Mari Menulis Bersama Kami

Menulis,kegiatan yang sudah dijalankan manusia dari jaman dahulu kala, sudah banyak yang meneliti manfaatnya.. dan tak ada yang bisa menyangkal bahwa efek negatif dari menulis ini hanya "cape". tapi dibalik capenya seorang penulis,terdapat kepuasaan apabila tulisanya berguna secara langsung maupun tidak langsung bagi para Readernya ^^


Soo dalam blog ini saya mengajak anda smua untuk menulis sesuatu yang berguna ^^

tapi maaf disini saya hanya menerima jennis cerpen atau fanfiction..

untuk genre bisa apa saja.. tapi nanti difilter dan disensor apabila ada berbau agak "Porno"

bagaimana mengirimkan tulisan anda??

hubungi

08986566185~Jalz

atau jalz Ae di facebook

Mari budayakan menulis

DolMaid

Title : DolMaid
Pairing : Yoosu
Genre : GS, romance, angst,fantasy,fluff
Rating : K+
Leght : One Shoot
Author :  Nna Cassiopeia Yunjaeyoosumin
Other Cast :
 Yunjae, Minrin *mian ikutan eksis..hehe*

*****



Annyeong^^..mian ya kali ini gak bawa ff MSB..ini Cuma ff selingan kok dan MSB-nya masih tetap dilanjut..
Thanks for Annie Junchan Cassiopeia.. gara2 smsan munculah ide seperti ini..hehe
Mian ya klw di sini lumba-lumba jdi jelek image-nya..ini hanya fict.OK^^
Tidak perlu berlama-lama..langsung aja-

***
Segerombolan lumba-lumba sedang berenang sembari bermain menemani sesosok dolmaid yang sangat menggemaskan. Sesekali lumba-lumba itu melompat menunjukkan permainan yang indah membuat sang dolmaid terpesona sampai menyungingkan senyuman di wajahnya. Walaupun sudah malam tidak sedikitpun menyurutkan semangat mereka bahkan rembulan pun ikut menemani mereka dengan sinarnya yang menyejukkan. Kegiatan mereka harus berhenti sejenak ketika mendengar suara lembut seorang mermaid cantik..

“Su-ie sayang. Kkaja kita kembali ke istana ini sudah malam. Kasihan bukan para lumba-lumba juga perlu istirahat su-ie”

Dolmaid tersebut mengerucutkan bibir tipisnya. Mermaid cantik ini hanya tersenyum melihat tingkah si yeodongsaeng yang sangat menggemaskan. Mereka berdua adalah sepasang kakak-beradik yang sangat dihormati oleh seluruh penghuni kerajaan selain sikap mereka yang baik dan murah senyum ini menjadikan salah satu dari mereka sebagai simbol para mermaid, ada suatu keanehan pada adik mermaid cantik ini sehingga banyak yang bersandiwara ketika mereka bertemu sang adik di dekat raja,ratu maupun si mermaid cantik. Mereka berdua juga merupakan kedua putri dari raja yang menguasai seluruh lautan di muka bumi ini.

“tapi eonnie..mereka tidak mengatakan apapun padaku”

“tentu saja su-ie. Mereka tidak ingin melihatmu bersedih sayang. Biarkan mereka istirahat dan Su-ie juga harus beristirahat. Besok kalian juga bisa bermain lagi”

Akhirnya sang adik pun menuruti perkataan sang kakak dan mereka pun kembali ke kerajaan.

***

“appaaaa..kau menyebalkan!! Mengirimku kesini..ke pulau yang tak ada clubnya dan tentu saja tidak ada gadis cantik nan sexy disini..menyebalkaaaaan”

Gerutuan tersebut berasal dari seorang namja yang bernama Park Yoochun. Namja tampan, bermata sipit dan mempunyai ciri khas yaitu jidatnya yang sangat lebar seperti lapangan sepak bola *plaak*. Ia terpaksa harus duduk di kamar sambil menggerutu kesal karena ayahnya yang seorang pengusaha terbesar dan terkaya nomor  2 di Korsel menyuruhnya pergi ke pulau Dhollie untuk merenungkan dan memperbaiki sikapnya yang nakal, suka membantah dan menghambur-hamburkan uang untuk gadis-gadis nakal yang ada di klub malam.

“sekarang apa yang harus aku lakukan ?. Tidur ? tapi aku juga bosan kalau tidur terus. Ah, sebaiknya aku mengelilingi pulau kecil ini saja”

Yoochun pun mengambil kacamata hitamnya dan memakai sendal jepitnya bergegas untuk berjalan-jalan di sekitar pulau ini.

Kleek

Ketika membuka pintu bersamaan pula dengan penghuni kamar yang berada di seberang kamar hotelnya membuka pintu. Betapa terkejut dan bahagianya Yoochun ketika melihat wajah penghuni kamar seberang dan ternyata dia adalah sahabat Yoochun yang tidak jauh berbeda dengannya.

“Yunho..my best friend. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau juga di sini ?”

“ponselku rusak,Chun.. aku hanya mengunjugi hotel yang baru dibeli appaku beberapa hari yang lalu. Dan sedang apa kau di sini ? bukankah Park Yoochun menyukai kehidupan malam di kota dan gadis nakal,hah ?”

“nanti saja dibahas. Bagaimana kalau kau menunjukkan tempat terbaik di sini ? dan jangan lupa kau juga tidak jauh berbeda denganku Yunho tentang gadis nakal dan kehidupan malam”

“hehehe”

Mereka berdua pun melangkahkan kakinya meninggalkan hotel menuju panorama yang indah nan mempesona yang menunggu mereka di luar hotel.

***

Kembali pada Kerajaan bawah laut ShinKi atau lebih tepatnya duo mermaid yang sejenis namun berbeda. Mermaid cantik ini bernama Jaejoong, ia merupakan seorang calon ratu di Kerajaan. Ia juga sering membantu para binatang laut yang tersesat kembali ke tempat asalnya dan mengajari para binatang beradaptasi di lautan lepas yang terkesan mengerikan.

Sedangkan adiknya bernama Junsu. Ia Dolmaid yang istimewa menurut sebagian pemikiran namun adapula yang menganggapnya aneh hingga ia dijauhi dengan segerombolan ikan dan binatang laut yang ingin ia ajak berteman. Junsu sebenarnya tidak menginginkan dirinya menjadi Dolmaid. Setengah Dolphin dan mermaid. Raja dan Ratu menyadari ada suatu kejanggalan pada putri bungsu mereka, Junsu. Pada umur 5 tahun sang putri bungsu sudah mengerti bahasa lumba-lumba bahkan sampai berkomunikasi.

Lumba-lumba dianggap binatang keramat di sana dan tidak sembarang  yang mengerti bahasa lumba-lumba kecuali Junsu, raja dan ratu. Ketika ingin mengerti dan mempelajari bahasa lumba-lumba harus belajar dengan keras dan rela berkorban. Bagi mereka yang tidak seperti itu dianggap membawa kesialan dan kebahagiaannya hanyalah di ujung tanduk apalagi jika suaranya seperti lumba-lumba.

Dan suara Junsu rupanya seperti lumba-lumba padahal suara sebenarnya seorang mermaid adalah suara yang lembut dan merdu namun itu tidak dimiliki Junsu. Ia mempunyai suara yang nyaring dan cara tertawa yang membuat para penghuni laut terkejut sampai ada yang menutup pendengaran mereka. Tidak ingin putri bungsu mereka menderita, raja dan ratu pun tidak membiarkan Junsu keluar dari Kerajaan saat pagi sampai pentang. Ia hanya diizinkan keluar pada malam hari dan hanya sebentar tidak terlalu lama.

‘aku bosan di kamar terus. Mengapa appa dan eomma tidak memperbolehkanku keluar ?. aku bosan..sebaiknya aku ke daratan saja diam-diam lagipula eonnie,appa dan eomma sedang sibuk dan hanya ada si Key penjaga yang mudah kubodohi..eu kyang kyang.. daratan tunggu aku’

***

Yoochun terduduk di hamparan pasir yang luas membentang di pantai ini. Ia sungguh kesal karena Yunho meninggalkannya karena panggilan pegawai hotel yang memintanya mengurus beberapa permasalahan karena hotel yang baru di beli ini.

Matanya memandang ombak yang bergulung-gulung itu dengan seksama sampai matanya menangkap sebuah siluet yang menyilaukan namun kacamata hitamnya memberinya perlindungan dari kilauan yang ada di tengah laut yang semakin mendekat pada bibir pantai.

Yoochun pun melepaskan kacamatanya dan bergegas menuju ke arah kilauan dari laut itu.

“akhirnya..aku sampai juga di daratan. Ternyata Taemin baik juga mau meminjamiku pakaian dan kalung dolphin ini untuk mengubah ekorku menjadi kaki. Oh.. aku harus memakai pakaian manusia juga bisa pingsan mereka melihatku naked begini..eu kyang kyang”

Junsu pun memakai pakaiannya dengan cepat dan buru—buru berdiri sebelum ada manusia yang melihatnya. Baru saja Junsu ingin melangkah namja berjidat lebar ini sudah berdiri di depannya.

“kilauan yang tadi. Apa itu kau ?”

“a..ani..kilauan apa ? aku tidak melihatnya”

Junsu cukup terkejut ternyata ada yang melihatnya. Seorang mermaid pada siang hari akan memancarkan kilauan indah dari tubuh hingga ekornya.

‘benarkah ?. aneh tadi kilauan itu memang berhenti di sekitar sini tapi dia juga  berdiri di bibir pantai ini. Apa dia berbohong ?. ah, sudahlah..jika diperhatikan gadis ini imut dan sexy..lihatlah butt dan paha mulusnya. Oh.. aku mulai tergoda. Sepertinya tidak buruk juga berlama-lama di sini’

“apa yang kau perhatikan jidat lebar ?”

Junsu yang risih dengan tatapan mata Yoochun yang melihatnya dari bawah ke atas apalagi ia memakai dress setengah paha yang memperlihatkan paha mulusnya.

“MWO ? JIDAT LEBAR ? Sepertinya kau harus kuberi pelajaran cutie”

Seringain khas seorang Park Yoochun si playboy mulai terlihat sekarang. Ia mendekat pada Junsu dan Junsu juga mundur secara perlahan sambil menelan ludahnya.

grep

Yoochun menarik tangan mungil Junsu dan mendekapnya dengan erat sembari mencium bibir tipisnya.

“Ummph..ummph..lep..mmmph..pas..aah”

Junsu terus meronta tapi Yoochun tidak menghiraukannya. Ia malah berani meraba butt sexy Junsu dan sesekali meremasnya tanpa melepaskan ciuman panas ini. Sesudah puas Yoochun memberikan ‘pelajaran’ pada yeoja imut ini. Yoochun beranjak meninggalkan Junsu yang mematung di tempat. Sampai dua kata yang sangat Yoochun benci itu memberhentikan langkahnya sehingga ia membalikkan badannya menghampiri Junsu kembali.
“JIDAT LEBAAAR.. DASAR MESUM..BRENGSEEK KAU JIDAT LEBAAAR”

TAP
TAP
TAP
“itu masih permulaan sayang. Apa kau ingin lebih ?"

“ani..aniya..HUWAAAAA..EONNIE..APPA..EOMMA..DOLPHINS.. JIDAT LEBAR SENTUH-SENTUH SU-IE..HUWAAAAAA”

Tangisan Junsu pun pecah. Yoochun menutup rapat-rapat kedua telinganya, teriakan Junsu sangat keras mungkin saja orang yang mengidap serangan jantung akan mati di tempat bila mendengar teriakan seperti ini. Yoochun pun panik melihat yeoja ini menangis. Ia bekap mulut junsu dengan tangannya. Dan menarik Junsu mengikutinya.

***

“sudah agak lega ?.. Mianhae aku tidak bermaksud begitu hanya aku kesal karena kau memanggilku seperti itu..aku minta maaf..aku akan mengabulkan semua permintaanmu sebagai permintaan maafku..jangan menangis lagi ya..mianhae..”

Sepertinya gadis ini mampu mengubah sikap Yoochun sedikit demi sedikit secara tidak sengaja. Yoochun bukanlah seseorang yang mudah minta maaf walaupun perbuatannya sudah di luar batas namun kali ini berbeda demi yeoja ini, ia rela meminta maaf.

“hiks..hiks..benarkah ?”

Yoochun pun mengangguk. Sepertinya ia salah mengeluarkan ucapan dengan mengabulkan semua permintaannya ?.

‘aduh.kenapa aku bilang itu ?’

“baiklah..su-ie maafkan.. tapi namamu siapa ?”

“aaa,ne.. namaku Park Yoochun.. dan kau ?”

“namaku Junsu tapi panggil saja aku su-ie. Itu nama panggilanku sejak kecil.. bagaimana kalau Chunnie mengajakku jalan-jalan di kota ini ?”

