipi gembul dan bersuara seperti lumba-lumba ?”

“...”

“hei”

“aaa..mianhae.. aku tidak melihat yeoja yang kau tanyakan tapi aku melihat bidadari berbicara di depanku”

“jangan coba merayuku.. apa kau benar-benar tidak melihatnya ?”

“tentu saja cantik..tapi ada satu hal yang mungkin bisa kuberitahukan padamu dan mungkin saja bisa memberi jawaban untuk pertanyaanmu..tapi ada 3 syarat”

“jangan bertele-tele. Aish,baiklah..cepat katakan”

TAP

TAP

Chu

“ummph..ummph..aah..ummph”

Jung Yunho memang tidak terlalu berbeda dengan Park Yoochun hanya fisik yang dapat membedakan mereka.
“haah..haah.. KAU!!!”

“Kenalkan namaku Jung Yunho. Ciuman itu syarat pertama dan yang kedua, aku akan menemani kau mencari yeoja itu sampai ketemu dan syarat yang ketiga akan aku katakan bila waktunya sudah tepat. Tadi siang aku mendengar teriakan yang cukup membuatku nyaris tuli. Teriakan melengking seperti lumba-lumba di pantai ini dan sepertinya ia menangis”

Jaejoong membelalakan matanya. Ia yakin bahwa yang Yunho katakan adalah adik tercintanya Junsu. Tapi bagaimana ia bisa menemukan Junsu jika ia saja baru menginjakkan kakinya di daratan dua kali dan hanya di pantai tidak ke dalam kota.

Dengan banyak pertimbangan, ia memutuskan untuk mengikuti semua syarat Yunho. Ia pun berjalan ke arah kota dengan diitemani Yunho sebagai penunjuk jalan. Yunho sangat bahagia bisa berjalan dengan yeoja yang tercantik yang pernah ia lihat. Senyum pun tak henti-hentinya tersungging di bibirnya sehingga Jaejoong bergidik dibuatnya.

***

“Chunnie..boneka ini lucu kayak Su-ie..eu kyang kyang”

Yoochun tersenyum geli melihat tingkah menggemaskan Junsu dan tawa khasnya. Mereka berdua sedang menikmati pesta malam yang diadakan sebuah pusat permainan sederhana yang berada di kota. Malam tidak menggoyahkan para pengunjung menikmati acara serta jajanan yang ditawarkan pihak penggelar acara.
“Su-ie lihat..Chunnie pasti mendapatkan boneka untuk Su-ie lagi”

Junsu pun semakin melebarkan senyumannya ketika mendengar kata boneka. Maklum saja, di Kerajaan tidak ada yang bernama boneka. Junsu sangat senang bisa ke kota dan bertemu Yoochun namja pervert yang baik.

DOR
DOR
DOR

“ini tuan..chukkae.. pasti yeojachingu anda senang mendapatkan namjachingu-nya jago menembak”

BLUSH

Pipi kedua orang ini memerah sempurna mendengar perkataan Junsu. Mereka hanya tersenyum malu-malu. Yoochun pun menggandeng tangan Junsu beranjak pergi ke tempat foto wedding. Entahlah apa yang dipikirkannya. Yoochun sangat ingin melihat Junsu memakai gaun pernikahan dan didampingi dirinya. Tanpa ia sadari perasaan cinta mulai ia rasakan..

Sesudah selesai memakai pakaiannya. Yoochun dan Junsu pun berdiri di tempat yang sudah dipersiapkan. Dengan gaun putih panjang dan Yoochun yang memakai tuxedo putih sangatlah tampan. Para yeoja yang melewati mereka berbisik-bisik iri melihat calon pasangan ini.

“tuan..tolong berhadapan dengan nona ini lalu peluk pinggangnya dan tatap matanya..kalian sangatlah serasi”
Yoochun mengikuti apa yang dikatakan juru kamera. Ia menatap mata Junsu sedalam-dalamnya dengan lembut dan tersenyum. Junsu pun menatap Yoochun dengan lembut. Seolah terhipnotis dengan tatapan Junsu. Yoochun mendekatkan wajahnya ke Junsu dan refleks Junsu memejamkan matanya merasakan bibir tebal ini mengecup bibir tipisnya.

CHU

JEPREET

“Sangat natural”

Suara riuh tepuk tangan membahana di sekitar mereka. Semua orang yang melihat foto mereka sangat setuju jika mereka benar-benar menikah. Suara tepukan ini pula yang membuat Yunho dan Jaejoong penasaran ada apa di sana. Mereka pun pergi ke tempat itu dan..

“Su-ie”

“Yoochun”

***

Mereka berempat sudah duduk di ruang istimewa yang dimiliki hotel ini. Hening. Tidak ada satupun yang berani berbicara kecuali Jaejoong.

“Su-ie. Ayo kita pulang sekarang..”

DEG

Kata yang tidak ingin Junsu dengarkan. Ia sudah merasa nyaman dan senang di sini. Karena Yoochun menyayanginya dan membuatnya merasa nyaman ketika bersama. Dia tidak ingin kembali ke kerajaan. Ia merasa terkekang di sana. Raja dan ratu selalu mengurungnya di kerjaan dengan pengawalan ketat dari ia berumur 7 tahun. Baginya hanya eonnie dan lumba-lumba atau dolphins yang mau berteman dengan Junsu dan menyayanginya. Ia ingin seperti Jaejoong yang mudah berteman dengan siapa saja namun sayangnya berbeda dengan Junsu, ia ditolak oleh siapapun kecuali penghuni kerajaan karena raja sudah membuat aturan tanpa Junsu ketahui. Semua mulai terlihat baik dan bersahabat dengan Junsu ketika di depan raja dan ratu  atau Jaejoong tetapi setelah semua tidak ada. Junsu dijauhi dan disiksa secara batin. Dia tidak pernah mengatakan apapun kepada siapapun tentang ini. Ia hanya diam dan menunjukkan wajah cerianya di depan mereka semua.

