[FF] I Hate Loving You - Chapter 2

 

Author: Yessyka WIdy
Requested by: SucciAssri Hyera Orchyd Wullanddarri

Casts:
-          Choi Sanghee
-          Jung Yunho
-          Lee Kiseop
-          Kim Jaejoong

------------------------------------------------------------
Chapter 2
*Review of Chapter 1*
“Kau pikir aku akan melakukan sesuatu? Tapi bagaimana kau bisa tampak takut jika kau berpikir aku tertarik pada pria? Seharusnya kau tak takut, Choi Sanghee. Bukankah aku gay?!” Yunho dengan wajah nakalnya menebah kemejanya dan melangkah pergi, meninggalkan Sanghee dalam keadaan yang tak dapat dibaca.
*End of Review*
~~~~~~
Sanghee masih berdiri mematung di ruangan tua itu. Ia tak habis pikir dengan perkataan Yunho baru saja. Ia tertegun menatap Yunho yang semakin menjauh dan tak tampak lagi.
Apakah Yunho sedang menantangnya? Atau memang benarkah Yunho gay?
Yunho berjalan menuju sebuah meja di kantin gedung fakultasnya, tampak pria bernama Kim Jaejoong itu sedang meneguk segelas jus buah.
“Ya, Jaejoong~!” seloroh Yunho seraya duduk di bangku depan Jaejoong.
“Ya. Kau ini lama sekali.”
“Mianhae, aku harus menyelesaikan sesuatu terlebih dulu.”
“Apa? Gadis itu?” Tanya Jaejoong sembari mengaduk jusnya.
Yunho hanya menyunggingkan bibirnya, menyeringai, “Ya! Kau harus membantuku.”
“Apa?”
“Berpura-puralah menjadi pasanganku.”
“YA!! KAU GILA??” pekik Jaejoong seketika berdiri tak percaya dengan apa yang dikatakan orang yang sedang duduk santai di depannya itu.
“Aish, jangan keras-keras.” Bisik Yunho melekatkan jari telunjuknya di bibir.
“Kau kira aku gay huh?”
“Kau gay?”
“Sesange.. apapun alasanmu aku tak mau melakukannya. Aku masih pria normal, Yunho. Aku mencintai wanita. Dan bukan pria.” Tolak Jaejoong.
“Jebal, Joongie~“
“Kau melakukannya karena gadis itu?”
“Entahlah, hanya saja aku suka bermain-main dengannya.”
“Bermain dengan cara mengiyakan fitnahnya? Kau gila?”
“Entahlah, aku suka melihat ekspresinya saat aku menggodanya dengan sikap ‘gay’ku.”
“Kau menyukainya?” terka Jaejoong.
“Menyukainya? Kau gila?” pekik Yunho menangkis dugaan Jaejoong yang menurutnya tak masuk akal.
“Bukan aku yang gila, tapi kau.”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sanghee duduk di sebuah bangku di taman gedung fakultasnya. Ia tampak sibuk membersihkan lensa kameranya. Bahkan ia tak tahu kalau sudah 2 menit seorang pria duduk disampingnya.
“Ya! Kau mengabaikanku?” protes Kiseop. Ia tak habis pikir temannya ini tak menyadari keberadaannya.
“Oh, oppa!” tegur Sanghee setelah menoleh kesampingnya, “Aku tak tahu kau ada disini.” Kikiknya.
“Aish, kau terhanyut  dengan kameramu atau terhanyut dengan lamunanmu?”
“Anni, aku sedang membersihkan kameraku.” Jawab Sanghee menunjukkan kameranya seraya memperlihatkan deretan giginya.
“Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan, Sanghee-ah.”
“Aku tak sedang melamun, oppa.” Sergah Sanghee memalingkan wajahnya.
“Hanya dengan melihat matamu, aku sudah tahu. Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Kiseop, ia memang sangat mengerti Sanghee. Dan ia memang sangat ingin Sanghee menganggapnya menjadi orang yang dapat dipercaya, “Yunho-ssi?”
Satu nama itu membuat Sanghee mendongak, ia hanya memberikan tatapan menerawang pada Kiseop. Tanpa ia katakan pun, orang yang ada di depannya sudah mengetahuinya.
“Kau ingin mengakhirinya?”
“Aku tak tahu, oppa. Aku merasa bersalah padanya. Aku tak tahu harus mengatakan apa” jawab Sanghee menunduk.
“Seharusnya sebelum semua ini terjadi kau harus memikirkannya dulu, Sanghee. Kabar ini sudah sampai ke telinga para dosen, dan kita bisa menduga tak akan lama lagi ayah Yunho-ssi pun akan segera mengetahuinya.”
Sanghee hanya terdiam.
“Kita tahu bahwa sifat ayah Yunho-ssi tak jauh beda dengan Yunho. Kaku, keras kepala. Mungkin saja ia akan menghukum anaknya, lebih parahnya lagi kau juga akan terseret ke dalam masalah itu.” Lanjut Kiseop. Ia tak bermaksud serba tahu, ataupun menggurui Sanghee, namun ia ingin Sanghee dapat mengenali dirinya sendiri, karena Sanghee yang ia hadapi sekarang bukan Sanghee yang ia kenal.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Diamlah.” Bisik Yunho seraya mengalungkan tangannya di bahu Jaejoong yang tampak merasa tak nyaman dengan ‘sikap’ Yunho.
“Aish..” gumam Jaejoong saat menyadari ada Sanghee yang berjalan melewati mereka.
Beberapa mahasiswi yang juga melintasi mereka kini tampak sangat terkejut dengan ‘sepasang kekasih’ ini. Bagaimana tidak, 2 ‘kingka’ di universitasnya ini menunjukkan gerakan yang tak normal.
Sanghee hanya terdiam, ia tak berani mengangkat wajahnya hanya untuk melirik Yunho dan Jaejoong yang tengah asyik dengan dunia mereka sendiri.
“Kau membuatku gila, Jung Yunho.” Pekik Jaejoong menampik tangan yang sedari tadi mendarat di bahunya.
“Apa hanya karena dia kau melakukan ini? Kau tak memikirkan pendapat orang lain huh? Bagaimana kalau ayahmu mengetahui hal ini? Bukan hanya kau yang akan dapat masalah besar, tapi aku juga. Kau ingin ayahmu melempar tasmu dan mengusirmu dari rumah huh?” celoteh Jaejoong memborbardir Yunho dengan runtutan nasehatnya.
“Aish, kau seperti perempuan saja. Banyak bicara.”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“JUNG YUNHO, KAU BENAR-BENAR MEMBUAT APPA KECEWA!” bentak ayah Yunho, sebenarnya ia memang tak sepenuhnya mempercayai semua itu. Namun bukti yang membuatnya berpikir bahwa anaknya bias saja memang seperti itu.
“APA KAU MEMANG BERBEDA DENGAN LAINNYA? KAU MENYUKAI PRIA? HUH?” Yunho hanya menunduk diam, ia tak berani menjawab, kalaupun ia benar dan menjawab semuanya akan sia-sia, ayahnya akan tetap menghukumnya.
“AYO, JAWAB APPA!” teriak ayahnya menarik dasi yang mengikat lehernya.
“Mianhada, appa.” Jawab Yunho menghela napas. Ia sangat ingin menjelaskan bahwa semua itu fitnah, namun melihat keadaan ayahnya yang sudah naik darah, tak mungkin baginya menjelaskan itu karena pada akhirnya siapapun yang salah, ia akan mendapat hukuman.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sudah beberapa hari Sanghee merasakan ada yang kurang, entah apa, perasaan itu membuatnya bingung. Terkadang ia pun mencari seseorang yang entah iapun tak tahu.
“Kenapa sedari tadi kau mondar-mandir saja?” Tanya Kiseop yang sudah merasa jengah melihat Sanghee berjalan kesana kemari di hadapannya.
“Aku juga tak tahu, oppa. Perasaanku sering tak enak.” Jawab Sanghee menghel napas, dan akhirnya mendaratkan pantatnya di kursi samping Kiseop.
“Apa yang membuatmu merasa tak enak? Apa kau sedang memikirkan sesuatu? Kau tampak gelisah, Sanghee.” Ungkap Kiseop mengamati raut muka Sanghee.
Sanghee menarik napas panjang, ‘Apa yang sedang kupikirkan?’ batinnya. Bahkan ia sendiri tak mengetahui apa yang sedang ia pikirkan, dan apa yang telah membuatnya gelisah.