‘Chunnie ? manis sekali.. sepertinya aku mulai terpikat pada pesonanya’

“Kkaja nae su-ie^^”

***

“Nona Jaejoong.. nona Jaejoong..”

Penjaga Key menghampiri Jaejoong yang baru saja pulangnya membantu para ikan dan binatang lainnya. Key yang sudah berwajah pucat pasi memanggil namanya dengan gelisah. Sepertinya ada kabar buruk ?

“Nona Jaejoong.. Nona Junsu menghilang”

“Mwo ?. Mengapa bisa begitu ? apa raja dan ratu sudah kembali ?”

“Belum,nona..nona maafkan saya..hiks..hiks..telah lalai menjalankan tugas..hiks..hiks..menjaga nona Junsu..hiks..hiks”

“sudahlah jangan menangis..aku pasti akan menemukannya.. tolong rahasiakan ini sampai aku kembali. Jangan ceritakan ini kepada siapapun..aku akan mencarinya ke daratan”

***

Yunho berjalan-jalan kecil sambil menikmati pemandangan indah ini dengan langit yang berwarna orange dan sang mentari yang ingin beristirahat karena sudah melakukan tugasnya. Ia terpukau melihat seorang yeoja yang sangat cantik berjalan mendekatinya. Mata tajamnya tidak sedikitpun berkedip menyaksikan pemandangan luar biasa indah ini.

“annyeong.. apa kau pernah melihat seorang yeoja yang berpipi gembul dan bersuara seperti lumba-lumba ?”

“...”

“hei”

“aaa..mianhae.. aku tidak melihat yeoja yang kau tanyakan tapi aku melihat bidadari berbicara di depanku”

“jangan coba merayuku.. apa kau benar-benar tidak melihatnya ?”

“tentu saja cantik..tapi ada satu hal yang mungkin bisa kuberitahukan padamu dan mungkin saja bisa memberi jawaban untuk pertanyaanmu..tapi ada 3 syarat”

“jangan bertele-tele. Aish,baiklah..cepat katakan”

TAP

TAP

Chu

“ummph..ummph..aah..ummph”

Jung Yunho memang tidak terlalu berbeda dengan Park Yoochun hanya fisik yang dapat membedakan mereka.
“haah..haah.. KAU!!!”

“Kenalkan namaku Jung Yunho. Ciuman itu syarat pertama dan yang kedua, aku akan menemani kau mencari yeoja itu sampai ketemu dan syarat yang ketiga akan aku katakan bila waktunya sudah tepat. Tadi siang aku mendengar teriakan yang cukup membuatku nyaris tuli. Teriakan melengking seperti lumba-lumba di pantai ini dan sepertinya ia menangis”

Jaejoong membelalakan matanya. Ia yakin bahwa yang Yunho katakan adalah adik tercintanya Junsu. Tapi bagaimana ia bisa menemukan Junsu jika ia saja baru menginjakkan kakinya di daratan dua kali dan hanya di pantai tidak ke dalam kota.

Dengan banyak pertimbangan, ia memutuskan untuk mengikuti semua syarat Yunho. Ia pun berjalan ke arah kota dengan diitemani Yunho sebagai penunjuk jalan. Yunho sangat bahagia bisa berjalan dengan yeoja yang tercantik yang pernah ia lihat. Senyum pun tak henti-hentinya tersungging di bibirnya sehingga Jaejoong bergidik dibuatnya.

***

“Chunnie..boneka ini lucu kayak Su-ie..eu kyang kyang”

Yoochun tersenyum geli melihat tingkah menggemaskan Junsu dan tawa khasnya. Mereka berdua sedang menikmati pesta malam yang diadakan sebuah pusat permainan sederhana yang berada di kota. Malam tidak menggoyahkan para pengunjung menikmati acara serta jajanan yang ditawarkan pihak penggelar acara.
“Su-ie lihat..Chunnie pasti mendapatkan boneka untuk Su-ie lagi”

Junsu pun semakin melebarkan senyumannya ketika mendengar kata boneka. Maklum saja, di Kerajaan tidak ada yang bernama boneka. Junsu sangat senang bisa ke kota dan bertemu Yoochun namja pervert yang baik.

DOR
DOR
DOR

“ini tuan..chukkae.. pasti yeojachingu anda senang mendapatkan namjachingu-nya jago menembak”

BLUSH

Pipi kedua orang ini memerah sempurna mendengar perkataan Junsu. Mereka hanya tersenyum malu-malu. Yoochun pun menggandeng tangan Junsu beranjak pergi ke tempat foto wedding. Entahlah apa yang dipikirkannya. Yoochun sangat ingin melihat Junsu memakai gaun pernikahan dan didampingi dirinya. Tanpa ia sadari perasaan cinta mulai ia rasakan..

Sesudah selesai memakai pakaiannya. Yoochun dan Junsu pun berdiri di tempat yang sudah dipersiapkan. Dengan gaun putih panjang dan Yoochun yang memakai tuxedo putih sangatlah tampan. Para yeoja yang melewati mereka berbisik-bisik iri melihat calon pasangan ini.

“tuan..tolong berhadapan dengan nona ini lalu peluk pinggangnya dan tatap matanya..kalian sangatlah serasi”
Yoochun mengikuti apa yang dikatakan juru kamera. Ia menatap mata Junsu sedalam-dalamnya dengan lembut dan tersenyum. Junsu pun menatap Yoochun dengan lembut. Seolah terhipnotis dengan tatapan Junsu. Yoochun mendekatkan wajahnya ke Junsu dan refleks Junsu memejamkan matanya merasakan bibir tebal ini mengecup bibir tipisnya.

CHU

JEPREET

“Sangat natural”

Suara riuh tepuk tangan membahana di sekitar mereka. Semua orang yang melihat foto mereka sangat setuju jika mereka benar-benar menikah. Suara tepukan ini pula yang membuat Yunho dan Jaejoong penasaran ada apa di sana. Mereka pun pergi ke tempat itu dan..

“Su-ie”

“Yoochun”

***

Mereka berempat sudah duduk di ruang istimewa yang dimiliki hotel ini. Hening. Tidak ada satupun yang berani berbicara kecuali Jaejoong.

“Su-ie. Ayo kita pulang sekarang..”

DEG

Kata yang tidak ingin Junsu dengarkan. Ia sudah merasa nyaman dan senang di sini. Karena Yoochun menyayanginya dan membuatnya merasa nyaman ketika bersama. Dia tidak ingin kembali ke kerajaan. Ia merasa terkekang di sana. Raja dan ratu selalu mengurungnya di kerjaan dengan pengawalan ketat dari ia berumur 7 tahun. Baginya hanya eonnie dan lumba-lumba atau dolphins yang mau berteman dengan Junsu dan menyayanginya. Ia ingin seperti Jaejoong yang mudah berteman dengan siapa saja namun sayangnya berbeda dengan Junsu, ia ditolak oleh siapapun kecuali penghuni kerajaan karena raja sudah membuat aturan tanpa Junsu ketahui. Semua mulai terlihat baik dan bersahabat dengan Junsu ketika di depan raja dan ratu  atau Jaejoong tetapi setelah semua tidak ada. Junsu dijauhi dan disiksa secara batin. Dia tidak pernah mengatakan apapun kepada siapapun tentang ini. Ia hanya diam dan menunjukkan wajah cerianya di depan mereka semua.

“eonnie..aku ingin di sini”

Yunjaechun menatap Junsu tidak percaya akan perkataan Junsu. Yoochun yang paling senang mendengar perkataan Junsu, Yunho pun begitu melihat sahabatnya bahagia dia juga turut bahagia. Jaejoong bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang ?. Di satu sisi, ia ingin melihat adik tercintanya bahagia tapi di sisi lain, dia tidak mau hal ini akan berakibat fatal bagi manusia. Ia harus mengorbankan salah satu dari pilihan itu.
“Su-ie itu tidak mungkin. Kau tahu apa akibatnya jika kau tetap di sini ?”

Junsu terdiam. Ia tahu apa yang akan terjadi jika ia tetap berada di sini. Appa pasti akan menghancurkan tempat ini dan manusia yang telah berani mengubah anak tercintanya menjadi pembangkang seperti ini. Yoochun sudah mengubah hidupnya yang penuh kesedihan menjadi bahagia walau sesaat. Junsu menggelengkan kepalanya dan menghela nafas panjang sepertinya ia sudah membuat keputusan yang menurutnya tepat.

End Author POV

Junsu POV
Mianhae..Chunnie..aku harus melakukan ini..aku tidak ingin kau menderita gara-gara bersamaku. Bukan hanya Chunnie yang akan menderita jika aku tetap bersikukuh di sini tapi semua manusia yang ada di pulau ini. Dolmaid memang hanyalah Dolmaid yang tidak akan mendapatkan kebahagiaan abadi..
“ne,eonnie. Aku tahu.. mari kita pergi”

“Su-ie, kau bercanda kan ? mengapa kau tidak bisa di sini tetap bersamaku ?. Su-ie kau tahu aku dapat mengubah diriku yang buruk menjadi baik karena kau Su-ie. Aku akan melakukan apapun yang kau minta agar kau tetap bersamaku asalkan kau tidak pergi. Aku..Aku mencintaimu”

Deg

“Aku mencintaimu”

Terima kasih Chunnie. Aku tidak ingin membuatmu terluka lebih dari ini hanya karena diriku yang seorang dolmaid hina ini. Jika kita memang berjodoh..kita pasti akan bertemu kembali Chunnie dan sampai saat itu akan tiba aku tetap akan selalu mencintaimu. Terima kasih karena sudah membuatku tahu bagaimana kebahagiaan itu..

Terima Kasih.. Aku mencintaimu..

“eonnie”

Pip

“Su-ie..ja..jangan pergi”

Bruuk

Mianhae Chunnie..

***

“APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SANA,HAH ?. KALIAN TAHU ? DARATAN SANGAT BERBAHAYA BAGI KITA DAN KAU SU-IE, BERANINYA KAU PERGI DIAM-DIAM KESANA DAN MENYUKAI MANUSIA YANG MENJIJIKAN ITU.. APA YANG BISA IA BERIKAN PADAMU ?.KEBAHAGIAAN ?,BOHONG BESAR.. MANUSIA HANYALAH SEKELOMPOK MAKHLUK KEJI YANG TAK MEMPUNYAI PERASAAN PADA ALAM..KAU SUDAH DIPERDAYA SU-IE. KAU HARUS MELUPAKAN MAKHLUK MENJIJIKAN ITU!!”

Makhluk menjijikan ? keji ?

Cukup. Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Aku sudah muak dengan semua ini.. aku akan mencapai kebahagiaan itu dengan tanganku sendiri..

“APPA SALAH!. Merekalah yang memberikan dan menyadarkan Su-ie bahwa kebahagiaan itu ada.. tidak seperti di sini. Apa appa tahu ? selama ini aku selalu diasingkan oleh mereka semua,dihina, dicaci maki, disiksa. APA APPA TAHU ? Sejak saat itu kebahagiaan Su-ie mulai sirna, hanya eonnie dan dolphins yang membuat kebahagiaan itu sedikit mulai terasa namun harus lenyap kembali ketika appa mengurungku dan tidak membiarkanku keluar dari kerajaan ini. Apa appa tahu bagaimana rasa sakit itu? dijauhi teman-teman,dihina, bahkan appa kandungku mengurungku ? dan ketika aku sudah menemukan kebahagiaan itu aku harus melepasnya ?. Tidak appa..aku akan tetap mencintainya sampai aku mati”

“...”

Semua orang terdiam mendengar perkataanku. Eomma dan eonnie menangis. Mianhae telah membuat kalian menangis. Aku sudah tidak sanggup menahan ini semua..

“Baiklah jika itu yang kau inginkan..Kau akan menjadi manusia sejati”

“CHANGMIN. APA YANG KAU KATAKAN!. Su-ie tidak akan kembali bersama kita jika dia menjadi manusia sejati..hiks..hiks..”

“Ani..eomma.. aku akan selalu mengingat appa,eomma dan eonnie bahkan seluruh penghuni alam ini.. Izinkan Su-ie mendapatkan kebahagiaan Su-ie bersamanya eomma. Su-ie sangat mencintainya melebihi diri Su-ie sendiri”

Aku harap eomma mau mengizinkanku. Ini adalah keputusanku.. aku sudah membulatkan tekadku..aku akan menemuinya..

“Baiklah..hiks..hiks..dapatkan kebahagiaanmu Su-ie. Eomma akan selalu mendukung  dan melihat perkembanganmu dari sini. Maafkan eomma yang sudah gagal membuat putriku bahagia..hiks...hiks..”

“ani..eomma..ini sudah membuatku bahagia.. Mian jika Suie membuat eomma menangis seperti ini”

Grepp

Aku memeluk eomma untuk terakhir kalinya. Aku sangat bahagia mempunyai eomma sepertinya..aku tahu eomma tidak ingin melepas pelukan ini tapi akhirnya eomma melepaskan walaupun terpaksa.