“eonnie..aku ingin di sini”

Yunjaechun menatap Junsu tidak percaya akan perkataan Junsu. Yoochun yang paling senang mendengar perkataan Junsu, Yunho pun begitu melihat sahabatnya bahagia dia juga turut bahagia. Jaejoong bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang ?. Di satu sisi, ia ingin melihat adik tercintanya bahagia tapi di sisi lain, dia tidak mau hal ini akan berakibat fatal bagi manusia. Ia harus mengorbankan salah satu dari pilihan itu.
“Su-ie itu tidak mungkin. Kau tahu apa akibatnya jika kau tetap di sini ?”

Junsu terdiam. Ia tahu apa yang akan terjadi jika ia tetap berada di sini. Appa pasti akan menghancurkan tempat ini dan manusia yang telah berani mengubah anak tercintanya menjadi pembangkang seperti ini. Yoochun sudah mengubah hidupnya yang penuh kesedihan menjadi bahagia walau sesaat. Junsu menggelengkan kepalanya dan menghela nafas panjang sepertinya ia sudah membuat keputusan yang menurutnya tepat.

End Author POV

Junsu POV
Mianhae..Chunnie..aku harus melakukan ini..aku tidak ingin kau menderita gara-gara bersamaku. Bukan hanya Chunnie yang akan menderita jika aku tetap bersikukuh di sini tapi semua manusia yang ada di pulau ini. Dolmaid memang hanyalah Dolmaid yang tidak akan mendapatkan kebahagiaan abadi..
“ne,eonnie. Aku tahu.. mari kita pergi”

“Su-ie, kau bercanda kan ? mengapa kau tidak bisa di sini tetap bersamaku ?. Su-ie kau tahu aku dapat mengubah diriku yang buruk menjadi baik karena kau Su-ie. Aku akan melakukan apapun yang kau minta agar kau tetap bersamaku asalkan kau tidak pergi. Aku..Aku mencintaimu”

Deg

“Aku mencintaimu”

Terima kasih Chunnie. Aku tidak ingin membuatmu terluka lebih dari ini hanya karena diriku yang seorang dolmaid hina ini. Jika kita memang berjodoh..kita pasti akan bertemu kembali Chunnie dan sampai saat itu akan tiba aku tetap akan selalu mencintaimu. Terima kasih karena sudah membuatku tahu bagaimana kebahagiaan itu..

Terima Kasih.. Aku mencintaimu..

“eonnie”

Pip

“Su-ie..ja..jangan pergi”

Bruuk

Mianhae Chunnie..

***

“APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SANA,HAH ?. KALIAN TAHU ? DARATAN SANGAT BERBAHAYA BAGI KITA DAN KAU SU-IE, BERANINYA KAU PERGI DIAM-DIAM KESANA DAN MENYUKAI MANUSIA YANG MENJIJIKAN ITU.. APA YANG BISA IA BERIKAN PADAMU ?.KEBAHAGIAAN ?,BOHONG BESAR.. MANUSIA HANYALAH SEKELOMPOK MAKHLUK KEJI YANG TAK MEMPUNYAI PERASAAN PADA ALAM..KAU SUDAH DIPERDAYA SU-IE. KAU HARUS MELUPAKAN MAKHLUK MENJIJIKAN ITU!!”

Makhluk menjijikan ? keji ?

Cukup. Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Aku sudah muak dengan semua ini.. aku akan mencapai kebahagiaan itu dengan tanganku sendiri..

“APPA SALAH!. Merekalah yang memberikan dan menyadarkan Su-ie bahwa kebahagiaan itu ada.. tidak seperti di sini. Apa appa tahu ? selama ini aku selalu diasingkan oleh mereka semua,dihina, dicaci maki, disiksa. APA APPA TAHU ? Sejak saat itu kebahagiaan Su-ie mulai sirna, hanya eonnie dan dolphins yang membuat kebahagiaan itu sedikit mulai terasa namun harus lenyap kembali ketika appa mengurungku dan tidak membiarkanku keluar dari kerajaan ini. Apa appa tahu bagaimana rasa sakit itu? dijauhi teman-teman,dihina, bahkan appa kandungku mengurungku ? dan ketika aku sudah menemukan kebahagiaan itu aku harus melepasnya ?. Tidak appa..aku akan tetap mencintainya sampai aku mati”

“...”

Semua orang terdiam mendengar perkataanku. Eomma dan eonnie menangis. Mianhae telah membuat kalian menangis. Aku sudah tidak sanggup menahan ini semua..

“Baiklah jika itu yang kau inginkan..Kau akan menjadi manusia sejati”

“CHANGMIN. APA YANG KAU KATAKAN!. Su-ie tidak akan kembali bersama kita jika dia menjadi manusia sejati..hiks..hiks..”

“Ani..eomma.. aku akan selalu mengingat appa,eomma dan eonnie bahkan seluruh penghuni alam ini.. Izinkan Su-ie mendapatkan kebahagiaan Su-ie bersamanya eomma. Su-ie sangat mencintainya melebihi diri Su-ie sendiri”

Aku harap eomma mau mengizinkanku. Ini adalah keputusanku.. aku sudah membulatkan tekadku..aku akan menemuinya..

“Baiklah..hiks..hiks..dapatkan kebahagiaanmu Su-ie. Eomma akan selalu mendukung  dan melihat perkembanganmu dari sini. Maafkan eomma yang sudah gagal membuat putriku bahagia..hiks...hiks..”

“ani..eomma..ini sudah membuatku bahagia.. Mian jika Suie membuat eomma menangis seperti ini”

Grepp

Aku memeluk eomma untuk terakhir kalinya. Aku sangat bahagia mempunyai eomma sepertinya..aku tahu eomma tidak ingin melepas pelukan ini tapi akhirnya eomma melepaskan walaupun terpaksa.

Grepp

“Bahagialah adikku.. aku..hiks..sangat se..hiks hiks..nang melihatmu bahagia dan sampaikan salamku padanya”
Aku mengangguk. Aku benar-benar sangat bahagia sekarang..