“Kau seperti kehilangan jiwamu, Sanghee. Diam dan pikirkan baik-baik, kau harus mengenali dirimu sendiri, kau harus dapat mengendalikan dirimu sendiri. Aku merasa kehilangan Sanghee yang dulu yang selalu tertawa riang di hadapan semua orang. Sekarang kau berbeda, awalnya aku yakin aku mengenalimu, tapi sekarang aku seolah sedang berhadapan dengan orang asing.” Ulas Kiseop mengungkapkan semua yang ia rasakan, ia sangat peduli pada Sanghee. Ia tak ingin Sanghee hilang dalam kebimbangannya sendiri.
Seketika mereka terdiam, terhanyut dalam angan-angan mereka masing-masing. Jauh dari sepengetahuan Sanghee, di balik semua sikap peduli Kiseop pada Sanghee, Kiseop tak menganggapnya hanya sebagai seorang adik, ia mencurahkan semua perhatiannya pada Sanghee dalam hubungan antara wanita dan pria, ia ingin Sanghee tahu bahwa ada seorang pria yang sangat peduli padanya. Namun keberanian untuk memperlihatkannya terhalang oleh rasa takutnya jikalau Sanghee mengetahui semua itu, ia akan menjaga jarak dengannya, karena Kiseop tahu bahwa Sanghee tak memiliki perasaan yang sama padanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jaejoong berdiri menyandarkan tubuhnya di sebuah pilar di dekat ruang latihannya, ia ingin melakukan sesuatu, ia memang tak berniat mencampuri urusan orang lain, namun ia sangat ingin membantu temannya.
“Hyung, apa yang sedang kau lakukan?” Tanya pria bertubuh jangkung seraya menepuk bahunya.
“Oh, anni Changminnie~”
“Ayo kita berlatih, satu bulan lagi kita akan tampil di acara kampus.” Ajak Yoochun menarik Jajeoong ke dalam.
“Sayang Yunho hyung masih belum bisa berlatih dengan kita.” Gerutu Junsu mengerucutkan bibirnya.
“Sudahlah, tak akan lama ia menerima hukuman itu.” Jawab Jaejoong membuat suasana yang cerah, meski pikirannya sedang tak disana.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di sebuah rumah mewah di Cheongdam-dong, seorang pria tampak sedang malas melakukan segala hal, kamarnya yang berantakan dengan pakaian, remah-remah makanan ringan dan tampak begitu tersebar memenuhi ruangan kamar itu, ia merebahkan tubuhnya di ranjang nyaman itu sambil menyematkan earphone dan mendengarkan lagu dari IPodnya.
Sebuah hukuman yang mungkin masih bisa dikatakan hukuman indah kini sedang Yunho terima, untuk 2 minggu ayahnya melarangnya keluar dari rumah. Ayahnya masih sangat malu dengan kelakuan anaknya itu, sementara ayahnya sedang berusaha membuat semua orang di universitas tempat ia menanamkan saham tetap menghormatinya meski hal itu diragukan sekarang, mengingatkan tingkah anaknya yang dianggap ‘tidak normal’.
Perlahan-lahan, tanpa sepengetahuan orang tua dan pembantu di rumahnya, Yunho berjalan mengendap-endap keluar, berusaha kabur, mencari udara segar di luar sana. Ia bukan anak yang bisa diam di dalam rumah tanpa melakukan apa yang ia inginkan dengan bebas.
Tak lupa ia memakai hoodie dan topinya, mengantisipasi kemungkinan terangkap basah oleh keluarganya. Ia berjalan santai di tepian jalan mengamati hiruk pikuk penduduk yang sedang lalu lalang dengan aktivitas mereka masing-masing.
Dan dari arah yang berlawanan tampak seorang gadis menggunakan jaket bulu dan syal yang melingkar erat di lehernya, serta penutup telinga yang tampak hangat  menempel di kepalanya.
Sanghee yang sedari tadi tak memperhatikan jalan, menabrak Yunho, yang sebenarnya memang Yunho sengaja berjalan tepat ke arah Sanghee.
“Mianhamnida.” Ucap Sanghee membungkuk tanpa melihat terlebih dulu siapa yang ia tabrak, “Oh, Jung Yunho.” Gumamnya saat tatapan tertabrak pada tatapan tajam yang tak asing baginya.
Yunho hanya terdiam, mengamati gerak Sanghee, sejujurnya ia sedang mengamati wajah yang ia rindukan.
“Uhm Yunho-ssi. Bisa kita bicara berdua?” pinta Sanghee.
“Bicara saja.” Jawab Yunho dingin, namun perlahan menghangat saat melihat wajah cemas itu, di dalam hatinya ia sangat ingin memeluk gadis di depannya itu.
“Uhm.. bisa kita berbicara disana?” ajak Sanghee, namun ia tak mendapat jawaban apapun dari Yunho, yang membuatnya tak nyaman dengan atmosfer itu, “aku hanya ingin duduk saja, dan kita berbicara dengan nyaman.”
“Baiklah.” Yunho berjalan di belakang gadis bertubuh mungil itu, ia amati punggung Sanghee, perlahan ia menyadari bahwa ia memang merasakan perasaan yang aneh di dalam dirinya. Namun ia pendam hal itu dalam-dalam, karena ia tak ingin mengetahuinya semakin jauh lagi.
Mereka duduk terdiam di dalam kedai makanan di pinggir jalan itu, entah apa yang ada di dalam pikiran mereka. Baik Yunho maupun Sanghee bingung untuk memulai pembicaraan.
“Uhm, Yunho-ssi, mianhada. Aku.. sebenarnya aku tak berniat untuk mengatakan hal itu. Aku benar-benar minta maaf. Aku merasa sangat bersalah. Aku tak menyangka kalau perkataanku itu membuat semua mahasiswa percaya. Aku… minta maaf.. maukah kau memaafkanku?” terang Sanghee menunduk, tak berani menatap mata Yunho.
Yunho masih terdiam, angannya masih melayang. Bahkan ia tak pernah berpikir Sanghee akan meminta maaf padanya. Ia tak berpikir sejauh ini. Bahkan di hatinya ia tak merasa Sanghee melakukan kesalahan besar. Ia juga tak merasa terusik dengan pikiran mahasiswa-mahasiswa di universitasnya, ia juga tak merasa bersalah pada orangtuanya.
“Yunho-ssi, mianhada..”
“YA, JUNG YUNHO!!! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?” Teriak seorang pria paruh baya yang baru saja masuk di kedai kecil itu.
Pandangan Sanghee dan Yunho pun saling bertabrakan setelah menatap pria paruh baya itu.
“Aish, appa.” Gumam Yunho, dan tanpa pikir panjang ia langsung menarik tangan Sanghee dan beralari keluar, meninggalkan ayahnya yang sudah naik pitam itu.
“Yunho-ssi, kenapa kau mengajakku berlari? Bukankah beliau ayahmu?” Tanya Sanghee terengah-engah mengikuti langkah Yunho yang lebih panjang darinya.
“Sudahlah, kita harus menghindarinya.” Jawab Yunho sekenanya, ia terus berlari tak tentu arah, kalau sampai ayahnya menangkapnya, hukuman pun akan semakin berat ia terima.
Entah apa yang membuat Sanghee terus berlari dengannya tanpa protes ia mengikutinya, sebuah senyuman terlukis di wajahnya.
Baru kali ini ia merasa jantungnya semakin terpacu kencang, aliran darahnya pun terasa memanas. Langkah larinya pun semakin kencang tanpa merasa lelah, dan meski salju tengah turun perlahan, menciptakan cuaca yang begitu dingin, ia merasa tangan kanannya semakin menghangat, terasa nyaman dalam genggaman tangan pria itu.

-To Be Continued-
March 10th, 2012
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Annyeong.. mianhada.. I’m a bad author,, telat banget ngupdate FFnya.. bener-bener gak ada ide nulisnya, ini mungkin terkesan gaje yah. .>< dimohon RCL nya.. ^^ semoga Suci saeng dan my beloved readers gak kecewa.. huhu~
dan maaf aku hanya  ngetag buat nae chingudeul yg udah RCL di chappie sebelumnya.. ^^

 ·  

[FF] I Hate Loving You - Chapter 1




Author: Yessyka WIdy
Requested by: SucciAssri Hyera Orchyd Wullanddarri

Casts:
-          Choi Sanghee
-          Jung Yunho
-          Lee Kiseop
-          Kim Jaejoong

------------------------------------------------------------


Chapter 1

        Suasana tenang menyelimuti atmosfer langit di salah satu universitas terkemuka di Seoul. semua mahasiswa memiliki kesibukan masing-masing, aroma persaingan pun semakin menusuk. Menjadi yang sangat baik dan yang terbaik.