Grepp

“Bahagialah adikku.. aku..hiks..sangat se..hiks hiks..nang melihatmu bahagia dan sampaikan salamku padanya”
Aku mengangguk. Aku benar-benar sangat bahagia sekarang..

Greep

Tanpa terduga Appa memelukku sangat erat dan membisikan perkataan yang sangat membuatku bahagia dan tersenyum..

“Mianhae Su-ie, appa selalu mengekangmu.Mian.. appa baru menyadarinya sekarang..berbahagialah anakku..kami mencintaimu dan minumlah ini”

Aku pun meminum ramuan berwarna ungu yang appa berikan padaku..

“Aku mencintai kalian”

Gleek Gleek

“SU-IE”

“Neul Rin tenanglah..biarkan ia bahagia”

Bruugh

Gomawo semuanya..

End Junsu POV


***


Yoochun POV

Aku tidak bisa mengingat apapun ketika aku terbangun di ruang dimana kami berkumpul dan Jaejoong meminta Junsu kembali. Entah mengapa aku tidak bisa mencegahnya saat itu. Aku hanya mengingat ada cahaya merah membuat aku dan Yunho pingsan dan hanya mengingat sekilas kejadian Su-ie belum pergi. Yunho juga sama sepertiku. Ia jatuh cinta pada noona Junsu dan ia juga menunggu sepertiku namun dia terlihat lebih sabar daripada aku.

Hmm,Ini sudah 2 hari sejak kepergian Su-ie dan aku tetap menunggu di pantai ini, tempat aku dan Su-ie pertama kali bertemu. Aku sangat merindukan dirimu Chagiya.. senyummu, tawamu,tingkahmu,sikapmu yang sangat menggemaskan..aku merindukan semua yang ada pada dirimu..

Kau tahu.. aku sudah tidak memikirkan uang,gadis nakal maupun Club malam. Dipikiranku hanya ada namamu Su-ie. Kau berhasil mengubahku yang buruk ini menjadi baik dan juga membuatku merasakan yang namanya cinta sejati..

Su-ie, kumohon..

Kembalilah..

Kembalilah..


Wuush

“Aku kembali Chunnie”

Aku sedang tidak bermimpi,bukan ?. Kubuka mataku yang terpejam perlahan. Ia kembali..

Su-ie kembali..

Grep

“Kemana saja kau selama ini Chagi ?. Kau tahu aku sangat merindukanmu dan kau hampir membuatku gila tapi semua sudah terbayarkan dengan kembalinya dirimu”

Chu

Aku melumat bibirnya dengan lembut. Aku tidak ingin menyakitinya..

Gomawo Su-ie kau sudah kembali padaku..

“Chunnie..Mianhae kalau Su-ie membuat Chunnie sedih. Su-ie ingin bilang pada Chunnie kalau Su-ie mencintai Chunnie”

Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan..

“Aku juga mencintaimu Su-ie. Maukah kau menjadi pendamping hidupku selamanya ? menjadi istri serta ibu untuk anak-anak kita kelak”

Ini memang pelamaran simple hanya sunset,burung-burung,ombak dan pantai ini yang menjadi saksi bisu kami. Tapi ini sangatlah berarti untuk kami berdua. Buliran air itu terus mengalir di kedua pipinya. Aku tahu ia pasti menangis bahagia.. aku juga sangat bahagia..

“Aku mau Chunnie”

End Yoochun POV

***

Jaejoong POV

Tok Tok Tok

Kleek

“annyeong^^”

Sepertinya ia tidak percaya aku berdiri di depannya..hahaha. Yunnie bear sangat lucu..

Chu

“Boo”

Greep

Aku membalas pelukannya. Aku sangat merindukanmu Yunnie. Kau tahu aku sangat bahagia ketika eomma dan appa mengizinkanku menyusul Su-ie menjadi manusia. Alasan utamaku menyusul Su-ie hanya karena Yunnie lalu aku ingin melihat Su-ie bahagia dengan orang yang telah ia pilih.

“Ini aku Yunnie. Apa Yunnie sudah melupakan Boojae ?”

“Ani.. aku tidak akan pernah melupakanmu dan bagaimana kau bisa kembali dan Su-ie ?”

Aku meletakkan telujukku di bibirnya dan mendorongnya masuk ke dalam kamar. Aku tidak ingin orang asing mendengar percakapan kami. Semoga Yunnie tidak terkejut mendengar ceritaku.

Aku menceritakan tentang indentitasku dan Su-ie sesungguhnya. Reaksi awal ketika ia mendengarku ia hanya terkejut namun sebentar. Ia mendengarkan ceritaku dengan serius dan ia merasa iba saat aku bercerita sedikit tentang Su-ie tapi kini semua itu sudah berakhir. Akhirnya Su-ie bisa berbahagia dan aku juga menemukan kebahagiaanku sendiri yaitu bertemu dan berada di sampingnya adalah kebahagiaan tersendiri untukku..

“Boo..menikahlah denganku..kau bersedia ?”

Deg

Apa aku bermimpi ?

Ani..ini nyata.. Yunnie melamarku..

Ia menyematkan cincin dijari manisku. Ukuran cincin ini sangat cocok dijari manisku,,aku benar-benar bahagia sekarang..

“ne.. aku bersedia Yunnie”

End Jaejoong POV

***

Author POV

Yoosu terus berjalan sembari bergandengan tangan membuat iri para tamu yang masih single. Ketika mereka hendak ke kamar Yoochun, Yunjae pun keluar dari kamar mereka. Segera saja Su-ie melepaskan tangannya dari genggaman Yoochun dan memeluk eonnie yang ia sayangi.

Greep

“aku merindukanmu eonnie..bagaimana eonnie bisa kembali ? eomma..apppa bagaimana ? apa eonnie juga ?”

“Aww..kenapa eonnie mencubitku.. Chunnie appo”

Junsu mengadu pada Yoochun tapi Yoochun tertawa lalu mengurangi rasa sakit Junsu karena cubitan Jaejoong. Yoochun tetaplah Yoochun, ia mengecup sekilas pipi dan bibir Junsu di depan Yunjae. Junsu tidak mengadu lagi tetapi ia bungkam seribu bahasa karena malu. Kedua pipinya merona sangat cantik. Mereka pun pergi menuju ruangan khusus yang dulunya pernah membuat mereka bersedih ketika Junsu pergi.

“eonnie..ayo cerita eonnie kenapa bisa di sini ?”

“karena aku ingin melihat adikku bahagia dan menemukan kebahagiaanku sendiri. Apa tidak boleh ?”

“tentu saja boleh eonnie.gomawo^^ tapi sejak kapan eonnie dan oppa berpacaran ?”

“sejak mencarimu Su-ie^^ dan sejak kapan kalian berpacaran ?”

“kami tidak berpacaran eonnie tapi kami mau menikah..hehe”

Yunjae pun memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua. Ternyata yunjae mengikuti jejak Yoosu yaitu menikah. Mereka pun mengobrol dengan santainya, sesekali Yoochun menggoda Junsu dengan mengatakan duckphin, duckbutt dolphin sehingga membuat mereka semua tertawa kecuali Junsu.. Junsu juga sudah menceritakan yang sebenarnya kepada Yoochun bahwa ia adalah Dolmaid, penggabungan mermaid dan dolphin, hanya saja dolphin itu berupa sikap dan mermaid berupa wujud sehingga terwujudlah Junsu *?*. Dolmaid yang dahulu sedih dan menyembunyikan raut wajah yang sebenarnya sudah tiada karena ia sudah mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya.


***
“Chagi.. putri kita sudah mendapatkan kebahagiaan masing-masing..aku sangat senang”ucap Ratu atau eomma Jaesu yang melihat putri serta menantu mereka di bola kristal yang ia pegang bersama Raja,suaminnya dan merupakan appa Jaesu.

“Ne.chagiya..aku juga sangat senang mereka bahagia. Mengapa tidak dari dulu saja..aku membiarkan mereka menjadi diri mereka sendiri..aku sungguh terlambat” Ratu hanya tersenyum dan mengecup pipi suaminya.

“ani.. tidak ada kata terlamabat Chagi.. lihatlah hasil perbuatanmu, melepas mereka berdua sehingga begini.. Changminnie”

“ne,chagiya.. aku juga sudah menemukan kebahagiaanku yaitu memilikimu Neul Rin dan mempunyai putri semanis mereka..”

Bahagialah kedua putriku..
Appa dan eomma akan selalu mendukung dan memantau kalian dari sini..
Kami mencintai kalian..

Dolmaid  yang dianggap aneh oleh semuanya kini tiada.. ia adalah Dholmaid yang manis..
Dolmaid yang diceritakan memiliki kebahagiaan di ujung tanduk hanya kebohongan belaka..
Ia Dolmaid yang mempunyai kebahagiaan tersendiri di dalam dirinya..
Ia adalah Dolmaid istimewa yang bisa menyadarkan seseorang dengan perkataannya dan membuat orang-orang senang berdekatan dengannya..
Dolmaid istimewa yang mendatangkan kebahagiaan bagi setiap orang..

The End

Beginilah akhir kisah Dolmaid^^
Mian ya kalau banyak typo ya itu sepertinya salah satu ciri khas saya..hehe
Yang udah baca yang sengaja maupun enggak..tinggalkan jejak ya berupa komen dan like^^
Gamsahamnida :D

Dandellion Of Love






Casts:
-          Park Yoochun
-          Lee Eun Hye (fictional girl)
-         Park Yoohwan
-        Yoochun and Yoohwan's mom
-        Han Ji Min

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup dimana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela bau, di dekat rel kereta api ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion.
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gadis itu berdiri menengadahkan kedua tangannya ke langit, berharap sebuah kebahagiaan akan jatuh tepat di telapak tangannya. Namun ia tahu, ia sangat tahu bahwa harapannya belaka, harapan akan kebahagiaan yang ia yakini akan datang suatu hari nanti.
Semuanya berjalan seolah mengikuti arah angin yang semakin menjauh dan tak akan pernah kembali.
Kenangan kelam yang selalu menghantuinya membuatnya semakin menjadi gadis penakut, terutup dan tak dapat menerima dunia luar.
“Oppa, eodiga?” gumamnya.
Hanya satu orang yang sangat ia harapkan akan segera datang dan memeluknya erat, menenangkannya dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Namun hari demi hari berlalu, hingga sudah 15 tahun ia hidup sendiri, sendiri dalam kehampaan, meratapi nasib buruk yang masih enggan meninggalkannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gadis bernama Lee Eun Hye itu berdiri di kamarnya menatap pada jendela yang memperlihatkan sebuah mobil hitam terparkir di depan panti asuhan itu, dan seorang wanita  berparas cantik dan bersahaja, disampingnya tampak anak laki-laki memakai kaos dan celana selutut dan tengah menggandeng tangan anak laki-laki yang lebih muda darinya.
“Nyonya Kim, dimana Eun Hye?” tanyanya.
“Jwesonghamnida, Nyonya. Tapi Eun Hye menolak untuk bertemu dengan Yoochun.” Pungkasnya.
“Oh, nan gwenchana. Padahal aku sangat ingin bertemu dengannya.”
Yoochun yang kala itu masih berumur 11 tahun hanya terdiam, menyadari bahwa ia sedkiti bersalah pada gadis kecil itu.
Mereka adalah sepasang teman bermain, dan terkadang Yoohwan yang berumur sama dengan Eun Hye ikut bermain bersama. Meski Eun Hye tinggal di sebuah panti asuhan, namun ia sangat bahagia mendapat teman bermain seperti mereka yang tinggal di sebelah panti itu.
Mereka bersekolah di sekolah yang sama, dan mereka akan bermain bersama sepulang sekolah.
Tak ada hari tanpa mereka bersama yang berlalu, dan membuat orang akan berpikir mereka adalah ketiga bersaudara.
“Eun Hye-ya. Oppa membelikanmu permen kapas.” Teriak Yoochun memasuki halaman panti asuhan dan berlari sekencang mungkin.
“Wow, gomawo oppa.” Pekik Eun Hye memeluk erat-erat oppanya itu.
Yoochun, sosok seorang kakak bagi Eun Hye yang kapanpun akan ada di sampingnya, yang selalu siap menjaganya. Ia sangat ingin menjaga Eun Hye, ia tak ingin siapapun menyakiti Eun Hye,  seolah ia menjaga batu permata yang ia temukan di dasar lautan. Eun Hye sangat berharga baginya. Begitulah perasaan seorang anak laki-laki berumur sebelas tahun terhadap anak perempuan berumur enam tahun.
Dan Eun Hye, adalah seoran gadis kecil yang sangat membutuhkan sebuah kehangatan dan kenyamanan keluarga, dan Yoochun dan keluarganya lah yang dapat memberi hal itu.
Baginya, hidupnya adalah sebuah mimpi buruk yang tak pernah ia bisa bangun dari itu, sebuah kenyataan bahwa orang tuanya telah membuangnya di anti asuhan itu. Bahkan ia tak tahu mengapa mereka dengan keji melakukannya.
Kenyataan itu telah membuat lubang di hatinya, meninggalkan sebuah luka yang membekas selamanya.
Dan tak ada kabar dari orangtuanya, tak ada seorangpun yang mencarinya.
Begitulah hidup, penuh dengan kejutan.