Greep

Tanpa terduga Appa memelukku sangat erat dan membisikan perkataan yang sangat membuatku bahagia dan tersenyum..

“Mianhae Su-ie, appa selalu mengekangmu.Mian.. appa baru menyadarinya sekarang..berbahagialah anakku..kami mencintaimu dan minumlah ini”

Aku pun meminum ramuan berwarna ungu yang appa berikan padaku..

“Aku mencintai kalian”

Gleek Gleek

“SU-IE”

“Neul Rin tenanglah..biarkan ia bahagia”

Bruugh

Gomawo semuanya..

End Junsu POV


***


Yoochun POV

Aku tidak bisa mengingat apapun ketika aku terbangun di ruang dimana kami berkumpul dan Jaejoong meminta Junsu kembali. Entah mengapa aku tidak bisa mencegahnya saat itu. Aku hanya mengingat ada cahaya merah membuat aku dan Yunho pingsan dan hanya mengingat sekilas kejadian Su-ie belum pergi. Yunho juga sama sepertiku. Ia jatuh cinta pada noona Junsu dan ia juga menunggu sepertiku namun dia terlihat lebih sabar daripada aku.

Hmm,Ini sudah 2 hari sejak kepergian Su-ie dan aku tetap menunggu di pantai ini, tempat aku dan Su-ie pertama kali bertemu. Aku sangat merindukan dirimu Chagiya.. senyummu, tawamu,tingkahmu,sikapmu yang sangat menggemaskan..aku merindukan semua yang ada pada dirimu..

Kau tahu.. aku sudah tidak memikirkan uang,gadis nakal maupun Club malam. Dipikiranku hanya ada namamu Su-ie. Kau berhasil mengubahku yang buruk ini menjadi baik dan juga membuatku merasakan yang namanya cinta sejati..

Su-ie, kumohon..

Kembalilah..

Kembalilah..


Wuush

“Aku kembali Chunnie”

Aku sedang tidak bermimpi,bukan ?. Kubuka mataku yang terpejam perlahan. Ia kembali..

Su-ie kembali..

Grep

“Kemana saja kau selama ini Chagi ?. Kau tahu aku sangat merindukanmu dan kau hampir membuatku gila tapi semua sudah terbayarkan dengan kembalinya dirimu”

Chu

Aku melumat bibirnya dengan lembut. Aku tidak ingin menyakitinya..

Gomawo Su-ie kau sudah kembali padaku..

“Chunnie..Mianhae kalau Su-ie membuat Chunnie sedih. Su-ie ingin bilang pada Chunnie kalau Su-ie mencintai Chunnie”

Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan..

“Aku juga mencintaimu Su-ie. Maukah kau menjadi pendamping hidupku selamanya ? menjadi istri serta ibu untuk anak-anak kita kelak”

Ini memang pelamaran simple hanya sunset,burung-burung,ombak dan pantai ini yang menjadi saksi bisu kami. Tapi ini sangatlah berarti untuk kami berdua. Buliran air itu terus mengalir di kedua pipinya. Aku tahu ia pasti menangis bahagia.. aku juga sangat bahagia..

“Aku mau Chunnie”

End Yoochun POV

***

Jaejoong POV

Tok Tok Tok

Kleek

“annyeong^^”

Sepertinya ia tidak percaya aku berdiri di depannya..hahaha. Yunnie bear sangat lucu..

Chu

“Boo”

Greep

Aku membalas pelukannya. Aku sangat merindukanmu Yunnie. Kau tahu aku sangat bahagia ketika eomma dan appa mengizinkanku menyusul Su-ie menjadi manusia. Alasan utamaku menyusul Su-ie hanya karena Yunnie lalu aku ingin melihat Su-ie bahagia dengan orang yang telah ia pilih.

“Ini aku Yunnie. Apa Yunnie sudah melupakan Boojae ?”

“Ani.. aku tidak akan pernah melupakanmu dan bagaimana kau bisa kembali dan Su-ie ?”

Aku meletakkan telujukku di bibirnya dan mendorongnya masuk ke dalam kamar. Aku tidak ingin orang asing mendengar percakapan kami. Semoga Yunnie tidak terkejut mendengar ceritaku.

Aku menceritakan tentang indentitasku dan Su-ie sesungguhnya. Reaksi awal ketika ia mendengarku ia hanya terkejut namun sebentar. Ia mendengarkan ceritaku dengan serius dan ia merasa iba saat aku bercerita sedikit tentang Su-ie tapi kini semua itu sudah berakhir. Akhirnya Su-ie bisa berbahagia dan aku juga menemukan kebahagiaanku sendiri yaitu bertemu dan berada di sampingnya adalah kebahagiaan tersendiri untukku..

“Boo..menikahlah denganku..kau bersedia ?”

Deg

Apa aku bermimpi ?

Ani..ini nyata.. Yunnie melamarku..

Ia menyematkan cincin dijari manisku. Ukuran cincin ini sangat cocok dijari manisku,,aku benar-benar bahagia sekarang..

“ne.. aku bersedia Yunnie”

End Jaejoong POV

***

Author POV

Yoosu terus berjalan sembari bergandengan tangan membuat iri para tamu yang masih single. Ketika mereka hendak ke kamar Yoochun, Yunjae pun keluar dari kamar mereka. Segera saja Su-ie melepaskan tangannya dari genggaman Yoochun dan memeluk eonnie yang ia sayangi.

Greep

“aku merindukanmu eonnie..bagaimana eonnie bisa kembali ? eomma..apppa bagaimana ? apa eonnie juga ?”

“Aww..kenapa eonnie mencubitku.. Chunnie appo”

Junsu mengadu pada Yoochun tapi Yoochun tertawa lalu mengurangi rasa sakit Junsu karena cubitan Jaejoong. Yoochun tetaplah Yoochun, ia mengecup sekilas pipi dan bibir Junsu di depan Yunjae. Junsu tidak mengadu lagi tetapi ia bungkam seribu bahasa karena malu. Kedua pipinya merona sangat cantik. Mereka pun pergi menuju ruangan khusus yang dulunya pernah membuat mereka bersedih ketika Junsu pergi.