        Seorang mahasiswa fakultas fotografi sedang hanyut dalam sebuah buku tebal seraya mengulum lollipopnya. Ia tengah serius mengerjakan salah satu tugasnya. Ia ketuk-ketukkan ujung pensilnya ke meja, mengisyaratkan bahwa ia sedang bingung.
“Seharusnya Kiseop oppa membantuku mengerjakan ini.” gerutunya mengacak-acak rambutnya. Ia memang sangat lemah dalam pelajaran teori fotografi, “ pelajaran ini tak perlu teori, tapi praktek.” Sergah seseorang seraya duduk di bangku samping Sanghee.
“Oh, oppa.” Ia memang pandai menangkap berbagai angle foto langsung melalui kameranya, namun ia lemah dalam teori tersebut. Sungguh aneh memang.
Kiseop adalah sahabat Sanghee sejak kecil, Ia sangat mengenal seperti apa Sanghee. Dan Sanghee sangat mempercayai semua hal padanya. Dan hubungan mereka pun sudah seperti hubungan kakak dan adik.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
        Seorang mahasiswa music tingkat atas bernama Jung Yunho tengah mengawasi gerak seorang juniornya, sorotan tajam matanya menggambarkan keseriusannya, tak ada yang berani macam-macam dengannya. Anak dari pemberi saham terbanyak di universitas tersebut.
“Yah, kau tak bisa melakukannya dengan baik huh?” pekiknya.  Ia memang buka tipikal orang yang memiliki batas kesabaran besar.
“Mianhamnida, sunbaenim. Aku akan mengulanginya lagi.” Pinta junior itu .
“Memang seharusnya seperti itu.”
“Lihatlah, dia begitu tampan.”
“Gerakan hip hopnya pun memukau.”
“Andai Yunho oppa menjadi kekasihku.”
Bisikan-bisikan seperti itu sudah tak asing lagi. Semua perkataan itu tertuju pada Yunho. Pria bertubuh tinggi tegap dan maskulin itu. Namun ia bukan lelaki yang ramah pada semua orang, ia terkesan memasang topeng keangkuhan di mukanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sanghee berjalan menapaki rimbunan semak di belakang universistasnya. Seperti biasa, ia menuju sebuah gudang tua tak terpakai yang selalu ia gunakan untuk merenung, ataupun mencari sebuah ketenangan, menghindari keramaian hatinya.
Ia pegang gagang pintu yang mulai rapuh dimakan waktu itu. Ia terhenyak, menyadari bahwa ada sedikit perubahan di dalam ruangan itu setelah 1 bulan ia tak menjamahnya.
Terpadat banyak jejak sepatu tak beraturan, dan debu di atas meja yang ia yakini seharusnya menebal, kini menipis, bukan menipis karena dibersihkan dengan sengaja, namun bersih karena tersapu oleh suatu benda yang sengaja pernah diletakkan di atasnya.
“Siapa ini?” gumamnya, sangat jelas tempat ini tak hanya ia yang mengunjungi, namun ada orang lain.
Ia berusaha tak mempedulikannya, untuk apa ia pedulikan jika ruangan ini memang bukan ruangannya, tapi ruangan umum yang tak pernah dipakai lagi.
Ketika ia sedang menyunting beberapa foto hasil tangkapannya, ponselnya pun berbunyi.
“Benarkah? Sekarang?”
“Ne, arasseo oppa. Aku akan segera kesana.”
Ia tutup IPadnya, dan segera bergegas menuju sebuah ruang latihan. Ruang berukuran 10x10 meter itu tampak lengah. Hanya ada 5 pria yang sedang duduk di berbagai sudut ruangan mengusap peluhnya.
“Ah, Sanghee, kau sudah datang.” Lontar Kiseop yang tengah mengalungkan tali kamera di lehernya seraya memasuki ruangan itu, “Annyeonghaseyo, sunbaenim.” Salamnya sedikit membungkuk dan spontan membuat Sanghee ikut member hormat kepada 5 orang yang sebenarnya ia tak tahu siapa.
“Apa kau Lee Kiseop, mahasiswa fotografi yang akan mengambil beberapa foto kami?” Tanya seorang pria berwajah tampan seperti malaikat itu.
“Ne,subaenim. Aku Lee Kiseop, dan ini temanku Choi Sanghee.”
“Kau dan temanmu bisa mengambil foto kami berapapun.”
Suara hentakan music pun terdengar menggaung di ruangan itu. Kelima pria itu tampak terhanyut dalam alunan music yang mengiringi gerakan tubuh mereka. Sementara Sanghee dan Kiseop tengah serius mengambil foto mereka, cukup sulit untuk mengambil angle yang tepat mengingat objeknya adalah manusia yang sedang menari.
‘Bahkan kau masih sama, kau masih tampak angkuh.’ Batin Sanghee dengan hati yang mulai membeku, ia terbuai dalam lamunannya sendiri, hal yang harus ia lakukan pun sedikit hilang dari ingatannya, ia terus mengamati setiap gerakan pria angkuh bernama Jung Yunho itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Sial.” Umpat Yunho memijat lengan kanannya, “bisakah kau menggunakan matamu saat kau berjalan?” pekiknya meninggi.
“”Mianhamnida, Yunho-ssi.” Jawab Sanghee, ia memang tak sengaja menabrak Yunho, bukan, sebenarnya ia memang sengaja menabrak Yunho. Ia sudah sangat muak dengan pria itu.
“Apa hanya dengan kata maaf dapat menyelesaikan semuanya? Hah? Lalu apa guna kantor polisi jika semua penjahat mengatakan maaf setelah mereka melakukan kejahatan. Bodoh!”
Sanghee menahan amarahnya, ia eratkan giginya kuat-kuat. Menahan semua umpatan yang sebenarnya ingin ia lontarkan pada pria itu.
        Tanpa menghiraukan suara Yunho yang memekik tajam itu, ia bergegas melangkahkan kakinya menjauhi pria itu. Jika tidak, mungkin pukulan berat akan mendarat mulus di wajahnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
        “KAU GAY!” Tanpa diperintah oleh siapapun, tanpa di duga 2 kata itu tiba-tiba tergelincir jatuh dari mulut Sanghee. Seolah menyulut sebuah api dengan ribuan botol bensin.
“MENJIJIKKAN! LIHAT SAJA MUKAMU, SIKAPMU TAK JAUH BEDA SEPERTI MANUSIA TAK BERMORAL.”
Kata-kata hina itupun terus muncul darinya, ia tak peduli apa yang telah ia lakukan, karena ia sudah puas, dan sangat puas dengan semua ini. Ia puas dapat mengeluarkan semua amarahnya selama ini.
        Semua mata pun tertuju pada dua manusia yang tengah berhadapan itu, Sanghee dan Yunho. Sorot mata panas membara tampak dari sudut penglihatan Sanghee. Dan sementara Yunho.. ia tampak tenang, ataukah ia sedang sangat terkejut sekarang hingga ia tak tahu harus mengatakan apa.
Perlahan Yunho menyunggingkan bibirnya sebelah. Menampakkan sebuah keacuhannya.
“Lalu?”
Sanghee mengernyitkan dahinya. Bukan ini yang ia inginkan, ia ingin membuat Yunho marah, dan kenapa Yunho lebih tampak tertantang?
Gunjingan-gunjingan penuh keingintahuan pun semakin tersebar di seluruh sudut universitas itu. Bagaimana tidak? Yunho adalah seorang anak dari orang yang berpengaruh di tempat itu. Dan ini bukan rahasia yang  benar-benar rahasia lagi, karena ini merupakan sebuah rahasia umum bagi semuanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
        Sanghee meremas sudut bajunya, perasaannya pun panik, seolah ia tak tahu harus berbuat apa. Bukankah ini yang ia ingin lakukan selama ini? Membalas dendam atas apa yang telah Yunho lakukan?