Suatu ketika Yoochun dengan penuh keraguan, takut akan menyakiti hati Eun Hye, mengatakan bahwa ia dan keluarganya akan pindah ke Virginia untuk beberapa lama yang ia pun tak tau akan berapa lama.
“Oppa, apa kau tak menyukaiku lagi? Apa eomma tak membenciku? Apa aku sudah menyusahkan kalian?” Tanya Eun Hye dengan nada bergetar, air mata yang hangat mulai menetes di pipi gadis berumur 6 tahun itu.
“Tidak, kami sangat menyayangimu, Eun Hye.”
“Lalu kenapa kalian pergi? Apa aku sudah berbuat salah? Katakan. Aku akan menjadi anak yang baik. Oppa.” Katanya terisak menahan air mata yang semakin membasahi pipi merahnya.
“Eun Hye-ya, eomma sangat menyayangimu, kau adalah anak perempuan eomma. Jangan menangis, sayang. Maafkan eomma, eomma, Yoochun oppa dan Yoohwan harus pindah ke Virginia.” Tutur ibu Yoochun seraya menarik tubuh mungil Eun Hye ke  dalam pelukannya yang hangat. Ia sangat ingin membawa gadis malang itu bersamanya, namun tak mungkin. Ia tak bisa melakukannya meski ia sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sejak saat itu, senyum jarang terlukis di bibirnya. Bahkan semuanya sudah berjalan selama 20 tahun, namun masih menyisakan kesedihan bagi Eun Hye. Bagi orang lain, 15 tahun adalah waktu yang cukup untuk memulai hidup baru yang lebih baik lagi, namun bagi Eun Hye 15 tahun waktu yang terlalu singkat untuk menutup luka hatinya, seumur hidupnya pun belum cukup. Ia bukanlah gadis kecil yang menangis sekencang-kencangnya lagi. Ia kini adalah gadis berumur 21 tahun yang tak lagi menunjukkan air matanya di hadapan orang lain. Dan ia hanya memendamnya dalam-dalam di hatinya, semakin membuat lubang di hatinya itu semakin dalam dan lebar. Hatinya terlalu sakit dan lubang itu tak dapat di sembuhkan lagi.
Ia mengamati bayangannya di cermin, seorang gadis berambut panjang sepunggung tegerai menjuntai di bahunya. Ia pulas wajahnya dengan bedak tipis, menghilangkan kesan wajahnya yang pucat.
Eun Hye bekerja di sebuah toko ‘CreBeau-Belle’ di Gangnam sebagai pelayan toko. Setelah lulus di Sekolah Menengah Atas, ia memang tak meneruskan ke jenjang perkuliahan, karena ia tahu benar tak ada biaya untuk itu. Masih banyak adik-adiknya di panti asuhan yang harus bersekolah. Sehingga ia memutuskan untuk bekerja membantu pendapatan pengurus panti asuhannya. Meski upahnya tak seberapa, namun ia sudah cukup senang.
Ia harus kuat untuk bertahan dari semua hal yang menghadangnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Eun Hye besumpah pada dirinya sendiri untuk terus bertahan memandang ke depan, berjalan menemukan kebahagiaan yang sudah disiapkan oleh Tuhan. Karena ia yakin ia akan ada kebaikan dari semua keburukan hidupnya.
Ia akan terus bertahan hidup bagaimanapun keadaannya, seperti bunga dandelion yang selalu bertahan dalam segala cuaca dan tempat, asla ada sinar matahari yang menyinarinya, dan sinar matahari bagi Eun Hye adalah Tuhan dan semua orang yang menyayanginya. Ia tak peduli dengan perkataan orang lain karena bukan dari mereka lah ia dapat bertahan hidup tapi dari orang-orang yang menyayanginya lah yang dapat memberinya sebuah penerangan dalam hidupnya untuk tetap bertahan.
Saat ia sedang berjalan menuju tempat kerjanya, di sela-sela trotoar yang retak tumbuh sebatang dandelion yang sudah mulai mongering namun masih berdiri tegak dengan penuh kepercayaan dirinya. Jangankan ia, bunga dandelion yang hanya bunga liar saja dapat tumbuh di tempat serawan itu.
Ketika ia akan berdiri dan melanjutkan langkahnya begitu saja terhenti karena berdiri di hadapannya sesosok pria berparas tampan, dan bertubuh tinggi.
“Oh, mianhada.” Katanya hampir saja menabraknya.
“Nan gwenchana.” Jawab Eun Hye seraya merapikan bajunya. “Permisi.” Ucapnya berjalan meninggalkan pria itu.
Pria itu hanya memperhatikan langkah Eun Hye yang semakin menjauh. Seolah ia mengenalinya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Annyeonghaseyo, ada yang bisa kami bantu?” sapa Eun Hye melayani salah satu pelanggannya.
“Oh, aku membutuhkan cream untuk……………….” Pelanggan itu memberitahukan padanya dengan seksama dan di saat itu pula pria bertuxedo memasuki toko itu.
“Bagaimana Jagi? Apa kau sudah mendapatkannya?” tanyanya dengan lembut dan berdiri di samping wanita itu.
“Belum. Sebentar lagi.”
 Saat Eun Hye datang membawa sekotak cream yang dibutuhkan pelanggan itu, ia mendapati pria yang mirip dengan pria yang tadi pagi ia temui di jalan.
“Berapa semuanya, ahgassi?”
“Semuanya 40 ribu won.” Kata Eun Hye menyerahkan tas kertas itu dan pria itu yang menerimanya.
“Ige.”
“Kamsahamnida.” Ucap Eun Hye membungkuk.
“Cheonamneyo. Annyeonghaseyo.” Balasnya membungkuk dan mengalungkan lengannya di lengan pria yang merupakan kekasihnya itu.
“Kajja, Yoochunnie~”
Deg! Mendengar nama itu membuat hati Eun Hye bergemuruh tak terkendali.
Yoochunnie? Yoochun? Ada berapa banyak nama Yoochun di dunia ini? Apakah Yoochun ini adalah oppanya?
‘Yoochun oppa, jika itu benar kau, apa kau tak mengenaliku?’ batinnya menghela napas, dadanya sakit.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Eun Hye mengayuh sepedanya menuju panti asuhan dan segera menyandarkannya di dinding pagarnya, ia bergegas menuju rumah kosong yang dulu didiami oleh Yoochun dan keluarganya. Namun harapannya menguap ke udara, tak ada seorang pun disana, bahkan gerbang rumah itu masih terkunci rapat. ‘Mungkin dia bukan Yoochun oppa.’ Ucapnya dalam hati. Ia percaya orang itu bukanlah oppanya, jika pria itu adalah Yoochun, bagaimana bisa orang itu tak mengenalinya. Atau mungkinkah ia sudah melupakan Eun Hye? Bagaimanapun juga semuanya sudah berlalu 15 tahun yang lalu.

“Eun Hye-ya, bisakah kau mengantarkan ini ke alamat ini?” pinta Nyonya Kim padanya.
“Nyonya Kim, bukankah kita tak melayani jasa pengiriman?” tanay Eun Hye bingung, baru kali ini ia diminta mengantarkan barang ke konsumen.
“Memang.. tapi pelanggan ini sangat sibuk, dan ia mau membayarnya lebih jika pesanannya diantar ke tempatnya.” Jelas atasannya.
“Oh, baiklah.”
Eun Hye mencocokkan alamat yang tertulis di secarik kertas itu sebelum memasuki bangunan itu, sebuah kedai es krim ‘Time Out’ yang berdiri kokoh dengan ornament modern disana.
“Annyeonghaseyo.” Ucapnya membungkuk pada pria yang berdiri di belakang meja kasir itu, pria yang ternyata adalah pria yang ia temui di jalan itu. Pria yang mirip dengan pria yang bersama kekasihnya di tokonya.
“Annyeonghaseyo, oh anda.. anda yang pernah kutemui di jalan itu bukan?” tanyanya memastikan, menarik bibirnya ke samping menyunggingkan senyumnya.
“Oh, ne~ Uhm, aku mengantar barang ini. Dan ini kertas pembayarannya.” Ucap Eun Hye sembari memberikan tas belanjaan itu dan struknya.
“Sebentar…” katanya dan memanggil ibunya.
Ketika seorang wanita paruh baya itu keluar dari ruangannya dan menemui Eun Hye. Eun Hye sangat mengenal wanita itu, wanita yang biasa menenangkannya saat Yoochun dan Yoohwan menggodanya, wanita yang biasa menyuapinya saat ia sedang sakit, wanita yang tak pernah luap membelikan makanan yang ia beli sama seperti kedua anak laki-lakinya itu.
“Eomma” gumamnya tertahan, matanya mulai menghangat membendung air mata di sudut mata yang hampir menetes namun ia menahannya.
“Ahgassi, ini uangnya.” Kata wanita itu tersenyum menyerahkan beberapa lembar uang dan tersenyum padanya, senyum yang sama sekali tak berubah, senyum yang 15 tahun lalu selalu ia lihat, wajahnya pun masih sama, masih secantik dulu, hanya ada 1 atau 2 kerutan di sudut matanya, namun tak mengurangi kecantikannya.
Pria yang sedari tadi berdiri di belakang meja kasir itu terus mengamati Eun Hye, menyadari ada sedikit hal yang berbeda dengan gadis itu.
“Nona, kau baik-baik saja?” tanyanya.
“Ah, ne.” jawab Eun Hye terhenyak kaget. “Aku harus segera pergi, annyeonghaseyo~” Eun Hye segera pergi.
“Yoohwan-ah, ada apa?”
“Eomma, apa kau merasakan sesuatu?” Tanya pria yang bernama Yoohwan tetap melihat pintu bangunan itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Eun Hye masih tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, wanita itu adalah wanita yang biasa ia panggil ‘eomma’, itu berarti laki-laki di tempat kasir itu adalah… pikirannya berputar, laki-laki itu sangat mirip dengan laki-laki yang datang ke toko, dan kekasihnya memanggilnya Yoochun… berarti dia adalah Yoohwan.. benarkah semua itu? Atau semua itu hanya dugaannya saja? Bagaimana semua itu bisa kebetulan? Benarkah itu hanya kebetulan atau memang itulah kenyataannya?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Eun Hye-ya? Itukah kau?” Tanya seorang wanita dan berdiri di belakangnya seorang pria berkaos putih itu.
Eun Hye membelalak ketika menyadari bahwa kini dua orang yang pernah ia kenal berdiri di depannya.
“Maaf.. ada yang bisa kami bantu?” tanyanya mencoba bersikap professional.
“Eun Hye, apa kau tak mengingat eomma? Dan ini… Yoohwan, apa kau juga tak mengingatnya?” Tanya wanita itu menahan sakit di hatinya karena ‘anak’nya tak mengenalinya.
Matanya dan Eun Hye mulai berkaca-kaca, dan Yoohwan, laki-laki itu terkesiap mematung tak tahu harus melakukan apa, ia memang bukan pria yang bisa menangani keadaan semacam ini.
“Eun Hye, apa kau sudah melupakan eomma?”
“Eomma.” Gumam Eun Hye seketika langsung berjalan ke arah wanita itu dan memeluknya. Memeluknya erat, dan tak ingin ia lepaskan, karena ia sangat merindukan pelukan hangat itu.
“Eun Hye, eomma sangat merindukanmu. Kau tampak kurus sayang.” Eluhnya menangkup wajah Eun Hye. Eun Hye 15 tahun yang lalu tampak gendut menggemaskan. Namun kini ia melihat Eun Hye yang berbadan kecil dan tampak lemah.
“Eomma. Aku merindukanmu.” Isak Eun Hye memeluknya lagi. Ia tak akan pernah bosan memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti ibunya itu sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sejak saat itu, Nyonya Kim mengajak Eun Hye untuk tinggal dengannya, ia ingin merawat Eun Hye. Dan beruntungnya pemilik panti asuhan mengijinkannya dengan syarat mereka harus membuat surat adopsi anak di keluarganya. Dan kini Eun Hye tak bekerja lagi toko ‘CreBeau-Belle’, namun ia membantu ‘keluarga baru’nya itu di kedai es krim ‘Time Out’.
“Yoochun-ah, cepatlah ke kedai kita.” Pinta ibunya melalui saluran telpon.
“Untuk apa eomma?”
“Apa kau tak ingin menemui eomma? Kau sudah 2 minggu berada di Jepang, dan saat kau tiba, kau langsung ke rumah Jimin. Aigo, kau ini.” Eluh ibunya, salah satu taktik ibunya. Yoochun tak bisa menolak permintaan ibunya itu.
“Aigo, baiklah eomma.”
“Dan satu lagi, eomma akan mempertemukanmu dengan adikmu.” Kikik  wanita itu seraya memandang Eun Hye yang tengah asyik makan es krim dengan Yoohwan.
“Yoohwan?”
“Anni.”
“Nugu?”
“Eun Hye.”
“Eun Hye?”
“Ye, aigo, kau banyak bertanya. Cepatlah pulang.” Sambar ibunya segera menutup telpon.
Yoochun tertegun mengingat nama itu. Eun Hye? Lee Eun Hye? Gadis kecil itu. Gadis kecil yang sangat ingin ia jaga sepanjang hidupnya.