“eonnie..ayo cerita eonnie kenapa bisa di sini ?”

“karena aku ingin melihat adikku bahagia dan menemukan kebahagiaanku sendiri. Apa tidak boleh ?”

“tentu saja boleh eonnie.gomawo^^ tapi sejak kapan eonnie dan oppa berpacaran ?”

“sejak mencarimu Su-ie^^ dan sejak kapan kalian berpacaran ?”

“kami tidak berpacaran eonnie tapi kami mau menikah..hehe”

Yunjae pun memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua. Ternyata yunjae mengikuti jejak Yoosu yaitu menikah. Mereka pun mengobrol dengan santainya, sesekali Yoochun menggoda Junsu dengan mengatakan duckphin, duckbutt dolphin sehingga membuat mereka semua tertawa kecuali Junsu.. Junsu juga sudah menceritakan yang sebenarnya kepada Yoochun bahwa ia adalah Dolmaid, penggabungan mermaid dan dolphin, hanya saja dolphin itu berupa sikap dan mermaid berupa wujud sehingga terwujudlah Junsu *?*. Dolmaid yang dahulu sedih dan menyembunyikan raut wajah yang sebenarnya sudah tiada karena ia sudah mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya.


***
“Chagi.. putri kita sudah mendapatkan kebahagiaan masing-masing..aku sangat senang”ucap Ratu atau eomma Jaesu yang melihat putri serta menantu mereka di bola kristal yang ia pegang bersama Raja,suaminnya dan merupakan appa Jaesu.

“Ne.chagiya..aku juga sangat senang mereka bahagia. Mengapa tidak dari dulu saja..aku membiarkan mereka menjadi diri mereka sendiri..aku sungguh terlambat” Ratu hanya tersenyum dan mengecup pipi suaminya.

“ani.. tidak ada kata terlamabat Chagi.. lihatlah hasil perbuatanmu, melepas mereka berdua sehingga begini.. Changminnie”

“ne,chagiya.. aku juga sudah menemukan kebahagiaanku yaitu memilikimu Neul Rin dan mempunyai putri semanis mereka..”

Bahagialah kedua putriku..
Appa dan eomma akan selalu mendukung dan memantau kalian dari sini..
Kami mencintai kalian..

Dolmaid  yang dianggap aneh oleh semuanya kini tiada.. ia adalah Dholmaid yang manis..
Dolmaid yang diceritakan memiliki kebahagiaan di ujung tanduk hanya kebohongan belaka..
Ia Dolmaid yang mempunyai kebahagiaan tersendiri di dalam dirinya..
Ia adalah Dolmaid istimewa yang bisa menyadarkan seseorang dengan perkataannya dan membuat orang-orang senang berdekatan dengannya..
Dolmaid istimewa yang mendatangkan kebahagiaan bagi setiap orang..

The End

Beginilah akhir kisah Dolmaid^^
Mian ya kalau banyak typo ya itu sepertinya salah satu ciri khas saya..hehe
Yang udah baca yang sengaja maupun enggak..tinggalkan jejak ya berupa komen dan like^^
Gamsahamnida :D

Dandellion Of Love






Casts:
-          Park Yoochun
-          Lee Eun Hye (fictional girl)
-         Park Yoohwan
-        Yoochun and Yoohwan's mom
-        Han Ji Min

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup dimana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela bau, di dekat rel kereta api ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion.
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gadis itu berdiri menengadahkan kedua tangannya ke langit, berharap sebuah kebahagiaan akan jatuh tepat di telapak tangannya. Namun ia tahu, ia sangat tahu bahwa harapannya belaka, harapan akan kebahagiaan yang ia yakini akan datang suatu hari nanti.
Semuanya berjalan seolah mengikuti arah angin yang semakin menjauh dan tak akan pernah kembali.
Kenangan kelam yang selalu menghantuinya membuatnya semakin menjadi gadis penakut, terutup dan tak dapat menerima dunia luar.
“Oppa, eodiga?” gumamnya.
Hanya satu orang yang sangat ia harapkan akan segera datang dan memeluknya erat, menenangkannya dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Namun hari demi hari berlalu, hingga sudah 15 tahun ia hidup sendiri, sendiri dalam kehampaan, meratapi nasib buruk yang masih enggan meninggalkannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gadis bernama Lee Eun Hye itu berdiri di kamarnya menatap pada jendela yang memperlihatkan sebuah mobil hitam terparkir di depan panti asuhan itu, dan seorang wanita  berparas cantik dan bersahaja, disampingnya tampak anak laki-laki memakai kaos dan celana selutut dan tengah menggandeng tangan anak laki-laki yang lebih muda darinya.
“Nyonya Kim, dimana Eun Hye?” tanyanya.
“Jwesonghamnida, Nyonya. Tapi Eun Hye menolak untuk bertemu dengan Yoochun.” Pungkasnya.
“Oh, nan gwenchana. Padahal aku sangat ingin bertemu dengannya.”
Yoochun yang kala itu masih berumur 11 tahun hanya terdiam, menyadari bahwa ia sedkiti bersalah pada gadis kecil itu.
Mereka adalah sepasang teman bermain, dan terkadang Yoohwan yang berumur sama dengan Eun Hye ikut bermain bersama. Meski Eun Hye tinggal di sebuah panti asuhan, namun ia sangat bahagia mendapat teman bermain seperti mereka yang tinggal di sebelah panti itu.
Mereka bersekolah di sekolah yang sama, dan mereka akan bermain bersama sepulang sekolah.
Tak ada hari tanpa mereka bersama yang berlalu, dan membuat orang akan berpikir mereka adalah ketiga bersaudara.
“Eun Hye-ya. Oppa membelikanmu permen kapas.” Teriak Yoochun memasuki halaman panti asuhan dan berlari sekencang mungkin.
“Wow, gomawo oppa.” Pekik Eun Hye memeluk erat-erat oppanya itu.
Yoochun, sosok seorang kakak bagi Eun Hye yang kapanpun akan ada di sampingnya, yang selalu siap menjaganya. Ia sangat ingin menjaga Eun Hye, ia tak ingin siapapun menyakiti Eun Hye,  seolah ia menjaga batu permata yang ia temukan di dasar lautan. Eun Hye sangat berharga baginya. Begitulah perasaan seorang anak laki-laki berumur sebelas tahun terhadap anak perempuan berumur enam tahun.
Dan Eun Hye, adalah seoran gadis kecil yang sangat membutuhkan sebuah kehangatan dan kenyamanan keluarga, dan Yoochun dan keluarganya lah yang dapat memberi hal itu.
Baginya, hidupnya adalah sebuah mimpi buruk yang tak pernah ia bisa bangun dari itu, sebuah kenyataan bahwa orang tuanya telah membuangnya di anti asuhan itu. Bahkan ia tak tahu mengapa mereka dengan keji melakukannya.
Kenyataan itu telah membuat lubang di hatinya, meninggalkan sebuah luka yang membekas selamanya.
Dan tak ada kabar dari orangtuanya, tak ada seorangpun yang mencarinya.
Begitulah hidup, penuh dengan kejutan.