“Sanghee-ah, apa yang telah kau lakukan hah? Apakah kau tak sadar bahwa kau sudah membuat sebuah masalah?” Kiseop menggoyang kedua lengan Sanghee. Ia masih tak percaya bahwa Sanghee sudah mengatakan hal itu. 2 kata yang dapat membuat sebuah masalah besar untuknya.
“Apa? Itu memang benar oppa. Dia gay. Aku sering melihatnya berduaan dengan pria bernama Kim Jaejoong itu. Kau tahu, bahwa aku sering memergoki mereka saling memandang, dan tak jarang mereka saling menyentuh.” Bela Sanghee.
Demi Tuhan, ia tak tahu bagaimana ia dapat mengatakan semua itu dengan lantangnya. Ia memang pernah melihat Yunho dan Jaejoong berdua, tapi bahkan ia sendiripun tak dapat meyakini bahwa Yunho gay.
“Sanghee. Bangunlah. Bukan begini caranya. Hal ini akan menyakitimu nanti. Percayalah padaku, hentikan semua ini, sebelum semuanya terlambat.”
Bagaimana Sanghee bisa menghentikan hal yang baru saja ia mulai?
Ia teguh pada pendiriannya. Ia akan balas dendam. Bagaimanapun caranya ia akan membuat Yunho menderita. Batin ataupun raganya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Hyung, bagaimana kau tampak tenang menghadapi ini? Ini fitnah bukan?” Tanya pria bernama Changmin itu.
“Apa aku tampak tenang, Changmin?”
Changmin menjawabnya dengan anggukan beruntun seperti anak kecil.
Yunho tetap dengan apa yang ia miliki, ia tetap melakukan aktivitasnya seolah tak terjadi masalah apapun padanya. Bahkan ia juga tak berusaha membantah fitnah gadis itu.
“Hyung, apa kau mengenal gadis bernama Choi Sanghee itu? Tampaknya ia sangat membencimu.” komplain Junsu mengerutkan dahinya.
“Aku tak mengenalnya dekat, tapi aku tahu siapa dia.” Jawab Yunho, pandangannya pun menerawang jauh membuka semua kenangan masa lalunya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dari kejauhan tampak sosok gadis mungil bernama Sanghee itu menyelinap masuk ke dalam gudang tua tak terpakai itu. Dugaannya pun semakin kuat bahwa ada orang lain selain dia yang singgah di tempat itu juga. Apa boleh buat, tempat itu bukan tempat rahasianya lagi.
“Jaejoongie, tapi aku.. aish, baiklah, aku akan ke sana sekarang.”
Sanghee mendengar ucapan itu dari luar, ia mengintip dari sisi jendela gudang itu, tampak sesosok pria tengah melewati gudang itu dan bergegas pergi, Jung Yunho.
‘Apakah kau benar-benar gay?’ gumamnya menundukkan wajahnya, mengamati lipatan roknya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sebuah klise, saat Sanghee melintasi sebuah ruangan latihan untuk menari itu ia lagi-lagi melihat Yunho di sana, dengan sorang pria berambut pirang itu. Meski ia tak dapat melihat wajahnya, tapi ia tahu betul siapa pemilik rambut pirang itu adalah Kim Jaejoong. Dua pria itu tampak asyik bercengkrama, bahkan sesekali Yunho melingkarkan tangannya ke bahu Jaejoong, dan mereka tertawa bahagia. Benarkah bahagia? Bahagia yang dikira oleh Sanghee.
Sebuah keingintahuan yang membesar yang tak dapat Sanghee bendung, membuatnya semakin lama menguntit mereka. Sudah setengah jam ia berdiri di depan ruangan itu, meski ia tak tahu apa yang sedang mereka lakukan.
“Jadi benar bahwa Yunho oppa gay?”
“Seperti yang kita lihat, sebenarnya aku tak ingin mempercayai ini, tapi kita sudah melihatnya.”
“Bahkan aku tak habis pikir teman kencannya adalah Jaejoong oppa.”
“Haruskah kita mempercayai semua ini?”
Tanpa Sanghee sadari, ada 4 mahasiswi yang juga melakukan hal yang sama sepertinya, mereka sangat mengagumi Yunho, atau entahlah mungkin juga mengagumi Jaejoong.
Sanghee terdiam, mencerna kata-kata itu.
Ia memang orang yang menyebarkan fitnah itu, fitnah yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya jika ternyata memang mungkin benar adanya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
                Sejak 2 kata itu terlontar dari mulut Sanghee, ia memang tak pernah berbicara lagi dengan Yunho, ya memang ia sebelumnya tak pernah bericara dengannya, di universitas ini.
“Apa kau yang sering kemari?” Tanya seseorang memasuki ruangan tua itu, sebuah gudang yang biasa Sanghee singgahi. Dengan tatapan terkejut, Sanghee hanya terdiam memandang sosok pria mengenakan kaos dibalut kemeja kotak dan celana jeans yang melekat pas ditubuhnya berdiri di ambang pintu gudang itu.
“Pantas saja, aku pernah menemukan sebuah foto kami berlima berlatih disini, siapa lagi kalau bukan kau pemiliknya.” Terka Yunho tertawa puas. 
Dan Sanghee hanya terkesiap menyadari bahwa Yunho lah yang pernah ‘menjamah’ ruangan itu selain dia.
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Sanghee dingin, menjadi dingin.
“Aku rasa mulai sekarang kita harus berbagi ruangan ini.” Jawab Yunho sekenanya, menyandarkan tubuh tegapnya di pintu gudang itu.
Kata-kata Yunho entah bagaimana membuat hati Sanghee miris, mendingin, dan sedikit tersayat, ya tersayat, seolah melukai hatinya dengan ucapan-ucapan Yunho yang kasar dan sengaja untuk menyindirnya. Tapi bukankah Sanghee pantas menerimanya? Ia sepenuhnya bersalah atas fitnah yang pernah ia sebar.
“Pakai saja ruangan ini, aku tak memerlukannya lagi.” Sergah Sanghee berdiri dan hendak melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, hingga sebuah tangan kokoh mendorongnya dan membuat tubuhnya terhempas ke pintu itu, Sanghee terperangkap di tengah kedua tangan Yunho yang menyangga di daun pintu itu.
Mata tajam Yunho menabrak pandangan mata Sanghee yang mulai tampak kilau kegelisahan, bagaimana tidak? Mata itu seolah menusuk ulu hatinya dengan tajam. Nafas Yunho pun terasa menghembus di wajahnya.
Sedikit perasaan takut akan perlakuan Yunho untuk balas dendam padanya, dan juga perasaan takut menyadari bahwa ia sedang dengan seorang pria di ruangan itu dengan posisi yang tak membuatnya nyaman.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Sanghee lirih, terdengar seperti sebuah bisikan di telinganya.
“Kenapa?” Tanya Yunho menyunggingkan sebelah bibirnya. Ia amati Sanghee yang tampak tak berani menatap Yunho, “Kau takut jika aku akan melakukan sesuatu?”
Sanghee terkejut dan tanpa sadar ia semakin mencengkeram sudut cardigannya, menyembunyikan segala ketakutannya.
Semburat tawa kecil dari bibir Yunho, “Kau pikir aku akan melakukan sesuatu? Tapi bagaimana kau bisa tampak takut jika kau berpikir aku tertarik pada pria? Seharusnya kau tak takut, Choi Sanghee.Bukankah aku gay?!” Yunho dengan wajah nakalnya menebah kemejanya dan melangkah pergi, meninggalkan Sanghee dalam keadaan yang tak dapat dibaca.

-To Be Continued-
March 2nd, 2012
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Annyeonghaseyo, I’m here again.. maaf ya saya muncul lagi di notifikasi kalian. Bagi2 yg aku tag ataupun gak sengaja mampir di note ini, dan RCL yah.. ^^
Dan buat Suci saeng, here your request.. hehe~ moga gak mengecewakan yak.. ditunggu saja chappie2 berikutnya.. keke~
LOVE YA ALL..