Dengan perasaan senang, gugup, tegang dan cemas, Yoochun memarkir mobilnya di seberang jalan kedai es krim keluarganya itu. Bahkan ia menunda pertemuannya di butik gaun pengantin dengan Jimin. Seketika terbersit kata ‘gaun pengantin’ itu membuat keringat dingin keluar dari tubuhnya, ia akan menikah dengan kekasihnya, tempat dan tanggal pun sudah diputuskan.
Entah kenapa sejak mendengar nama gadis kecilnya itu, membuatnya semakin kalut tanpa sebab.
“Eomma.” Tegurnya seraya membuka pintu kaca kedai itu.
“Oh, Yoochun-ah, aigo, akhirnya kau datang juga. Yoohwan, dimana Eun Hye?” kata ibunya penuh semangat.
Tak sengaja Eun Hye yang baru saja dari dapur, masuk ke ruangan itu. Tatapannya terkunci pada tatapan Yoochun, oppa yang sangat ia rindukan selama ini.
“Eun Hye..”
“Oppa..” perlahan Yoochun berjalan ke arahnya, dan menariknya ke dalam pelukannya. Ia sangat merindukan gadis yang dulu sering memintanya untuk dipeluk saat sedang menangis.
Dan Yoochun, di hatinya, seolah seperti bunga yang awalnya layu karena tak terawat, kini bunga itu mulai tumbuh kembali. Bunga yang selalu ia rasakan ketika memikirkan Eun Hye.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Uhm, Jimin, perkenalkan ini Eun Hye.” Ucap Yoochun ragu, matanya masih menatap Eun Hye mencoba mencari-cari sesuatu.
“Bukankah ini nona yang bekerja di toko kecantikan itu?” Tanya Jimin polos. Jika ia tahu bahwa calon suaminya itu mulai meragukan kelangsungan pernikahan mereka karena gadis ini.
“Ne, dia adalah teman masa kecilku dan Yoohwan, eomma juga sangat menyayanginya. Namun kami terpisah karena harus pindah ke Virginia.”
“Ternyata dunia ini begitu sempit.” Kekeh Jimin. Ia memang gadis yang ceria, dan itulah yang disukai Yoochun karena dialah yang menghiburnya, menggantikan sosok Eun Hye enam tahun terakhir meski ia empat tahun lebih tua dari Yoochun. Dan sebelumnya Yoochun juga menjalin hubungan dengan wanita yang juga lebih tua darinya yang bernama Park Kahee di Virginia.
Dan kini, perasaan itu kembali diragukan, benarkah ia sangat mencintai calon istrinya itu? Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia selalu menyisakan sebuah ruang kecil untuk Eun Hye, cinta masa kecilnya itu.
“Uhm, kalau begitu maukah kau menjadi pengiring pengantin wanita saat pernikahan kami nanti?” Eun Hye terkesiap, meski ia mungkin hanya dianggap Yoochun sebagai adiknya, namun baginya Yoochun adalah cinta monyetnya, cinta pertamanya yang belum bisa digantikan oleh siapapun sampai sekarang.
“Jimin, kau membuat Eun Hye bingung.” Pungkas Yoochun merasa atmosfer di sekitarnya semakin sesak.
“Gwenchana oppa. Aku bersedia pengiring unnie.” Kata Eun Hye mengulum senyum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dengan sedikit kecanggungan Yoochun dan Eun Hye sering menghabiskan waktu bersama, dan tak jarang ikut pula Yoohwan. Jika waktu bisa diputar kembali, Yoochun dan Eun Hye ingin sekali kembali pada saat dimana semuanya masih dapat dikendalikan, namun kini semuanya berbeda, yoochun akan menikah dengan Jimin, gadis yang awalnya ia pikir sangat dicintainya, namun sekarang Yoochun sadar bahwa ia hanya menjadi pengganti sementara Eun Hye, semuanya terlambat.


Hari pernikahan pun semakin dekat, ibu Yoochun pun semakin dibuat gaduh, ia terlalu senang dan gugup menghadapi pernikahan anak pertamanya itu. Bahkan ia tampak sibuk menyiapkan baju untuknya, Yoohwan dan Eun Hye. Ia memilih gaun putih tulang untuk Eun Hye.
“Eomma, ini terlalu berlebihan.” Keluh Eun Hye, gaun yang ia kenakan itu tampak seperti gaun pengantin.
“Anni, kau tampak sangat cantik, kau harus tampil cantik karena kau anak eomma.”
Yoohwan yang sedari tadi berasam mereka hanya  berdecak aneh.
“Aish, bahkan seolah hanya Eun Hye anak eomma.” Gerutunya, ia tak dapat menampik kecemburuannya pada Eun Hye, namun mau bagaimana lagi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Eun Hye, apa kau baik-baik saja?” tanya Yoochun duduk di samping Eun Hye di beranda lantai dua rumahnya.
“Aku baik-baik saja oppa, apa aku tampak sakit” Tanya Eun Hye.
“Bukan begitu, hanya saja aku… tentang pernikahan itu… kau menjadi pengiring pengantin… uhmm..” entah kenapa lidah Yoochun terasa berkelit, membuatnya kesulitan untuk mengatakannya. Yoochun ingin sekali membatalkan pernikahan itu, haruskah ia kabur besok?
“Aku senang melakukannya?” jawab Eun Hye tersenyum, “Oppa, sudah larut malam, sebaiknya cepatlah tidur, besok adalah hari besarmu, jangan sampai pengantin wanita cemberut kau datang terlambat karena bangun kesiangan.” Gurau Eun Hye.
Ia perlahan masuk ke kamarnya dan menguncinya rapat, ia tak kuat menahan hal ini lagi, ketika ia sudah menemukannya ia harus rela melepaskannya kembali, melepas semua yang memang bukan menjadi miliknya sejak awal.
Semalaman penuh ia tak bisa tidur, air mata terus membasahi pipinya, jika ia terus seperti ini ia akan membuat mereka semua kecewa, dan ia tak ingin hal itu terjadi.

Ia sudah selesai memakai gaun yang sudah dipersiapkan oleh ibunya, ia akan memulai semuanya dari awal, menjadi salah satu anggota keluarga sudah membuatnya mendapatkan semuanya. Sebagai seorang adik dan seorang anak, itu sudah lebih dari cukup. Ia akan bertahan seperti janjinya sendiri, menjadi bunga dandelion yang akan terus bertahan.

Suasana sudah ramai, para tamu undangan sudah memadati ruangan itu. Dan ketika pembawa acara mengumumkan bahwa upacara pernikahan akan segera dimulai, seseorang menarik tangannya ke dalam ruang ganti itu lagi.
“Unnie, ada apa?” Tanyanya bingung.
“Eun Hye, pakailah gaun ini. Aku rasa gaun ini pas di tubuhmu.” Pinta Jimin memberikan sebuah gaun putih panjang yang mempesona, sebuah gaun pengantin yang pernah ia pegang saat mencari gaun dengan ibunya dan Yoohwan.
“Unnie, apa ini maksudnya? Unnie, kenapa kau tak memakai gaunmu?” Tanya Eun Hye menyadari bahwa Jimin hanya memakai gaun strapless simple.
“Pengantinmu sudah menunggumu, cepatlah ganti baju sayang.” Ujar ibunya menepuk bahu Eun Hye.
“Eomma, aku tak mengerti. Aku belum ingin menikah.”
“Eun Hye-ya, eomma tahu bahwa kau sangat menyukai Yoochun, dan begitu pula dengan Yoochun, ia juga sangat menyukaimu.”
“Eun Hye, unnie memang akan menjadi pengantin hari ini, namun unnie tahu sejak dulu Yoochun hanya menyukadi gadis yang bernama Eun Hye, awalnya unnie sangat benci dengan gadis itu, tapi setelah unnie bertemu dengannya, denganmu, unnie tahu Yoochun tak salah menyukaimu. Dan ini, ini rencana unnie dan ahjumma karena Yoochun sangat lambat.” Kekehnya.

Dengan masih penuh kebingungan, Eun Hye dan Yoochun akhirnya mengucap ikrar pernikahan mereka. Yoochun tampak begitu bahagia menatap pengantinnya yang tak lain adalah Eun Hye, gadis kecil yang sangat dicintainya itu.
“Oppa, bagaimana semua ini bisa terjadi?” Tanya Eun Hye menyandarkan kepalanya di bahu Yoochun. Ia yang memang polos masih bingung dengan apa yang sedang berjalan.
“Oppa juga, sepertinya kita harus berterima kasih pada eomma dan Jimin, dan bahkan mereka memberi 2 tiket untuk kita ke Bora Bora.”
“Bora Bora? Untuk apa?”
“Aigo, gadis kecilku sangat polos. Untuk bulan madu. Atau kau ingin ke tempat lain? Saipan? Kanada? Indonesia? Jepang?”
“Bora Bora tak masalah.” Jawab Eun Hye. “asal aku dengan oppa.” Gumamnya lirih, malu jika Yoochun mendengarnya.



-------------------------------------------------

-end-
May 13th, 2012

gimana? gimana?
mianhae... plotnya terlalu cepet? I know..
kurang greget? I see...
aigo,, byk cacatnay niy.,.,.
habis br nulis hari ini... jd mianhae...>
comment, like yah.. ^^

HARMONY OF FRESH FRUITS :: PEACH, GAMSAHAMNIDA

ANNYEONG HASEYO YEOROBUUUUUNNN~!!!
SAYA, AUTHOR GAJE KELAS TERI DATANG MEMBAWA FF KEDUA DIAKUN BARU INI UE KYANG KYANG KYANG UHUUKK..UHUUK.. *KESELEK MONITOR*
YAH SEPERTI BIASA, MOHON MAAP BILA TERJADI KESALAHAN DALAM PENULISAN DAN LAIN-LAIN NE. KARNA AUTHOR JUGA MANUSIA PUNYA RASA PUNYA HATI. JANGAN SAMAKAN DENGAN PISAU GERGAJI *PLAK~!!*

OH YA, FF INI TERINSPIRASI DARI SEBUAH MANGA. TAPI UDAH SAYA GANTI ALURNYA EMMM... MUNGKIN SEKITAR 85% YANG SAYA GANTI...^^

DAN....
WARNING~!!!
DILARANG KERAS UNTUK MEN-COPAS ATO MEMPERBANYAK FF GAJE INI TANPA SEIJIN AUTHOR! KARNA SEMUA FF GAJE BIKINAN SAYA DIBUAT DENGAN PENUH PENGORBANAN DAN WAKTU. W.A.K.T.U!!! ARASEO!!!!! JADI JANGAN DI-COPAS NE~! ^,

DAN SEKALI LAGI, DEMI KELANJUTAN FF GAJE DAN KELANGSUNGAN HIDUP SI AUTHOR MOHON RCL SEIKHLASNYA. KALO GA IKHLAS MENDING GA USAH BACA~!!!!

OKE, OKE! CUKUP! DARIPADA BERLAMA-LAMA, ENJOYED

~~~~^___^~~~~


############################################

Author:Recca Xiahki Cassiopeia

TITLE : HARMONY OF FRESH FRUITS :: PEACH, GAMSAHAMNIDA

GENRE : LOVE-ROMANCE-YAOI-GAJE-TYPHO-OTHER

LENGTH : FLASH-ONESHOOT

AUTHOR : RECCA a.k.a KIM HYERIN

CAST :  JUNG YUNHO
                KIM JAEJOONG
                …..other cast


~~~^___^~~~

-YUNHO PV-

Buah persik. Bentuk dan warnanya yang menarik serta aroma dan rasanya yang manis dan segar ditambah lagi harganya yang terjangkau bagi semua kalangan menjadikan buah ini sebagai salah satu buah favorit. Tapi bagiku buah persik bagaikan malaikat kematian yg bisa mengakhiri hidupku kapan saja. Dengan melihat bentuknya saja sudah berhasil membuatku mual. Aromanya bisa membuatku sesak napas dan berkeringat dingin serta bersin. Dan bila memakan buah itu aku bisa pingsan, muntah bahkan kejang-kejang.