Suatu ketika Yoochun dengan penuh keraguan, takut akan menyakiti hati Eun Hye, mengatakan bahwa ia dan keluarganya akan pindah ke Virginia untuk beberapa lama yang ia pun tak tau akan berapa lama.
“Oppa, apa kau tak menyukaiku lagi? Apa eomma tak membenciku? Apa aku sudah menyusahkan kalian?” Tanya Eun Hye dengan nada bergetar, air mata yang hangat mulai menetes di pipi gadis berumur 6 tahun itu.
“Tidak, kami sangat menyayangimu, Eun Hye.”
“Lalu kenapa kalian pergi? Apa aku sudah berbuat salah? Katakan. Aku akan menjadi anak yang baik. Oppa.” Katanya terisak menahan air mata yang semakin membasahi pipi merahnya.
“Eun Hye-ya, eomma sangat menyayangimu, kau adalah anak perempuan eomma. Jangan menangis, sayang. Maafkan eomma, eomma, Yoochun oppa dan Yoohwan harus pindah ke Virginia.” Tutur ibu Yoochun seraya menarik tubuh mungil Eun Hye ke  dalam pelukannya yang hangat. Ia sangat ingin membawa gadis malang itu bersamanya, namun tak mungkin. Ia tak bisa melakukannya meski ia sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sejak saat itu, senyum jarang terlukis di bibirnya. Bahkan semuanya sudah berjalan selama 20 tahun, namun masih menyisakan kesedihan bagi Eun Hye. Bagi orang lain, 15 tahun adalah waktu yang cukup untuk memulai hidup baru yang lebih baik lagi, namun bagi Eun Hye 15 tahun waktu yang terlalu singkat untuk menutup luka hatinya, seumur hidupnya pun belum cukup. Ia bukanlah gadis kecil yang menangis sekencang-kencangnya lagi. Ia kini adalah gadis berumur 21 tahun yang tak lagi menunjukkan air matanya di hadapan orang lain. Dan ia hanya memendamnya dalam-dalam di hatinya, semakin membuat lubang di hatinya itu semakin dalam dan lebar. Hatinya terlalu sakit dan lubang itu tak dapat di sembuhkan lagi.
Ia mengamati bayangannya di cermin, seorang gadis berambut panjang sepunggung tegerai menjuntai di bahunya. Ia pulas wajahnya dengan bedak tipis, menghilangkan kesan wajahnya yang pucat.
Eun Hye bekerja di sebuah toko ‘CreBeau-Belle’ di Gangnam sebagai pelayan toko. Setelah lulus di Sekolah Menengah Atas, ia memang tak meneruskan ke jenjang perkuliahan, karena ia tahu benar tak ada biaya untuk itu. Masih banyak adik-adiknya di panti asuhan yang harus bersekolah. Sehingga ia memutuskan untuk bekerja membantu pendapatan pengurus panti asuhannya. Meski upahnya tak seberapa, namun ia sudah cukup senang.
Ia harus kuat untuk bertahan dari semua hal yang menghadangnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Eun Hye besumpah pada dirinya sendiri untuk terus bertahan memandang ke depan, berjalan menemukan kebahagiaan yang sudah disiapkan oleh Tuhan. Karena ia yakin ia akan ada kebaikan dari semua keburukan hidupnya.
Ia akan terus bertahan hidup bagaimanapun keadaannya, seperti bunga dandelion yang selalu bertahan dalam segala cuaca dan tempat, asla ada sinar matahari yang menyinarinya, dan sinar matahari bagi Eun Hye adalah Tuhan dan semua orang yang menyayanginya. Ia tak peduli dengan perkataan orang lain karena bukan dari mereka lah ia dapat bertahan hidup tapi dari orang-orang yang menyayanginya lah yang dapat memberinya sebuah penerangan dalam hidupnya untuk tetap bertahan.
Saat ia sedang berjalan menuju tempat kerjanya, di sela-sela trotoar yang retak tumbuh sebatang dandelion yang sudah mulai mongering namun masih berdiri tegak dengan penuh kepercayaan dirinya. Jangankan ia, bunga dandelion yang hanya bunga liar saja dapat tumbuh di tempat serawan itu.
Ketika ia akan berdiri dan melanjutkan langkahnya begitu saja terhenti karena berdiri di hadapannya sesosok pria berparas tampan, dan bertubuh tinggi.
“Oh, mianhada.” Katanya hampir saja menabraknya.
“Nan gwenchana.” Jawab Eun Hye seraya merapikan bajunya. “Permisi.” Ucapnya berjalan meninggalkan pria itu.
Pria itu hanya memperhatikan langkah Eun Hye yang semakin menjauh. Seolah ia mengenalinya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Annyeonghaseyo, ada yang bisa kami bantu?” sapa Eun Hye melayani salah satu pelanggannya.
“Oh, aku membutuhkan cream untuk……………….” Pelanggan itu memberitahukan padanya dengan seksama dan di saat itu pula pria bertuxedo memasuki toko itu.
“Bagaimana Jagi? Apa kau sudah mendapatkannya?” tanyanya dengan lembut dan berdiri di samping wanita itu.
“Belum. Sebentar lagi.”
 Saat Eun Hye datang membawa sekotak cream yang dibutuhkan pelanggan itu, ia mendapati pria yang mirip dengan pria yang tadi pagi ia temui di jalan.
“Berapa semuanya, ahgassi?”
“Semuanya 40 ribu won.” Kata Eun Hye menyerahkan tas kertas itu dan pria itu yang menerimanya.
“Ige.”
“Kamsahamnida.” Ucap Eun Hye membungkuk.
“Cheonamneyo. Annyeonghaseyo.” Balasnya membungkuk dan mengalungkan lengannya di lengan pria yang merupakan kekasihnya itu.
“Kajja, Yoochunnie~”
Deg! Mendengar nama itu membuat hati Eun Hye bergemuruh tak terkendali.
Yoochunnie? Yoochun? Ada berapa banyak nama Yoochun di dunia ini? Apakah Yoochun ini adalah oppanya?
‘Yoochun oppa, jika itu benar kau, apa kau tak mengenaliku?’ batinnya menghela napas, dadanya sakit.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Eun Hye mengayuh sepedanya menuju panti asuhan dan segera menyandarkannya di dinding pagarnya, ia bergegas menuju rumah kosong yang dulu didiami oleh Yoochun dan keluarganya. Namun harapannya menguap ke udara, tak ada seorang pun disana, bahkan gerbang rumah itu masih terkunci rapat. ‘Mungkin dia bukan Yoochun oppa.’ Ucapnya dalam hati. Ia percaya orang itu bukanlah oppanya, jika pria itu adalah Yoochun, bagaimana bisa orang itu tak mengenalinya. Atau mungkinkah ia sudah melupakan Eun Hye? Bagaimanapun juga semuanya sudah berlalu 15 tahun yang lalu.