FF TVXQ / YAOI / YUNJAE / SEONSAENG, SARANGHAMNIDA /ONESHOOT



annyeong haseyo yeorobun~!!!!! *tereak dari atas monas pake toa super bass*
saya mo promo ff nih, okay langsung aja ne..^^


######################################################################

TITLE: SEONSAENG, SARANGHAMNIDA

GENRE: YAOI-ROMANCE-LOVE-GAJE-LITTLE COMEDY-TYPHO

LENGHT: ONESHOOT

AUTHOR: RECCA a.k.a KIM HYERIN

CAST:  ~KIM JAEJOONG
                ~JUNG YUNHO
                ………….OTHER CAST



-JAEJOONG PV-

Hari ini cuaca sangat cerah, begitu juga suasana hatiku karna hari ini aku akan megajar di DONGBANG HIGH SCHOOL . ne, aku akan menjadi guru disana, sudah lama aku bermimpi bisa mengajar disekolah super elite itu.
Aku, Kim Jaejoong. Namja berusia 18 tahun lulusan SEOUL UNIVERSITY dengan nilai tertinggi yg berhasil mewujudkan impiannya.
“kyaaaa~! Kau sangat  hebat Jaejoong-ah! Aku benar-benar bangga padamu!” seruku memuji diri sendiri sambil berdiri didepan kaca.
Setelah selesai berdandan, segera kuraih tas jinjingku tak lupa pula kukencangkan dasi yg menggantung dileherku serta merapikan kemeja abu-abu yg kukenakan.
“ah, neomu kyeopta!” gumamku sembari berpose didepan kaca.
Kulangkahkan kaki meninggalkan apartemenku yg berada didaerah Ilsang menuju ke halte yg letaknya tak jauh dari apartemenku itu.
“yah! Yah! Tunggu pak sopir! Pak sopir tolong hentikan busnya! Aku mau naiiiiikkk!” teriakku sambil berusaha mengejar bus yg sepertinya sudah lewat sejak 2 menit lalu

CCCKKIIIIIIIIIIIITTT!!!
Akhirnya  bus itupun berhenti setelah aku berteriak sekencang mungkin. Dan dengan segera aku naik ke dalam bus itu
“lain kali datanglah lebih awal supaya kau tidak tertinggal lagi ne” perintah pak sopir sambil memperhatikanku yg kelelahan mengejar bus itu.
“hosh..hosh.. nnee ahjusshi, gomawo!” ucapku dengan napas tersenggal
Akupun duduk dibangku paling belakang sambil memperhatikan orang-orang dari jendela bus yg sepertinya tampak bahagia. Sepertinya hari ini akan jadi hari yg sangat menyenangkan



Setelah 6 menit didalam bus, akhirnya sampai juga aku didepan sebuah bangunan mewah ini. Ne, DONGBANG HIGHSCHOOL.
"apa lagi yg kau tunggu Kim Jaejoong, cepat masuk!” seruku. Kulangkahkan kakiku menuju ke ruang kepala sekolah. Langkahku terhenti saat sesosok namja keluar melalui jendela ruang kesehatan. Baju seragam yg dipakainya sangat berantakan, penampilannya juga sangat buruk.
"yah! Apa yg kau lakukan disini eoh? Inikan masih jam pelajaran, jangan-jangan kau sedang membolos ne?!” tegurku pada namja itu
“nuguseo??!” tanyanya angkuh

DEG..DEG..DEG..
“yah! Kim Jaejoong pabo! Kenapa kau ini?! Kenapa tiba-tiba jantungku jadi berdebar-debar begini? Ottokae?” bisikku dalam hati
“hey! Kau kenapa?! Wajahmu memerah, apa kau sakit?!” Tanya namja itu yg entah sejak kapan wajahnya sangat dekat dengan wajahku

PLAAAAAKK!!
“yah! Mau apa kau?!” teriakku gugup sambil memukul namja itu dengan tas jinjingku
“appoooo!!!! Yah! Aku kan Cuma menanyakan keadaanmu kenapa kau malah memukulku?! Memangnya kau pikir aku mau apa eoh???!!” jawabnya kasar sembari mengelus kepalanya yg terkena pukulanku
“mm..mianhae” jawabku tak kalah angkuh darinya

CHUUU~
“Jung Yunho imnida” ucap namja itu sambil mengecup bibirku lalu bergegas meninggalkanku yg masih terpaku dengan kejadian yg baru saja kualami

DEG..DEG..DEG
BLUSH
“kyaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Namja pabooooo!!!!” teriakku histeris

********************************************************************************************

“good morning everyone!” seru kepala sekolah DONGBANG HIGHSCHOOL  kepada semua murid kelas 3-B5.
“good morning sir!” jawab semua murid kompak
“today, I ingin introducing new teache rpada kalian semua and he is your new walikelas!” jelas kepala sekolah Micky Yoochun dengan bahasa inggris yg terdengar hancur, porak-poranda, berantakan bagai pasar malam yg baru saja dilanda angin topan super

“wah! Neomu yeppeo!”
“kyaaaa!” teriak para murid histeris

“ah, don’t lupa  untuk introduce yourself” ucap kepala sekolah yg membuatku geli dan sedikit jijik
“ah ne, annyeong haseyo yeorobun! Kim Jaejoong imnida! Mulai sekarang aku akan menjadi walikelas kalian yg baru, mohon kerjasamanya! Bangapseumnida!” ucapku memperkenalkan diri
“okay. I’ll back to my kantor. If you need my bantuan, hubungi me okay!”
“ne Yoochun-sshi! Gomawo”
‘yes, yes, yes! no problem!’ jawab kepala sekolah sembari meninggalkan kelas
“ara! Mari kita mulai pelajarannya ne!”

DEG..DEG..DEG

Jantungku kembali berdegup kencang saat mataku mendapati sosok namja yg tengah tertidur nyenyak dibangku paling belakang.

“neomu kyeopta! Iiisshh!! Kim Jeajoong, apa yg kau pikirkan?!” rutukku dalam hati, sepertinya aku terpesona melihat ketampanan namja yg tadi kutemui. Wajahnya sangat tampan dan tubuhnya yg lebih tinggi dariku terlihat sangat atletis! Tapi, tapi andwaee!!

Kuambil spidol dari atas mejaku dan menulis sebuah soal dipapan tulis putih yg menempel didepan.
“Jung Yunho-sshi!! Yunho-sshi, ireona!” teriakku berusaha membangunkan namja bermata rubah itu
“ssttt..!! Yunho-ah, seonsaengnim memanggilmu” bisik seorang murid yg duduk dibangku sebelah Jung Yunho
“eungh.. wae??” lenguh namja menyebalkan itu
“kerjakan soal dipapan tulis itu! Kajja!” perintahku
“aniya, kau saja yg kerjakan. Aku ngantuk” jawab namja menyebalkan itu seenaknya
“yah! Kau ini benar-benar tidak sopan! Kajja, kerjakan soal itu!’ bentakku
“aniya, aku mengantuk! Kau saja yg kerjakan ne, cantik”

“yah! Yunho-sshi, namaku Kim Jaejoong! Jangan pernah memanggilku cantik! Cepat maju kedepan sekarang jugaaaaaaa!!!!!!!!!!” teriakku emosional

TTEEEEEEEEEEEEEEEEETTT!!!!!!!!
Belum sempat namja menyebalkan itu maju kedepan, bel tanda usai sekolah sudah menggema diseluruh ruangan
“bye cantik!” bisik namja menyebalkan itu sambil berlalu meninggalkanku disusul oleh para murid yg lainnya
“yah! Kalau kau bukan muridku, akan kucincang dagingmu! Merebusmu! Lalu kulempar kau ke dalam kandang beruang madu! Jung Yunho paboooo!!!!!!!!!!!” teriakku kesal


Setelah selesai mengajar aku langsung pulang keapartemen. Kali ini aku pulang berjalan kaki untuk melampiaskan kekesalanku pada namja menyebalkan bernama Jung Yunho itu. Sesampainya diapartemen segera kubaringkan tubuhku keatas tempat tidur.
“Jung Yunho pabo! Berani sekali dia menciumku! tapi anak itu tampan juga… yah! Andwaee! Kim Jaejoong apa yg kau pikirkan eoh?!” rutukku sambil menatap langit-langit kamarku

“berani sekali namja itu mencuri ciuman pertamaku! Tapi Jung Yunho………………. Yah! Kim Jeajoong berhentilah memikirkannya!!! Paboyaaa!!!” rutukku. Segera kunyalakan televisi untuk mengusir pikiran bodohku tentang Jung Yunho

PIIP
KYAAAAAAAAAAAAA!! EOMMAAAAAA~! HUWEEEEEE~!!