Menyebalkan memang. Sejak kecil aku alergi pada buah persik, aku hampir kehilangan nyawaku saat eomma menyuapiku dengan sepotong persik. Saat usiaku menginjak satu tahun, aku harus terbaring diruang perawatan intensif dengan masker oksigen yang menutupi mulutku. Sejak saat itulah orangtuaku menjauhkanku dari segala hal yang berhubungan dengan buah persik.

Tapi penderitaanku semakin bertambah saat aku dewasa karna semua orang yang ada disekitarku menyukai buah persik. Sahabatku, keluargaku, rekan kerjaku, bahkan namja itu. Namja cantik yang sangat kucintai, Kim Jaejoong. Jaejoong adalah putra pemilik perkebunan buah persik berkualitas paling baik di korea. Dan besok aku harus pergi kerumah orangtuanya di daerah Chungnam untuk melamar dan kemudian menikahinya. Aku tau nyawaku bisa terancam karna rumah orang tua Jaejoong berada ditengah-tengah hamparan kebun persik. Aku bahkan belum pernah mengatakan pada Jaejoong tentang alergiku, tapi aku janji suatu hari nanti aku akan menceritakannya pada kekasihku itu.

~~~^___^~~~

Malam ini udara terasa sejuk, mungkin karna sudah memasuki musim gugur.
Aku duduk diteras rumahku sambil merenung, berusaha untuk menenangkan kebimbanganku. Disatu sisi aku ingin segera pergi kerumah orangtua Jaejoong untuk sesegera mungkin melamarnya, tapi disisi lain aku takut jika alergiku kambuh dan membuat orangtua Jaejoong menolak lamaranku krna tentu saja mereka mencari seseorang yang bisa meneruskan usaha perkebunan persik keluarga Kim.

“ Yunnie” sapa suara lembut yang tak lain adalah suara malaikatku, Kim Jaejoong membuyarkan lamunanku

“ah nde? Wae Boo?” jawabku sedikit terkejut

“aku tidak bisa tidur Yunnie, aku ingin segera bertemu orangtuaku” ucap Jaejoong sembari duduk dipangkuanku

“bersabarlah Boo, kita akan menemui mereka besok pagi ne”

“ara Yunnie bear~! Saranghae, jeongmal saranghae” ucap Jaejoong manis

“nado Boojae, nado saranghae”


CHU~


Kukecup bibir merah cherry Jaejoong dengan lembut dan semakin kuperdalam ciumanku. Kami pun menghabiskan malam yang dingin dengan penuh cinta.

~~~^___^~~~


-JAEJOONG PV-


“Yunnie, ireona chagi~!” seruku sembari mengguncang tubuh Yunho berusaha untuk membangunkannya yang masih terlelap dengan gaya tidurny yang miring, terlihat sangat seksi apalagi saat ini ia tengah naked.

“eungh…” lenguhnya manis

“Yunnie ireona~! Ppalli~! Hari ini kita akan pergi kerumah orangtuaku ara?” ucapku sambil terus mengguncang tubuhnya

“ne Boo, 5 menit lagi ara…” ucapnya lirih tanpa bergerak sedikitpun dari tempat tidur

“aniya~! Ini sudah hampir siang Yunnie, pancake maple-mu bisa dingin kalau tidak segera dimakan. Sudah susah payah aku membuatnya. Kajja Jung Yunho~! ireona” gerutuku sambil menarik lengan Yunho

“ara, ara Boo~! Aku bangun” jawabnya sembari mengucek mata dan beranjak dari tempat tidur

“Good bear~! Cepat mandi ne, aku tunggu kau dibawah”

“ne Boo~!”


~~~^___^~~~

-YUNHO PV-

Setelah selesai mandi dan sarapan, segera kami berangkat ke Chungnam. Kerumah orangtua Jaejoong. Rasa gugup menghantuiku, rasa takutku akan penyakitku selalu mengganggu. Selama diperjalanan aku hanya diam sambil menyetir

“Yunnie-ah” ucap Jaejoong lirih

“…….”

“Yunnie, gwaenchana?” seru Jaejoong dengan suara agak keras

“nde?! Ah gwaenchana Boo” jawabku

“kurae? Kau terus diam dan melamun Yunnie, ige mwoya?” Tanya Jaejoong dengan wajah cemas

“aniya, aku hanya sedikit gugup” jawabku sekenanya

“jinjja?? Waeyo?”

“aniya, aku gugup karna akan bertemu orangtuamu sebentar lagi”

“oh soal itu, aku juga gugup Yunnie. Tapi kita akan menghadapinya bersama ne” ucap Jaejoong membuatku tenang

“ne Boo, saranghae~!”

“nado Yunnie”

CHU~

Jawab Jaejoong sambil mengecup pipiku.

Perasaanku lebih baik sekarang, akan kulakukan apa saja demi namja cantikku ini. Bahkan aku rela mati dikebun persik.


~~~^___^~~~

Setelah menempuh perjalanan selama 90 menit, kamipun sampai disebuah rumah yang cukup besar dan dikelilingi kebun buah persik. Bau harum dan manis bunga persik pun tercium oleh indera penciumanku. Napasku tercekat, badanku terasa dingin dan kepalaku sedikit pening.

Oh myJae~! Bagaimana ini? Aku bahkan tak bisa mengeluarkan suaraku!

“Yunnie, gwaenchana?” Tanya Jaejoong.

Aku hanya bisa menganggukan kepalaku pelan

“kau pucat Yunnie, apa kau sakit?” Tanya Jaejoong panik

“a..aaniyaa B..Boo a..aku baik-baik saja, hanya sedikit gugup” ucapku sedikit terbata-bata

“Yunnie, aku cemas sekali ayo cepat kita temui orangtuaku” ajak Jaejoong
 Segera Jaejoong mengajakku keluar dari mobil dan pergi menuju kerumah orangtuanya.
Didepan pintu rumah terlihat seorang yeoja paruh baya yang melambaikan tangan kearah kami.

“eommmaa~!” teriak Jaejoong sambil mengajakku menghampiri yeoja itu

‘‘annyeong h..haseyo omoni” ucapku

“annyeong haseyo. Ternyata benar yang diceritakan Joongie, kau sangat tampan Yunho-ah” ucap mrs.Kim sambil tersenyum.

Sangat cantik. Kurasa wajah cantik Jaejoong diwarisi dari eommanya

“gomawo omoni” jawabku

“eomma, appa eodigayo?” Tanya Jaejoong
“ah, appamu menunggu didalam ayo masuk! Ia sudah menunggu sejak pagi tadi” ajak mrs.Kim.

Dan kamipun segera bergegas menuju ke tempat mr.Kim berada. Diruang keluarga tepatnya, ruang yang cukup besar dan terlihat elegan. Rasa sakitku sedikit hilang didalam rumah ini. Mungkin karna kami duduk didekat perapian dan tentu saja aku duduk disamping Boojae-ku yang selalu membuatku merasa nyaman

“annyeong haseyo abeoji” sapaku pada namja paruh baya yang tak lain adalah mr.Kim

“annyeong haseyo appa! Bogoshipeunde~!” seru Jaejoong sambil memghambur dan memeluk erat namja itu

“ahahaha. Nado Joongie! Appa sangat merindukanmu. Jadi itu namja yang sering kau ceritakan ditelpon ne?” ucap mr.Kim

“ne appa, itu Jung Yunho. Namja yang membuat Joongie bahagia selama ini” jawab Jaejoong

“jadi kau datang kesini untuk melamr Joongie kecilku ini ara?” Tanya mr.Kim

“ne abeoji” jawabku singkat

“apa kau benar-benar menyukai putraku ini tuan Jung?” Tanya mr.Kim

“ne abeoji, saya sangat menyayangi Jaejoong! Saya akan melakukan apa saja seperti yang abeoji inginkan asalkan saya bisa tetap bersama Jaejoong”

“Joongie, apa kau juga mencintai namja ini chagi?” Tanya mr.Kim pada Jaejoong

“tentu saja appa! Joongie sayang sama Yunnie!” jawab Jaejoong mantap

“baguslah kalau begitu. Jika kalian menikah nanti, appa ingin kalian merawat kebun buah persik keluarga Kim yang sudah legendaris ini. Kau mau kan tuan Jung?” Tanya mr.kim

Aigo! Ottokkae? apa yang harus kulakukan?! Aku tidak ingin kehilangan Boojae-ku, aku harus bisa melawan alergi konyol ini!”  gumamku. Aku benar-benar seperti telur diujung tanduk sekarang

“Yunnie, otte??” bisik Jaejoong

“ah, n..ne!” jawabku mantap. Saat ini aku akan mempertaruhkan apapun bahkan nyawaku demi namja yang sangat kucintai itu.

“ah ara~! Aku menerimamu sebagai menantuku anak muda! Ini makanlah! Buah persik keluarga Kim yang sangat terkenal karna kelezatannya! Semua menantu keluarga Kim harus makan buah ini” seru Mr.Kim sembari menyodorkan sepirng penuh potongan buah persik

“matilah kau Jung Yunho! Kau harus makan buah ini atau kau akan kehilangan Boojae-mu itu.pikirkan baik-baik Jung Yunho! Atau kau akan kehilangan hartamu yang berharga!" ucapku dalam hati.

Aku merasa seluruh hidupku tak berarti tanpa Boojae-ku. Karna itu aku rela mati asalkan aku bisa menjadi menantu dari keluarga Kim.


GLEK!

DEG!

DEG!

Keringat dingin mulai keluar dari tubuhku. Jantungku berdetak tak beraturan, tubuhku mati rasa


HAAAAAATTTCCHIIIIIIIIIIIIII~!


HAAAAAATTTCCHIIIIIIIIIIIIII~!

Aku pun mulai bersin-bersin hebat. Kulihat wajah Jaejoong yang terlihat sangat khawatir, tapi apapun yang terjadi aku harus makan buah itu! Demi Jaejoong!Yah! demi Jaejoong!!!


Kuambil garpu yang tergeletak dipinggiran piring. Tanagnku gemetaran saat aku mulai menusukkan garpu kebuah persik dan mendekatkannya kemulutku

“HENTIKAN!”
Teriak mr.Kim membuat seisi rumah berguncang.

“mwo?” pekikku heran sambil menahan sakit karna alergi

“appa, waeyo?” Tanya Jaejoong tak kalah heran dariku

“lihat Joongie, ada sesuatu yang aneh pada calon suamimu itu ne! dia alergi pada buah persik, cepat kau jauhkan buah persik dipiring ini darinya! Dia bisa mati!” perintah mr.Kim

“m..mwo?! mati?! A..ara appa!” ucap Jaejoong.
Dengan segera Jaejoong dan mr.Kim merawatku yang mulai lemah.

“mianhae Boo” ucapku lirih

“Yunnie, kenapa kau tak bilang saja sejak awal?! Semua ini pasti tak akan terjadi kalau kau bilang padaku!” teriak Jaejoong

“mianhae Boo, aku mencintaimu. Aku tidak ingin menyinggung perasaanmu dan keluargamu saranghae Boojae” jawabku

“nado Yunnie hiks..hiks..”

“mianhae Boo, kurasa kita tak bisa bersama. Karna menantu keluarga Kim harus makan buah persik itu. Tapi aku, aku tak bisa makan buah persik itu Boo” ucapku putus asa

“heh! Pabo kau! Kata siapa kau harus makan buah persik itu eoh?!” teriak mr.Kim yang sedari tadi berada disamping Jeajoong

“t..tapi… abeoji tadi..” ucapku bingung

“kulihat kau rela mati demi Joongie kecilku, itu artinya kau benar-benar mencintai Joongie tuan Jung! Karna itu aku tetap merestui hubungan kalian! Ahahahahaha bodoh sekali kau ini!” serum r.Kim seenaknya

“yah! Appa! Yunho hampar sekarat karna buah persik appa! Appa paboooooooooo!!!” teriak Jaejoong tidak terima

“sudahlah Boo~ yang penting kita bisa bersama lagi sekarang, aku baik-baik saja”

“yah! Kau juga pabo!! Apanya yang baik-baik saja eoh!! Kau hampir mati Yunniiiiiieee~!" teriak Jaejoong sembari mencubit lenganku

“mianhae Boo, saranghae!”

CHUUUUUU~~!!!!!


Kuhisap bibir cherry itu tanpa ampun. Kulihat mr.Kim sampai terngangga dibuatnya karna aku mencium bibir putra kesayangannya tepat didepan matanya

“yah! Jangan berciuman didepanku!!! Cepat pergi dari siniiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!” teriak mr.Kim histeris sambil melempar beberapa Koran kearahku namun tak kami hiraukan bahkan semakin kuperdalam ciuman kami yang mungkin terlihat err.. hot

“nadooo.. Yunnie~”


CHUUU~

Bisik Jaejoong sembari membalas ciumanku

Mungkin tak ada salahnya jika aku berterima kasih pada buah persik, buah yang kuanggap sebagai malaikat maut ini yang berhasil membuatku mendapatkan malaikat cantikku.