“Eun Hye-ya, bisakah kau mengantarkan ini ke alamat ini?” pinta Nyonya Kim padanya.
“Nyonya Kim, bukankah kita tak melayani jasa pengiriman?” tanay Eun Hye bingung, baru kali ini ia diminta mengantarkan barang ke konsumen.
“Memang.. tapi pelanggan ini sangat sibuk, dan ia mau membayarnya lebih jika pesanannya diantar ke tempatnya.” Jelas atasannya.
“Oh, baiklah.”
Eun Hye mencocokkan alamat yang tertulis di secarik kertas itu sebelum memasuki bangunan itu, sebuah kedai es krim ‘Time Out’ yang berdiri kokoh dengan ornament modern disana.
“Annyeonghaseyo.” Ucapnya membungkuk pada pria yang berdiri di belakang meja kasir itu, pria yang ternyata adalah pria yang ia temui di jalan itu. Pria yang mirip dengan pria yang bersama kekasihnya di tokonya.
“Annyeonghaseyo, oh anda.. anda yang pernah kutemui di jalan itu bukan?” tanyanya memastikan, menarik bibirnya ke samping menyunggingkan senyumnya.
“Oh, ne~ Uhm, aku mengantar barang ini. Dan ini kertas pembayarannya.” Ucap Eun Hye sembari memberikan tas belanjaan itu dan struknya.
“Sebentar…” katanya dan memanggil ibunya.
Ketika seorang wanita paruh baya itu keluar dari ruangannya dan menemui Eun Hye. Eun Hye sangat mengenal wanita itu, wanita yang biasa menenangkannya saat Yoochun dan Yoohwan menggodanya, wanita yang biasa menyuapinya saat ia sedang sakit, wanita yang tak pernah luap membelikan makanan yang ia beli sama seperti kedua anak laki-lakinya itu.
“Eomma” gumamnya tertahan, matanya mulai menghangat membendung air mata di sudut mata yang hampir menetes namun ia menahannya.
“Ahgassi, ini uangnya.” Kata wanita itu tersenyum menyerahkan beberapa lembar uang dan tersenyum padanya, senyum yang sama sekali tak berubah, senyum yang 15 tahun lalu selalu ia lihat, wajahnya pun masih sama, masih secantik dulu, hanya ada 1 atau 2 kerutan di sudut matanya, namun tak mengurangi kecantikannya.
Pria yang sedari tadi berdiri di belakang meja kasir itu terus mengamati Eun Hye, menyadari ada sedikit hal yang berbeda dengan gadis itu.
“Nona, kau baik-baik saja?” tanyanya.
“Ah, ne.” jawab Eun Hye terhenyak kaget. “Aku harus segera pergi, annyeonghaseyo~” Eun Hye segera pergi.
“Yoohwan-ah, ada apa?”
“Eomma, apa kau merasakan sesuatu?” Tanya pria yang bernama Yoohwan tetap melihat pintu bangunan itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Eun Hye masih tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, wanita itu adalah wanita yang biasa ia panggil ‘eomma’, itu berarti laki-laki di tempat kasir itu adalah… pikirannya berputar, laki-laki itu sangat mirip dengan laki-laki yang datang ke toko, dan kekasihnya memanggilnya Yoochun… berarti dia adalah Yoohwan.. benarkah semua itu? Atau semua itu hanya dugaannya saja? Bagaimana semua itu bisa kebetulan? Benarkah itu hanya kebetulan atau memang itulah kenyataannya?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Eun Hye-ya? Itukah kau?” Tanya seorang wanita dan berdiri di belakangnya seorang pria berkaos putih itu.
Eun Hye membelalak ketika menyadari bahwa kini dua orang yang pernah ia kenal berdiri di depannya.
“Maaf.. ada yang bisa kami bantu?” tanyanya mencoba bersikap professional.
“Eun Hye, apa kau tak mengingat eomma? Dan ini… Yoohwan, apa kau juga tak mengingatnya?” Tanya wanita itu menahan sakit di hatinya karena ‘anak’nya tak mengenalinya.
Matanya dan Eun Hye mulai berkaca-kaca, dan Yoohwan, laki-laki itu terkesiap mematung tak tahu harus melakukan apa, ia memang bukan pria yang bisa menangani keadaan semacam ini.
“Eun Hye, apa kau sudah melupakan eomma?”
“Eomma.” Gumam Eun Hye seketika langsung berjalan ke arah wanita itu dan memeluknya. Memeluknya erat, dan tak ingin ia lepaskan, karena ia sangat merindukan pelukan hangat itu.
“Eun Hye, eomma sangat merindukanmu. Kau tampak kurus sayang.” Eluhnya menangkup wajah Eun Hye. Eun Hye 15 tahun yang lalu tampak gendut menggemaskan. Namun kini ia melihat Eun Hye yang berbadan kecil dan tampak lemah.
“Eomma. Aku merindukanmu.” Isak Eun Hye memeluknya lagi. Ia tak akan pernah bosan memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti ibunya itu sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sejak saat itu, Nyonya Kim mengajak Eun Hye untuk tinggal dengannya, ia ingin merawat Eun Hye. Dan beruntungnya pemilik panti asuhan mengijinkannya dengan syarat mereka harus membuat surat adopsi anak di keluarganya. Dan kini Eun Hye tak bekerja lagi toko ‘CreBeau-Belle’, namun ia membantu ‘keluarga baru’nya itu di kedai es krim ‘Time Out’.
“Yoochun-ah, cepatlah ke kedai kita.” Pinta ibunya melalui saluran telpon.
“Untuk apa eomma?”
“Apa kau tak ingin menemui eomma? Kau sudah 2 minggu berada di Jepang, dan saat kau tiba, kau langsung ke rumah Jimin. Aigo, kau ini.” Eluh ibunya, salah satu taktik ibunya. Yoochun tak bisa menolak permintaan ibunya itu.
“Aigo, baiklah eomma.”
“Dan satu lagi, eomma akan mempertemukanmu dengan adikmu.” Kikik  wanita itu seraya memandang Eun Hye yang tengah asyik makan es krim dengan Yoohwan.
“Yoohwan?”
“Anni.”
“Nugu?”
“Eun Hye.”
“Eun Hye?”
“Ye, aigo, kau banyak bertanya. Cepatlah pulang.” Sambar ibunya segera menutup telpon.
Yoochun tertegun mengingat nama itu. Eun Hye? Lee Eun Hye? Gadis kecil itu. Gadis kecil yang sangat ingin ia jaga sepanjang hidupnya.