Bukannya terhibur aku justru histeris ketakutan karna channel televisi yg kunyalakan sedang memutar film horror yg paling kutakuti. THE RING.

Dengan cepat aku membungkus diriku dengan bed-cover untuk mengurangi rasa takutku dan segera aku memencet tombol-tombol yg ada diponselku untuk menelpon seseorang

“ye..yeoboseo” ucapku gemetaran
“yeoboseo’ jawab seseorang yg kutelpon yg tak lain adalah eommaku
“eomma, aku takut! Aku tidak mau tinggal sendirian disini! Huweeee!!!!” ucapku histeris
“wae Joongie?! Gwaenchana yo?!” Tanya eomma panik
“eomma, channel televisi yg baru saja kunyalakan sedang memutar film THE RING!!! Huwaaa!!!”
“kalau begitu matikan saja TVnya Joongie sayang~!!”
“aniya! Kalau kumatikan, nanti hantu sadakonya akan menyeretku kedalam sumur tua otte???!!” racauku gaje

“=_____= pabo!” jawab eomma seenaknya

“eomma aku takut sendirian! Eomma kajja kesini ne~”
“mulai besok kau tidak perlu takut lagi Joongie. Karna sahabat eomma akan menitipkan putra mereka satu-satunya di apartemenmu, mereka ingin kau mengasuhnya”
“jinjja??”
“ne, mereka pergi ke paris. Makanya mereka ingin kau mengasuh putranya itu. Dia lebih muda darimu, jadi eomma harap kau bias menjaganya dengan baik, ara?”
“t..ta..tapi eomma…”
“oh ya, dia akan datang keapartemenmu jam 2 siang besok. Sudah ne, eomma ada janji dengan nyonya Lee. Annyeong Joongie-ah”

TUT..TUT…TUT
Ucap eomma sambil memutus telponnya
“yah! Eomma, aku bisa mati ketakutaaaaaaaannn!!! Tapi besok aku akan punya teman kecil. Semoga dia anak kecil yg manis” gumamku bahagia

*****************************************************************

Hari ini adakah hari keduaku mengajar di DONGBANG HIGHSCHOOL. Tapi entah kenapa ada sesuatu yg kurang didalam kelasku . ah, ne! anak menyebalkan itu Jung Yunho! Sepertinya sejak pagi tadi aku tak melihatnya.

“Shim Changmin! Jung Yunho eodiga?” tanyaku pada seorang namja berwajah imut teman sebangku Yunho
“molla. Mungkin sedang berjemur di Hawaii” jawab Changmin polos
“mwo?! Hawaii!!” teriakku. Ah aku ingat sekolah ini adalah sekolah untuk anak-anak kaya. Tentu saja mereka bisa pergi kapan saja, tapi tidak dikelasku sekarang!
“ne seonsaengnim! Yunho bilang dia akan pergi kesuatu tempat!” ucap seorang namja manis dengan suara lumba-lumba
“Junsu-sshi, kau tau dimana itu?”
“aniya, mianhae”
“ara, tolong beritau Yunho ne. lain kali tidak boleh membolos tanpa keterangan yg jelas”
“ara seonsaengnim!”




Seusai mengajar aku menuju ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Tentu karna hari ini akan ada tamu special, jadi aku harus menyiapkan makan malam special juga. Setelah selesai belanja akupun kembali ke apartemen. Aku terkejut saat melihat sosok namja yg tak asing lagi bagiku tengah duduk didepan pintu apartemenku.

“yah! Jung Yunho! Sedang apa kau? Dan kenapa tadi kau tidak hadir dikelas eoh?” tanyaku
“kau lama sekali, sudah hampir 7 jam aku menunggumu disini” jawab Yunho seenaknya
"mwo?! Jadi sejak pagi kau menungguku disini?!”
“ne, orangtuaku bilang kau yg akan menjagaku selama mereka liburan ke perancis”
“j..jjadi kau adalah putra sahabat eommaku itu???!!!” tanyaku sarkatik
“ne. ayo cepat masuk dan buatkan makan malam untukku” jawab yunho santai
“memangnya siapa kau berani sekali kau memerintahku eoh??!!!!”
“aku sudah bilang sejak pertama kita bertemu. Namaku Jung Yunho, umurku 17 tahun dan aku ini adalah tunanganmu Kim Jaejoong~!!!” jelas Yunho panjang-lebar
“mwooooooooooooooooo!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tunangan!!!!!!!!!!!!!!” teriakku sarkatik
“ne, tunangan. Wae?” Tanya Yunho dengan wajah heran
“tapi, otte??! Kita bahkan baru saja bertemu kemarin ara?” tanyaku bingung
“sebenarnya kita sudah dijodohkan sejak lahir oleh orangtua kita” jelas Yunho
“mwooooooooo???!!!”
“aku tau kau pasti tidak percaya, tapi itulah kenyataannya. Kalau kau masih tidak percaya, kau bisa tanyakan ini pada nyonya Kim. Eommamu.” Jelas Yunho panjang lebar
“ah, ne! kau benar Yunho-ah! Kajja kita kerumah eomma! Kajja!” teriakku sambil menarik tangan Yunho dengan kasar
“isssh! Jangan menarikku seperti ini! Tanganku sakit, paboo!!!” rintih Yunho
“yah! Kajja Jung Yunhooo!!! Kajja!!!”
“neeeeeeeeeeee!!!!”
“hihihi, gomawo Yunnie~!” ucapku sambil mempoutkan bibirku lucu



-YUNHO PV-

GLEK!

DEG..DEG..DEG

Aigo! Aku hanya bisa menelan salivaku setelah melihat wajah lucu Kim Jaejoong. Seorang namja yg galak bisa berubah menjadi namja yg manis saat sedang merengek, jantungku pun berdagup dengan sangat cepat. Rasanya seperti mau meledak saja.
Jaejoong membawaku dengan paksa untuk menemaninya ke rumah orangtuanya. Kami hanya saling diam selama didalam bus, kuperhatikan setiap tingkah Jaejoong yg menurutku sangat imut yaitu menggigit bibir bawahnya. Bibir Jaejoong yg
merah kelihatan seperti buah cherry yg ranum benar-benar membuatku tergoda untuk mencicipi rasanya yg manis.

“kita sudah sampaiiiiiiiiiiiiiii!!” teriak Jaejoong membuatku terkejut
“hei! Kau tidak perlu berteriak seperti itu paboo! Membuatku kaget saja”
“hei! Siapa yg pabo?! Kau atau aku?! Lagipula sejak tadi kau terus melihatku dengan tatapanmu yg aneh itu!” ucap Jaejoong sarkatik

“ah ne, ne! mianhae! Kajja kita turun!” ucapku kasar

-JAEJOONG PV-

Sesampainya didepan pintu rumah eomma, aku langsung mengetuk pintu dengan tempo yg cepat

TOK! TOK! TOK!

“eomma~! Ini aku, Joongie!” teriakku dari luar rumah
“yah! Jangan mengetuk  sekeras itu! Kau bisa mengganggu yg lain!” teriak Yunho
“biarkan saja! Aku lebih terganggu denga pertunangan kita yg tidak mendapat persetujuan dariku!”

CKLEEKKK!

“Joongie?! Wae?! Yah! Kau datang bersama Yunho, kalian ini benar-benar serasi ne” cerocos eomma seenaknya
“gomawo omonim” jawab Yunho cepat
“yah!! Eomma!! Apanya yg serasi eoh?!! Kenapa eomma tidak bilang padaku kalau kami dijodohkan?!” cerocosku panjang
“mianhae Joongie, dulu eomma dan nyonya Jung sepakat kalau kami menikah dan punya anak nanti akan kami jodohkan. Eomma sengaja tidak memberitaumu karna kau masih sibuk dengan urusan kuliahmu, lagipula Yunho juga masih SMA ne”
“tapi eomma, Jung Yunho ini muridku!!!!” teriakku pasrah
“bukankah itu romantis?! Dengan begitu kalian bisa selalu bersama~~!!” ucap eomma seenaknya

“eommaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!” teriakku lemas


Kuputuskan untuk kembali ke apartemenku setelah lelah berdebat dengan eomma. Langkahku gontai dan pikiranku benar-benar kacau
“ah, Boo??” ucap Yunho pelan
“Boo?? Nugu??”