Peach…


Gamsahamnida….



“YAH!! SUDAH CUKUP!!! HENTIKAAAAAAAAAAAAANNNN!!!!” teriak mr.Kim membahana



~~~~END~~~~

#####################################

HUWAAAAAAAAAAA~~~!!! OTTE??!! GAJE KAN...T__T

APAPUN YANG TERJADI, MOHON RCL NE~! ^^

KEEP RCL AND DON'T BE SILENT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

GAMSAHAMNIDA~! ^O^/

My Sexy Boo Chapter 7


Title : My Sexy Boo

Author : Nna Cassiopeia Yunjaeyoosumin

Pairing : Yunjae

Genre : GS (Gender Switched), Romance

Leght : 7 of 8

Rating : PG 19

Cast :

- Kim Jae Joong as yeoja(24)
- Jung Yunho as namja ( 26)
- Kim JunSu as yeoja (24)
- Park Yoochun as namja (26)
- Shim Changmin as namja (20)

Other Cast :

-          Cha Sun Woo (Baro B1A4)
-          Jessica
-          Tiffany
-          Sunny

Hai saya balik lagi^^.. mian ya kalau sering telat rilisnya *?*,, #ditimpuk readers.. Bwt next itu last chap.. jeongmal gomawoyo my readers n yg udah mw singgah ke note ini^^
Ya udah langsung aja ya-


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chap 7

Hari demi hari terlewati keadaan Jaejoong mulai kembali normal namun rasa sedih, bersalah dan rindu masih tetap ada dalam dirinya tapi dengan bantuan Junsu dan Yoochun mereka bersama mengatasi serta mengontrol emosi Jaejoong yang terkadang di luar batas. Seiring berjalannya waktu keadaan kembali membaik Jaejoong sudah lebih ceria dari sebelumnya.  Ia tampak segar, senyumnya tak pernah pudar, kecantikannya begitu terpancar membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Air mata yang beberapa hari lalu mengalir kini sudah tiada lagi. Walaupun masih pagi, ia sudah bersemangat. “Apa mungkin Yunnie akan kembali ?”ucapnya sendiri. Ia tersenyum sendiri sembari melihat foto kekasihnya yang tampan di setiap ruang.

“Ternyata dia narsis sekali setiap ruangan ia pajang fotonya. ckckck” Jaejoong berdecak. Ia duduk di sofa empuk itu mengambil remote yang berada di sampingnya dan menghidupkan tv lalu menonton acara kesukaannya Hello Kitty. Ketika ia sedang menonton tv. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.

Tok Tok Tok

Jaejoong pun beranjak mendekati pintu dan membukakan pintu.

Kleek
Betapa terkejutnya Jaejoong melihat namja yang berdiri di depannya.

“Changmin. Ada apa kau ke sini ?”Jaejoong memasang mimik wajah yang datar dan perkataan yang dingin. Ia tak ingin hubungannya kembali rusak gara-gara Shim Changmin. Changmin terkejut dengan sikap Jaejoong sekarang. Ia tak pernah melihat Jaejoong seperti ini.

“aku ingin mengatakan sesuatu yang penting noona. Bolehkah kita berbicara di dalam saja ?”ucap Changmin. Banyak tetangga yang berjalan melewati mereka membuat Changmin tidak nyaman berbicara karena mungkin akan terdengar oleh orang.

Jaejoong berpikir sejenak lalu mengizinkan Changmin masuk ke dalam apartemen. Mimik wajah Jaejoong belum berubah ia masih berpura-pura dingin.

“Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku akan pergi ke Paris,noona. Mian, jika selama ini aku sudah membuat hidup noona banyak masalah. Aku sudah menyadari bahwa selama ini aku salah. Aku terlalu terobsesi dengan noona tapi percayalah aku mencintai noona dengan tulus walaupun dengan cara yang sa-”perkataan Changmin terpotong karena mendengar penuturan Jaejoong yang lembut walaupun isinya sangat menyakitkan baginya.

“Mian, minnie. Noona sudah mencintai orang lain. Noona yakin minnie akan mendapatkan kekasih yang minnie impikan tapi itu bukan noona. Suatu saat minnie pasti bertemu dengannya”ucap Jaejoong yang sudah tak lagi memasang mimik wajah yang datar maupun perkataan yang dingin karena hatinya terlalu baik untuk memperlakukan Changmin seperti itu.

“aku mengerti noona. Kalau noona akan menikah beritahu aku ya noona. Minnie ingin melihat noona memakai baju pengantin wanita pasti cantik sekali.hehehe”

Blush

Mendengar perkataan Changmin, pipi Jaejoong mulai memerah karena malu tetapi membuat ia makin cantik saja. Changmin dan Jaejoong pun memulai pembicaraan ringan terkadang yeoja cantik ini tertawa melihat Changmin memperagakan seorang pelawak yang sering ia tonton. Tanpa mereka sadari seorang namja yang bermata musang nan tampan mengetuk pintu apartemen sudah lama ia rindukan. Sudah dua kali ia mengetuk pintu tetapi tak ada sahutan dari dalam, ia mendesah dan untuk ketiga kali ia mengetuk pintu dengan cukup keras. Changmin dan Jaejoong terlonjak kaget mendengar suara ketukan dari luar.

TOK TOK TOK

“Siapa sih mengetuk pintu seperti orang gila”tukas Changmin sembari mengelus dadanya karena kaget mendengar ketukan keras.

“Molla. Sebentar ya minnie, noona mau membuka pintu dulu”ujar Jaejoong lalu beranjak mendekati daun pintu.
Changmin yang penasaran dengan orang yang sudah membuat jantungnya ingin melompat akhirnya memutuskan untuk ke depan juga.

Seketika itupulah kedua bola mata yang indah itu membesar melihat namja yang sudah berada di depannya. Jaejoong ingin berkata sepatah kata namun namja tampan ini memotongnya dengan suara yang cukup keras. Namja ini tak lain adalah kekasihnya Jung Yunho.

“KAU”

Jaejoong tersentak lalu menunduk. Ia berpikir pasti Yunho akan memarahinya,dan bla..bla.. tapi kenapa Yunho dari tadi tidak berbicara. Jaejoong pun mulai menengadahkan kepalanya menatap Yunho. Ia tidak melihat Yunho menatap Jaejoong karena mata Yunho menyipit menatap sesuatu di belakang Jaejoong. Jaejoong pun melihat ke belakang dan mendapati Changmin sedang mendadahkan tangan ke arah Yunho dan menyapanya.

“Hai”sapa Changmin tersenyum lebar.

‘semoga saja tidak ada yang terjadi setelah ini’batin Jaejoong.

Changmin beranjak dari tempatnya dan menghampiri Jaejoong.

“Wah, sepertinya suami noona sudah datang. Aku pamit ya noona^^ dan jangan lupa kalau menikah undang dongsaengmu yang paling tampan dan cute ini”narsis Changmin lalu mencium bibir Jaejoong sekilas di depan mata Yunho.

“Gomawo.. Hyung”ucap Changmin melewati Yunho yang masih berdiri mematung melihat adegan Changmin mencium bibir yang ia rindukan.Jaejoong membulatkan matanya, tak percaya apa yang baru saja terjadi. Changmin pun tersenyum pada Jaejoong dan Yunho sekilas sebelum melenggang pergi meninggalkan sepasang kekasih yang sedang mematung.

Beberapa detik kemudian keduanya tersadar. Yunho pun menatap Jaejoong dengan tajam seolah meminta penjelasan dari ini semua.

“Cha..Changmin ke sini ingin berpamitan padaku ka..karena ia ingin ke paris berliburan di sana”gugup Jaejoong karena Yunho terus menatapnya tajam bak beruang ingin menerkam mangsanya.

Yunho perlahan mendekat pada Jaejoong dan Jaejoong pun perlahan mundur ketika kaki jenjang Yunho sudah berada di belakang pintu ia menutup pintu dengan kakinya dan mulai mendekat pada Jaejoong yang terus mundur karena takut. Jaejoong tak menyadari Yunho menggiringnya ke kamar atau lebih tepatnya ranjang King size milik Yunho.

Brugh

Jaejoong jatuh terlentang di ranjang King size milik Yunho. Yunho menyeringai tentu saja ia tak akan melewatkan kesempatan emas ini. Ia menindih Jaejoong sembari mengenggam kedua tangan indah milik Jaejoong di atas kepala Jaejoong.

“KYAAA”

*****

Di ruangan kerja yang bertuliskan Yoosu room’s sedang bersuasana ‘panas’ karena kedua sejoli ini sedang berciuman di dekat Jendela yang terbuka lebar.  Para pejalan kaki yang berjalan di sekitar sana ada yang tersenyum melihat mereka berdua karena romantis namun ada juga yang menggerutu karena mereka berdua seharusnya tidak melakukan itu di dekat Jendela terbuka seperti itu. Para orangtua yang sedang membawa anak kecil buru-buru menutup kedua mata anaknya. Namun semua itu tak diperdulikan Yoosu, jika sedang berdua dunia hanya milik mereka. Yoochun melepaskan ciumannya karena Junsu sudah menepuk-nepuk dadanya merasa kehabisan oksigen.

“haah..haah”deru nafas Junsu. Yoochun tersenyum melihat yeoja imut di depannya.

“kau seksi chagi”ucap Yoochun lalu tersenyum pervert kepada Junsu.

Junsu hanya diam mengabaikan ucapan Yoochun.

“aku mencintaimu”ucap Junsu dengan tulus. Ia bersyukur mendapatkan kekasih sebaik Yoochun yang perhatian,lembut dan romantis walaupun sedikit pervert.

“Kau mengambil ucapanku chagi. Seharusnya aku duluan yang mengatakannya padamu tapi aku juga mencintaimu su-ie”Yoochun mengecup bibir Junsu sekilas.

“aku ingin kau melihat sesuatu tapi harus tutup mata dulu”ucap Yoochun. Junsu menggeleng sebentar  pertanda ia tak mau tetapi Yoochun sedikit memaksa dan Junsu pun menyerah.

“Jangan lama”ucap Junsu lagi.

“tidak sayang”

Yoochun dan junsu menghadap ke arah jendela. Yoochun memetikkan tangan kirinya ke jendela sedangkan tangan kanannya menutup mata Junsu.

Yoochun mulai melepaskan tangannya yang menutup mata Junsu. Junsu yang merasakan tak ada lagi benda yang menutup matanya memutuskan membuka mata kecilnya secara perlahan. Antara mimpi atau tidak ia melihat balon-balon berwarna pink bertebangan ke udara dan balon-balon itu bertuliskan I LOVE JUNSU. Selang beberapa detik munculah sebuah balon raksasa berwarna pink dan bertuliskan..

WOULD YOU MARRY ME,KIM JUNSU ?. – Park Yoochun.

Junsu tertegun membaca tulisan yang berada di balon raksasa itu. Junsu tak mampu berkata apa-apa, suaranya seakan tercekat ketika ingin menjawab pertanyaan Yoochun. Junsu memandang Yoochun sembari menahan isak tangis kebahagiaannya dan menghela nafas sejenak lalu menjawabnya.

“Yes. I do”ucap Junsu lalu memeluk Yoochun dengan erat. Yoochun tersenyum bahagia dan membalas memeluk Junsu yang tak kalah erat dengan kekasihnya. Suara tepuk tangan membuncah terdengar dari arah bawah.

Mereka pun melepaskan pelukannya dan melihat ke bawah ternyata para pejalan kaki melihat semua adegan keromantisan Yoochun melamar Junsu. Mereka berdua tersenyum malu.

*****

Incheon Airport

Aktor muda tampan dan berbakat sedang duduk menunggu keberangkatannya. Para wartawan yang sudah dari tadi membututi Changmin  menemui Jaejoong langsung menyerbu Changmin dengan berbagai macam pertanyaan ketika mereka sudah sampai di bandara.

“Changmin-ssi..Changmin-ssi apa yang ada bicarakan pada Jaejoong-ssi ?”tanya wartawan gosip bername tag Jessica.

Changmin awalnya terkejut mendengar pertanyaan wartawan berambut blonde ini.

‘pantas saja aku tidak nyaman saat berada di apartemen Yunho hyung ternyata mereka
mengikutiku..dasar’batin Changmin.

“aku hanya berpamitan pada noona, seperti yang kalian lihat sekarang..aku ingin berlibur ke paris”ujarnya dengan senyum khas milik Shim Changmin.

“apa kau sudah menyerah mendapatkan Kim Jaejoong-ssi ? dan sepertinya Jung Yunho-ssi sudah kembali entah dari mana. Apa kau tidak merasa cemburu jika Jaejoong-ssi memilih Yunho-ssi dari pada anda ?”tanya wartawan itu lagi.