Dengan perasaan senang, gugup, tegang dan cemas, Yoochun memarkir mobilnya di seberang jalan kedai es krim keluarganya itu. Bahkan ia menunda pertemuannya di butik gaun pengantin dengan Jimin. Seketika terbersit kata ‘gaun pengantin’ itu membuat keringat dingin keluar dari tubuhnya, ia akan menikah dengan kekasihnya, tempat dan tanggal pun sudah diputuskan.
Entah kenapa sejak mendengar nama gadis kecilnya itu, membuatnya semakin kalut tanpa sebab.
“Eomma.” Tegurnya seraya membuka pintu kaca kedai itu.
“Oh, Yoochun-ah, aigo, akhirnya kau datang juga. Yoohwan, dimana Eun Hye?” kata ibunya penuh semangat.
Tak sengaja Eun Hye yang baru saja dari dapur, masuk ke ruangan itu. Tatapannya terkunci pada tatapan Yoochun, oppa yang sangat ia rindukan selama ini.
“Eun Hye..”
“Oppa..” perlahan Yoochun berjalan ke arahnya, dan menariknya ke dalam pelukannya. Ia sangat merindukan gadis yang dulu sering memintanya untuk dipeluk saat sedang menangis.
Dan Yoochun, di hatinya, seolah seperti bunga yang awalnya layu karena tak terawat, kini bunga itu mulai tumbuh kembali. Bunga yang selalu ia rasakan ketika memikirkan Eun Hye.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Uhm, Jimin, perkenalkan ini Eun Hye.” Ucap Yoochun ragu, matanya masih menatap Eun Hye mencoba mencari-cari sesuatu.
“Bukankah ini nona yang bekerja di toko kecantikan itu?” Tanya Jimin polos. Jika ia tahu bahwa calon suaminya itu mulai meragukan kelangsungan pernikahan mereka karena gadis ini.
“Ne, dia adalah teman masa kecilku dan Yoohwan, eomma juga sangat menyayanginya. Namun kami terpisah karena harus pindah ke Virginia.”
“Ternyata dunia ini begitu sempit.” Kekeh Jimin. Ia memang gadis yang ceria, dan itulah yang disukai Yoochun karena dialah yang menghiburnya, menggantikan sosok Eun Hye enam tahun terakhir meski ia empat tahun lebih tua dari Yoochun. Dan sebelumnya Yoochun juga menjalin hubungan dengan wanita yang juga lebih tua darinya yang bernama Park Kahee di Virginia.
Dan kini, perasaan itu kembali diragukan, benarkah ia sangat mencintai calon istrinya itu? Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia selalu menyisakan sebuah ruang kecil untuk Eun Hye, cinta masa kecilnya itu.
“Uhm, kalau begitu maukah kau menjadi pengiring pengantin wanita saat pernikahan kami nanti?” Eun Hye terkesiap, meski ia mungkin hanya dianggap Yoochun sebagai adiknya, namun baginya Yoochun adalah cinta monyetnya, cinta pertamanya yang belum bisa digantikan oleh siapapun sampai sekarang.
“Jimin, kau membuat Eun Hye bingung.” Pungkas Yoochun merasa atmosfer di sekitarnya semakin sesak.
“Gwenchana oppa. Aku bersedia pengiring unnie.” Kata Eun Hye mengulum senyum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dengan sedikit kecanggungan Yoochun dan Eun Hye sering menghabiskan waktu bersama, dan tak jarang ikut pula Yoohwan. Jika waktu bisa diputar kembali, Yoochun dan Eun Hye ingin sekali kembali pada saat dimana semuanya masih dapat dikendalikan, namun kini semuanya berbeda, yoochun akan menikah dengan Jimin, gadis yang awalnya ia pikir sangat dicintainya, namun sekarang Yoochun sadar bahwa ia hanya menjadi pengganti sementara Eun Hye, semuanya terlambat.