“tentu saja kau! Siapa lagi? Tak ada orang lain disini”
“namaku Kim Jaejoong!” bentakku
“aku ingin memanggilmu BOOJAEJOONG!!”
“yah! Nama macam apa itu??!!” jawabku heran memdengar perkataan Yunho
“itu panggilan sayangku untukmu~!”
“aniya!! Panggil saja aku JAEJOONG!!!!”
“aniya!!” jawab Yunho tegas
“yah! Wae?! Aku ini gurumu!!”
“ne, tapi kau juga tunanganku. Karna itu aku akan memanggilmu BOOJAEJOONG”
“terserah kau saja! Jangan sampai seluruh orang disekolah tau tentang hubungan kita araseo?!” ancamku sambil menunjuk muka Yunho
“nneeeee~! Boojaejoong~!”
“ya sudah! Kajja tidurlah! Kamarmu ada disebelah dapur” suruhku
“umm… apa kita harus tidur terpisah?!” jawab Yunho polos
“yah! Kau masih 17 tahun , dasar pervert!!”
“tapi aku tidak berani tidur sendirian ditempat asing”
“jangan bodoh! Kajja tidur!”
“aniya!!!”
“apa kau akan segera tidur kalau aku membiarkanmu tidur dikamarku?!”
“neee!!!” jawab Yunho manja, aigo dia terlihat sangat manis. Dan sepertinya aku tak bisa berkutik setelah melihat wajah manisnya itu
“ara! Kajja tidur! Besok kau harus bangun pagi dan pergi ke sekolah”
“arayo~! Chagi~!”



-YUNHO PV-

Tak kusangka akhirnya Boojae memperbolehkan aku untuk tidur sekamar dan seranjang dengannya. Jung Yunho! Kau benar-benar beruntung! Kuperhatikan setiap detail tubuh tunanganku itu, dari ujung kaki ke ujung kepalanya. Benar-benar makhluk yg sangat sempurna!

“eungh.. Jung Yunho paboo…” ucap Boojae lirih, sepertinya dia sedang mengigau
“yah! Apa maksudmu?!” jawabku lirih karna aku tak ingin membuatnya terbangun
“Jung Yunho pabo! Nan jeongmal saranghaeyo~!” ucap Boojae yg masih asik mengigau

DEG!

“nado boo! Nado saranghae!”
CHUU~!

Kukecup bibir cherry Boojaejongie-ku perlahan. Dan akupun ikut terlelap disampingnya



Pagi ini aku pergi kesekolah bersama boojaejoongie. Tentu saja kami bersikap seperti tidak ada sesuatu yg terjadi diantara kami. Hanya hubungan guru dan murid seperti biasanya.
“ingat Jung Yunho! Jangan sampai semua orang tau tentang hubungan kita!” ancam Boojae kejam
“ara~!”
“baiklah, kajja masuk kekelas! Aku akan menyusul 10 menit lagi! Setelah pelajaran selesai tunngu aku di café SHINKI ne, Annyeong~~!” ucap Boojae sembari berlalu meninggalkanku
“ne! annyeong”

*******************************************************************************’

Aigo! Aku benar-benar tidak menyangka. Ternyata namja menyebalkan bernama Jung Yunho itu adalah tunanganku. Sebenarnya aku merasa bahagia karna sejak pertama kali bertemu dengannya aku sudah jatuh cinta padanya. Tapi setelah mengetahui dia adalah muridku, sepertinya aku merasa bahwa dunia ini sudah gila!

Kulangkahkan kakiku menuju keruanganku dikantor guru
“annyeong haseyo, Jaejoong-sshi!” sapa seorang guru olahraga DONGBANG HIGHSCOOL. Ok Taecyeon
“annyeong haseyo Taecyeon-sshi”
“ah, Jaejoongie. Apa kau ada acara malam ini? Aku ingin mengajakmu makan malam direstoran baruku” ajak  Taecyeon
“mianhae Taecyeon-sshi! Aku harus merawat anak anjing yg baru saja kuadopsi dirumah. Anak anjing itu sangat menyebalkan! Jadi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian” tolakku dengan berbagai alasan. Sebenarnya yg kumaksud anak anjing itu adalah Yunho, karna wajahnya yg imut serta sifatnya yg manja itu sangat mirip seperti anak anjing yg manis.
“baiklah kalau begitu! Mianhae karna aku sudah mengganggu ne~!”

“gwaenchana Taecyeon-sshi”
Setelah selesai mengajar, aku segera menuju ke café SHINKI. Seperti yg kuduga Yunho sudah menungguku disana
“annyeong haseyo~!” sapaku
“kau lama sekali!’ keluh Yunho kesal
“mianhae tadi ada rapat komite, jadi agak lama. Kau sudah makan?”
“ani. Aku ingin makan masakan buatan Boojaejoongie TUNANGANKU!” ucap Yunho dengan sedikit penekanan
“ssstt..! kecilkan suaramu Yunho-ah, bagaimana kalau orang lain tau tentang hubungan kita?! Aku bisa dipecat karena bertunangan dengan anak muridku sendiri” seruku cemas
“mianhae Boo, tapi tidak ada warga sekolah disini”
“ne, aku tau. Tapi tak ada salahnya jika kita waspada kan?!”
“ne, mianhaeyo”
“ara! Ayo pulang, akan kubuatkan sup special untukmu”
“gomawoooooo Boojaejoongie!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Yunho girang sambil memelukku erat

FLAAAASSSHHH~!
“yah apa itu?” pekikku saat seberkas cahaya seperti lampu kamera  masuk ke dalam café.
“molla, mungkin petir” jawab Yunho santai sambil terus memelukku
“tapi hari ini cuacanya sangat cerah, mana mungkin ada petir??”
“mollayo, sudahlah! Ayo pulang, aku sudah sangat lapar” ajak Yunho manja
“ne~!”

********************************************************************************

TEEEEEEEEEEEETTTTTTTTTTTTTT

Bel  tanda waktu istirahat memenuhi DONGBANG HIGHSCHOOL. Seluruh murid pun berhamburan keluar kelas memenuhi setiap sudut ruang kantin. Sembari menunggu jam istirahat selesai, aku pun pergi keruanganku.
Segera aku duduk dikursiku dan kusandarkan punggungku di tembok, aaahhh!!! Terasa nyaman.

SRAK!
Selembar kertas putih bertuliskan sesuatu dengan tinta merah terjatuh dari atas meja kerjaku.
“aigo! Apa ini?!” pekiku tertahan ketika mengetahui bahwa ada sebuah ancaman tertulis di kertas itu

“JIKA KAU TAK INGIN SEMUA WARGA SEKOLAH TAU TENTANG HUBUNGANMU DENGAN JUNG YUNHO, SEBAIKNYA KAU TEMUI AKU DI RUANG RAPAT LANTAI 5 DONGBANG HIGHSCHOOL SEKARANG!!!!!!!!!”

“aigo! Jadi sudah ada yg tau tentang hubunganku dengan Jung Yunho! Tapi, nugu?!” batinku.
Karna cemas akupun segera bergegas menuju ke lantai 5 DONGBANG HIGHSCHOOL, tepatnya di ruang rapat. Jangtungku berdegup takut

KRIET…!

Kubuka pintu ruangan yg sudah cukup tua sehingga  menimbulkan bunyi yg tak nyaman untuk didengar. Saat aku masuk, tak ada seorangpun didalam ruangan itu
“annyeong haseyooo!!” teriakku mencaru su pengirim surat ancaman misterius itu
Mataku terus mencari disemua sudut ruangan hingga sebuah suara yg tak asing menyapaku
“annyeong haseyo Kim Jaejoong-sshi”
“O..Ok Taecyeon-sshi?! J..jadi kau yg mengirim surat itu?!” pekikku tidak percaya
“ne. wae?? Kau takut Jaejoong-ah?! Kau takut kalau kepala sekolah tau bahwa kau sudah bertunangan dengan Jung Yunho?!” ucap Taecyeon sambil tersenyum sinis
“a..aah itu.. itu..” jawabku gugup
“tenanglah Jaejoong-ah, aku tidak akan memberitaukannya pada kepala sekolah Yoochun”
“eehh?? Jinjja?!”
“ne. dengan satu syarat tentunya” ucap Taecyeon licik
“mwo?! Syarat apa?”