“menyerah ?. sepertinya tidak karena aku sudah berhasil mendapatkan cinta dari Jaejoong noona tetapi cinta sebagai dongsaeng bukan sebagai namjachingu”Changmin tersenyum kembali.

Para wartawan terus menghujam Changmin dengan berbagai macam pertanyaan yang aneh tetapi ia tetap saja menjawab dan tak mengeluh. Suara pemberitahuan keberangkatan pun berbunyi dan Changmin pun berdiri memegang kopernya dan beranjak dari sana sebelum memberikan perkataan pada fansnya yang akan menonton tayangan ini mungkin. Baru beberapa langkah ia membalikkan badannya dan berkata yang membuat semua orang gempar.

“Oh, aku lupa mengatakannya. Chukkae Yoochun hyung dan Junsu noona yang akan menikah^^..aku juga ingin mengingatkan lagi pada Yunho hyung dan Jaejoong noona, jangan lupa mengundangku di hari pernikahan kalian ya^^ ”ucap Changmin dengan senyum yang kali ini agak evil lalu ia berlari dengan cepat karena pasti wartawan-wartawan itu meminta kejelasan dari ucapan Changmin yang barusan.

End Author POV

*****
Yunho POV

“KYAA” *teriakan jaejoong*

Waktu berakting dimulai.

“Jadi selama aku pergi, kau bersama Changmin di sini ?”tanyaku dengan dingin. Jaejoong menggelengkan kepalanya dan ketika Jaejoong ingin berkata aku sudah memotongnya.

“Ternyata salama ini aku salah menilaimu. Kau benar-benar jahat Jaejoong-aah”

Aku sungguh ingin menggodanya sekarang. Aku rindu akan sikapnya,wajahnya yang merona, senyumnya, dan bibirnya. Bibir indah milik kekasihku Kim Jaejoong. Aku merindukan semua yang ada pada dirinya tapi bibir ini tadi.. aish aku benci mengingatnya.

 Dasar Shim Changmin sialan..

“Hiks..Hiks”aku tak percaya apa yang kulihat sekarang. Boojae menangis..

Betapa bodohnya kau Jung Yunho membuatnya menangis. Aku jadi merasa bersalah melihatnya seperti ini. Sebelum aku kembali Yoochun memberitahukan semua tentang Jaejoong dan penderitaan Jaejoong setelah kepergianku. Sungguh ini di luar dugaanku, ia sampai mengalami depresi ringan karena ku. Aku berjanji tak akan membiarkan lagi air mata itu keluar dari mata indahnya.. sebaiknya aku akhiri saja akting bodoh ini.
Perlahan tapi pasti aku membisikan sebuah kebenaran padanya.Kedua mata Jaejoong membulat seketika mendengar bisikanku yang seksi. Jaejoong juga mulai menghapus sisa-sisa air matanya dengan cepat serta mendorong tubuhku agar menjauh darinya namun tak berhasil jadi ia hanya memukul-mukul dadaku. Aku  hanya tertawa melihat Boojae yang sangat imut.

“Hahahaha”

Jaejoong mengalihkan wajahnya ke samping dengan bibir yang mengerucut imut.

“Mian. Omoo.. Boojae marah dengan Yunnie ? apa Boojae tidak merindukan Yunnie ? padahal Yunnie rindu sekali pada Boojae”aku mulai gila sekarang Yunho yang keren,tampan dan cool harus bertingkah lebay seperti anak kecil. Semoga saja publik tidak mengetahui ini. Dia diam sembari mengalihkan padangannya tak mau melihatku. Oh dia marah ? aku tahu apa yang harus aku lakukan.

Chu

“Ummp..Ummph”

Aku mencium bibirnya cukup lama sehingga Boojae yang awalnya memberontak kini membalas ciumanku. Aku mulai melumat bibir menggoda miliknya sebelum menjilat bibir bawahnya. Ia mengerti lalu membuka mulutnya membiarkan lidahku mengeksplor apa saja yang ada di sana bahkan perang lidah pun kami lakukan dan baru saja aku akan membuka pakaian. Suara dering ponsel terdengar sehingga Boojae melepaskan ciuman ini. Dasar perusak suasana. Siapa sih yang menelpon ?. Tanpa basa-basi aku mengambil ponselku lalu berbicara dengan orang yang sedang menelponku tanpa melihat siapa orang yang sudah berani mengganggu suasana ini.

“JUNG YUNHO..MENGAPA KAU LAMA SEKALI MENGANGKAT TELPON,HAH ?”suara ini pasti eomma.

Tidak di Seoul tidak di Jepang ternyata sama saja jika sedang kesal pasti akan berteriak seperti.

“Ne,eomma. Yunho mendengarnya tidak perlu berteriak seperti itu. Ada apa eomma meneleponku?”

“Apa tidak boleh jika eomma menelepon anaknya,hah ? aah,sudahlah. Eomma lusa akan pulang ke Seoul mengunjungimu di sana. Eomma hanya ingin menyampaikan itu saja dan jangan lupa bersihkan apartemenmu jangan seperti dulu.Annyeong”eomma mengakhiri telponnya. Aku melihat Boojae yang sudah menormalkan nafasnya tetapi wajahnya masih memerah menahan malu. Cantiknya..

“Siapa yang menelepon,Yun ?”tanyanya dan bergeser mendekatiku. Sepertinya dia suka sekali mendekatiku.hehe

“Eomma-ku sayang. Orangtua-ku mau ke sini bertemu denganku. Setiap tahun mereka menemuiku perkerjaan mereka tidak bisa ditunda, orangtua-ku berkerja di London terkandang aku rindu pada mereka namun aku hanya dapat menahannya”ucapku dan tiba-tiba saja Boojae memelukku.

“Aku akan selalu di sampingmu Yunnie”

Aku tersenyum mendengarnya. Aku membalas pelukannya dan mencium keningnya sesudah kusampirkan poninya. Oh tuhan, aku sangat mencintai melebihi diriku. Terima kasih karena Engkau telah memberi anugerah padaku, seorang malaikat polos untukku. Aku tidak akan menyiakannya lagi dan tak akan membiarkan air mata kesedihan mengalir di kedua pipi cantiknya.

“Yunnie. Boleh aku bertanya ?”

Suara merdunya membangunkan dari lamunan ini. Betapa sempurnanya dirimu,sayang..

“Tentu saja. Apa yang ingin Boojae tanyakan,hmm ?”

“Selama ini Yunnie pergi kemana ?”tanyanya dengan sedikit menunduk. Ah, dia pasti masih merasa bersalah atas peristiwa yang sudah berlalu. Sebenarnya, aku sudah memaafkannya. Aku tidak bisa marah padanya terlalu lama. Aku tak ingin menyakitinya.

“Jeongrado. Aku pulang menemui halmeoni-ku. Jika aku sedang ada masalah ataupun tidak halmeoni adalah orang yang sangat aku sayangi, ia tempat bersandarku sebelum ada kau,Boo. Beliau juga yang menasehatiku agar aku cepat kembali dan kau tahu aku menceritakan semua tentang kita. Halmeoni juga penasaran dan ia ingin sekali bertemu denganmu Boo”

Boojae mengangguk tampaknya ia juga ingin bertemu halmeoni. Aku pasti akan mengenalkanmu pada halmeoni dan Orangtua-ku Boo. Rasa rindu ini belum berakhir aku memeluknya lagi dan menjatuhkan kami berdua di tempat tidur-ku. Kami pun tertawa bersama.

“Mianhae. Aku sudah menyakitimu,sudah membuatmu menderita selama aku pergi. Aku minta maaf.. ak-”

Dia menempelkan telunjuknya dibibirku, tersenyum lalu berkata yang membuatku senang.

“Jangan dibahas Yunnie. Ini juga salahku. Boojae juga minta maaf karena telah menyakiti Yunnie”
Aku sangat terharu segera saja aku mencium wajahnya yang membuat ia geli tapi aku tak perduli. Aku sangat mencintainya.

Aku juga bercerita kalau Yoochun memberitahukan semua tentang Jaejoong selama aku pergi. Kemarin aku tiba di Seoul tetapi aku tidak ke apartemen melainkan ke apartemen Yoochun mendengarkan semua yang berkaitan dengan Jaejoong dan perkerjaanku. Yoochun tidak memberitahu kedatanganku di Seoul kemarin karena aku yang memintanya. Mungkin setelah ini aku akan berterima kasih pada Yoochun dan Junsu yang sudah merawat Boojae-ku. Aku juga akan membantu kedekatan mereka berdua. Dan aku juga sudah berbaikan dengan Changmin. Boojae terkejut dan pastinya kalian juga penasaran bukan ? bagaimana aku bisa berbaikan dengan namja yang sudah membuat masalah ini. Baiklah, aku akan memberitahu kalian dan Boojae-ku.

FlashBack

03.00 PM

Setelah aku menemui Yoochun, aku memintanya mengantarku ke rumah Changmin. Yoochun menawarkan diri untuk membantuku berbicara pada Changmin namun aku menolaknya secara halus. Aku sudah banyak merepotkannya biarlah sekali ini aku menyelesaikannya sendiri. Waktu pun berlalu kini aku sudah sampai di depan rumahnya sedangkan Yoochun menunggu di mobilnya yang terpakir di halaman luas rumah ini.

Ting Tong

Setelah menekan bel. Seorang pria paruh baya keluar dan menanyakan keperluanku. Ia pun mengangguk serta mengantarkanku menemui Changmin. Tak lama kemudian Changmin turun menghampiriku dengan padangannya yang aneh. Changmin menyuruh pria paruh baya meninggalkan kami berdua.

“Changmin-sii mungkin kau tak menyukai aku menginjakkan kaki ku di rumahmu tapi aku harus melakukannya. Aku mohon padamu Jangan membuatnya menderita, kalau kau mau menghancurkanku silahkan tapi jangan dia. Dia terlalu baik untuk disakiti. Aku tau kau mencintainya tapi untuk kali ini aku tidak bisa memberikan peluang atau harapan padamu karena aku sangat mencintainya. Suatu saat nanti kau pasti menemukan seseorang yang kau cintai dan mencintaimu secara tulus tetapi dia bukan Boojae”jelasku. Semoga ia mau mendengarkannya.

“Hmm, baiklah”

Hei. Apa maksudnya ?

“Tenang saja hyung. Aku sudah sadar berkat Yoochun hyung dan Junsu noona. Aku sangat mendukung hubungan kalian. Maafkan aku ne telah membuat kalian susah tapi hyung aku tak akan bisa memendam rasa cintaku pada Jae noona karena rasa ini sudah berubah menjadi cinta seorang adik pada kakaknya”tukas Changmin. Ia mendekatiku lalu memelukku sebentar.

“Jangan salah paham dengan pelukaku. Aku hanya memberimu semangat dan ya sebagai pertanda kita bukan musuh lagi”

Di luar dugaanku, dia menerimanya dengan lapang dada dan dia juga terlihat sangat ramah dan sedikit polos. Wajar saja umurnya juga muda. Aku dan Changmin pun memulai percakapan singkat dengannya..

End FlashBack

“Jadi kalian sudah berbaikan ?”tanya Boojae yang sedang tersenyum-senyum sendiri sepertinya ia sangat senang mengetahui ini.

“Ya begitulah”

Kau tahu Boo selama aku di sana sedetik pun aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Senyummu, cara tertawamu yang khas dan sifatmu yang  sangat baik hati nan polos itu. Aku merindukan semua yang ada pada dirimu. Izinkanlah aku untuk segera memilikimu BooJae..

“Boo. Coba tutup matamu”

BooJae mengeryitkan dahinya. Seolah tak mau bingung berlarut-larut ia segera bertanya padaku untuk apa namun aku tak menjawabnya tetapi menutup kedua matanya dengan sebelah tanganku. Sedangkan tanganku yang sebelah lagi aku pergunakan untuk merogoh suatu benda yang berada disaku ku yang sudah lama ingin kuperlihatkan padanya. Baiklah, benda ini sudah ditanganku, Hmm, semoga saja BooJae menerimanya..

“Yunnie.kenapa lama sekali ?”gerutunya. ahh,bibirnya mengerucut imut, ingin sekali aku melahapnya tapi aku harus menahannya karena ada yang lebih penting saat ini dari pada itu.

Persiapan sudah siap. Aku pun melepaskan tanganku yang menutupi mata indahnyaa dan kedua bola mata yang bening nan indah itu mulai terbuka perlahan. Aku menampakkan sebuah kotak kecil berwarna merah dengan kalung berlian berukir inisial kami YunJae.

“Mungkin ini terdengar konyol tapi aku ingin mengatakan maukah kau menerimanya sebagai permintaan maafku”

“a..aku mau Yunnie”

End Yunho POV



TBC


O.K seperti biasa.. silahkan RCL^^
Yang gak sengaja baca juga tinggalkan jejak ya..
Bagi yang punya kritik dan saran dikomen aja..
Gamsahamida^^

 
Share

TVXQ in Fanfiction © 2012 | Template By Jasriman Sukri