Hari pernikahan pun semakin dekat, ibu Yoochun pun semakin dibuat gaduh, ia terlalu senang dan gugup menghadapi pernikahan anak pertamanya itu. Bahkan ia tampak sibuk menyiapkan baju untuknya, Yoohwan dan Eun Hye. Ia memilih gaun putih tulang untuk Eun Hye.
“Eomma, ini terlalu berlebihan.” Keluh Eun Hye, gaun yang ia kenakan itu tampak seperti gaun pengantin.
“Anni, kau tampak sangat cantik, kau harus tampil cantik karena kau anak eomma.”
Yoohwan yang sedari tadi berasam mereka hanya  berdecak aneh.
“Aish, bahkan seolah hanya Eun Hye anak eomma.” Gerutunya, ia tak dapat menampik kecemburuannya pada Eun Hye, namun mau bagaimana lagi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Eun Hye, apa kau baik-baik saja?” tanya Yoochun duduk di samping Eun Hye di beranda lantai dua rumahnya.
“Aku baik-baik saja oppa, apa aku tampak sakit” Tanya Eun Hye.
“Bukan begitu, hanya saja aku… tentang pernikahan itu… kau menjadi pengiring pengantin… uhmm..” entah kenapa lidah Yoochun terasa berkelit, membuatnya kesulitan untuk mengatakannya. Yoochun ingin sekali membatalkan pernikahan itu, haruskah ia kabur besok?
“Aku senang melakukannya?” jawab Eun Hye tersenyum, “Oppa, sudah larut malam, sebaiknya cepatlah tidur, besok adalah hari besarmu, jangan sampai pengantin wanita cemberut kau datang terlambat karena bangun kesiangan.” Gurau Eun Hye.
Ia perlahan masuk ke kamarnya dan menguncinya rapat, ia tak kuat menahan hal ini lagi, ketika ia sudah menemukannya ia harus rela melepaskannya kembali, melepas semua yang memang bukan menjadi miliknya sejak awal.
Semalaman penuh ia tak bisa tidur, air mata terus membasahi pipinya, jika ia terus seperti ini ia akan membuat mereka semua kecewa, dan ia tak ingin hal itu terjadi.

Ia sudah selesai memakai gaun yang sudah dipersiapkan oleh ibunya, ia akan memulai semuanya dari awal, menjadi salah satu anggota keluarga sudah membuatnya mendapatkan semuanya. Sebagai seorang adik dan seorang anak, itu sudah lebih dari cukup. Ia akan bertahan seperti janjinya sendiri, menjadi bunga dandelion yang akan terus bertahan.

Suasana sudah ramai, para tamu undangan sudah memadati ruangan itu. Dan ketika pembawa acara mengumumkan bahwa upacara pernikahan akan segera dimulai, seseorang menarik tangannya ke dalam ruang ganti itu lagi.
“Unnie, ada apa?” Tanyanya bingung.
“Eun Hye, pakailah gaun ini. Aku rasa gaun ini pas di tubuhmu.” Pinta Jimin memberikan sebuah gaun putih panjang yang mempesona, sebuah gaun pengantin yang pernah ia pegang saat mencari gaun dengan ibunya dan Yoohwan.
“Unnie, apa ini maksudnya? Unnie, kenapa kau tak memakai gaunmu?” Tanya Eun Hye menyadari bahwa Jimin hanya memakai gaun strapless simple.
“Pengantinmu sudah menunggumu, cepatlah ganti baju sayang.” Ujar ibunya menepuk bahu Eun Hye.
“Eomma, aku tak mengerti. Aku belum ingin menikah.”
“Eun Hye-ya, eomma tahu bahwa kau sangat menyukai Yoochun, dan begitu pula dengan Yoochun, ia juga sangat menyukaimu.”
“Eun Hye, unnie memang akan menjadi pengantin hari ini, namun unnie tahu sejak dulu Yoochun hanya menyukadi gadis yang bernama Eun Hye, awalnya unnie sangat benci dengan gadis itu, tapi setelah unnie bertemu dengannya, denganmu, unnie tahu Yoochun tak salah menyukaimu. Dan ini, ini rencana unnie dan ahjumma karena Yoochun sangat lambat.” Kekehnya.

Dengan masih penuh kebingungan, Eun Hye dan Yoochun akhirnya mengucap ikrar pernikahan mereka. Yoochun tampak begitu bahagia menatap pengantinnya yang tak lain adalah Eun Hye, gadis kecil yang sangat dicintainya itu.
“Oppa, bagaimana semua ini bisa terjadi?” Tanya Eun Hye menyandarkan kepalanya di bahu Yoochun. Ia yang memang polos masih bingung dengan apa yang sedang berjalan.
“Oppa juga, sepertinya kita harus berterima kasih pada eomma dan Jimin, dan bahkan mereka memberi 2 tiket untuk kita ke Bora Bora.”
“Bora Bora? Untuk apa?”
“Aigo, gadis kecilku sangat polos. Untuk bulan madu. Atau kau ingin ke tempat lain? Saipan? Kanada? Indonesia? Jepang?”
“Bora Bora tak masalah.” Jawab Eun Hye. “asal aku dengan oppa.” Gumamnya lirih, malu jika Yoochun mendengarnya.



-------------------------------------------------

-end-
May 13th, 2012

gimana? gimana?
mianhae... plotnya terlalu cepet? I know..
kurang greget? I see...
aigo,, byk cacatnay niy.,.,.
habis br nulis hari ini... jd mianhae...>
comment, like yah.. ^^

 
Share

TVXQ in Fanfiction © 2012 | Template By Jasriman Sukri