“jadilah milikku! Kekasihku! Karna aku sangat mencintaimu Jaejoong-ah”
“m..mwoo?! mianhae Taecyeon-ah aku tidak bisa” ucapku tegas
“wae?? Kau lebih memilih anak anjingmu itu dari pada aku??! Wae, Jaejoong-ah?!” teriak Taecyeon dengan sedikit nada membentak
“ne, aku lebih memilih Jung Yunho karna aku sangat mencintainya!” jawabku tegas
“hah! Baiklah kalau begitu! Kalau aku tak bisa memilikimu, tak seorangpun yg bisa termasuk anak ingusan itu!” teriak Taecyeon seram sambil mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam saku celananya.
“T..Taecyeon-sshi! A..apa yg akan kau lakukan padaku?!” ucapku sembari menghindari Taecyeon yg semakin mendekatiku sambil mengarahkan pisaunya tepat didadaku
“sudah kukatakan padamu sekali lagi Jaejoong-ah! Jadilah milikku!”
“aa..aandwae! kau tak bisa memaksakan perasaan seseorang untuk menyukaimu Taecyeon-sshi! Andwae! Aku tidak mau!!!” teriakku
“kalau begitu memang sebaikmya kau mati saja Jaejoong-ah! Supaya tak ada seorangpun yg bisa merebutmu dariku!”
DUK!
Aku semakin terdesak saat tak ada lagi celah untukku melarikan diri dari Taecyeon. Tembok yg kubentur dibelakang punggungku tak mungkin bisa kupanjat untuk melarikan diri
“a..andwae! hiks..hiks..!!!! andwaeeeeee!!!!” teriakku terisak
PRAAAAAAANNG!
Aku terkejut saat mendengar sesuatu yg lebih mirip seperti suara kaca jendela yg pecah diruangan itu
“yah! Apa yg kau lakukan anak ingusan?! Berusaha menyelamatkan tunanganmu yg cantik itu?!” seru Taecyeon
“aniya, aku kesini karna kalian sangat berisik! Mengganggu tidur siangku saja” ucap orang yg memecahkan kaca yg tak lain adalah Yunho
“yah! Jung Yunho paboo!!!”
“oh, hai Boo. Apa yg kau lakukan disini?” Tanya Yunho santai
“paboyaa! Kau tak lihat aku akan dibunuh oleh Taecyeon eoh?!” jawabku kesal
“hahahahahahahahaha! Kalian pasangan yg konyol!” tawa Taecyeon
“kau lebih konyol dariku” ucap Yunho seenaknya
“apa?! Kalian lebih baik mati bersama dengan kekonyolan kalian!! Hyaaaaaaaahhh!!!” teriak Taecyeon sambil berlari kearah Yunho
“andwaeeee!!!! Yunho-ah!!!” teriakku histeris
JDUAGH!
KLANG..KLANG!!
Terdengar bunyi sesuatu seperti logam terjatuh dilantai
“tenanglah Boo! Aku baik-baik saja, aku kan atlet taekwondo kau tidak tau yah?” ucap Yunho santai.
Oh Tuhan syukurlah ternyata Yunhoku tidak apa-apa! Kulihat Taecyeon terkapar dilantai, sepertinya dia pingsan. Entah apa yg Yunhoku lakukan padanya hingga membuatnya pingsan
“hiks..hiks.. Yunnie-ah hiks..hiks..!” isakku
“tenanglah Boo! Kau sudah aman sekarang, aku akan selalu melindungimu Boojaejoongie” ucap Yunho lirih sambil mengelus kepalaku lembut
“n..ne.. hiks.. gomawo Yunnie-ah, saranghae”
“nado Boo! Ayo kita pulang”
‘t..tapi.. ini belum waktunya pulang Yunnie! Kita bisa dimarahi kepala sekolah nanti!”
“tenang saja Boo! Biar kuurus itu nanti. Kau perlu istirahat chagi~”
“n..ne~!”


Pagi ini seluruh sekolah gempar dengan kejadian kemarin. Dan sepertinya semua sudah mengetahui hubunganku dengan Yunho! Aigo! Apa yg harus kulakukan?! Aku bisa saja dipecat sewaktu-waktu!

“annyeong haseyo seonsaengnim! Kepala sekolah Yoochun meninggu anda diruangannya” ucap seorang namja manis dengan siara khas lumba-lumbanya
“oh my god sun!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” pekikku
“yah! Seonsaengnim itukan kata-kataku! Kenapa kau memakainya?!” keluh namja manis itu tidak terima
“mianhae Junsu-ah, aku benar-benar tamat sekarang!”
“aniya Jaejoong-sshi! Kau belum tamat. Karna author masih belum menamatkan fanfic ini” ucap namja lumba-lumba itu sekenanya
“=___= terserah kau saja Junsu-ah! Sebaiknya aku segera menemui kepala sekolah” ucapku sembari bergegas meninggalkan Junsu menuju keruang kepala sekolah
“ne. annyeong!” seru Junsu sambil melanbaikan tangannya

“ann..annyeong haseyo Yoochun-sshi..” ucapku takut-takut saat memasiki ruangan kepala sekolah
“ah Jaejoong-ah. Good morning!” ucap kepala sekolah. Kulihat disebelah kepala sekolah berdiri sosok namja yg sangat kucintai, Jung Yunho
“hi Boo” sapa Yunho
“alright, kalian know why I menyuruh you kesini??!” Tanya kepala sekolah dengan muka mesum menyebalkan
“aa.. sebenarnya kami sudah tau Yoochun-sshi” ucapku lirih
“good boy! Yesterday Taecyeon menceritakan semua kejadiannya to me dan aku sudah mengurusnya”
“ne” jawabku dan Yunho bersamaan
“dan You know kan bahwa seorang Teacher and Student tudak bolen menjalin relationship??” Tanya kepala sekolah dengan bahasa inggris yg super hancur dan porak-poranda
“ne Yoochun-sshi, saya mengerti. Dan saya akan menyerahkan surat pengunduran diri saya nanti” ucapku lesu
“Boo…” ucap Yunho lirih
“gwaenchana Yunnie-ah, unu resiko yg harus kita hadapi ne. aku tak ingin kau yg dikeluarkan dari sini karna itu sebaiknya aku saja yg keluar”
“eh.. ehh!! Wait!! Waiitttt!!!!!” teriak kepala sekolah Yoochun histeris
“ww..wae Yoochun-sshi?!” Tanyaku dan Yunho heran
“memangnya who yg mau memecatmu Jaejoong-sshi??! You harus tetap mengajar in here!!!”
“tt..tapi Yoochun-sshi??”
“kalian sudah dijodohkan oleh parents right? If I melarang you both saling mencintai each other itu artinya aku sudah menghancurkan relationship orang lain ne lagipula aku tidak bisa menghalangi cinta kalian”
“aahh.. nn..ne” ucapku bingung
“karna itu aku tidak akan memecatmu dan mengeluarkan Yunho dari sekolah ini, karna sebenarnya aku juga sudah getting married dengan seorang murid di here!” ucap kepala sekolah bangga
“mwoooooooooooo!!!” teriakku dan Yunho bersamaan
“chagiyaaaaa~~!! Come here honey~! Seru kepala sekolah manja
“ne Chunnie~!” seru seorang namja manis dengan suara lumba-lumba yg tak asing bagiku
“JUNSUUUUUUU???!!!” teriakku dan Yunho kompak tanpa aba-aba
“eu kyang kyang!”

“kalian juga harus bahagia sepertiku dan Junsu ne~! alright cepat kalian keluar dari ruanganku!! Aku ada bisnis penting denga Junsu! Get out from hereeeeeeeeeee!!!!!” teriak kepala sekolah mengusirku dan Yunho
“=___= >> YUNJAE”
segera kami keluar dari ruang kepala sekolah pabo itu. 

"Yunnie-ah.." ucapku lirih
"ne Boo, wae?"
"syukurlah hiks..hiks.. aku bahagia, aku senang sekali karna ternyata kepala sekolah tidak marah pada kita"
"ne Boo, aku juga senang"
"hiks..hiks.. huwaaaa!!!!" tangisku membahana
"wae Boo? kenapa kau malah menangis? apa kau tidak mencintaiku?"
" jeongmal saranghae Yunnie-ah!"


GREB!

“saranghamnida Boo! Seonsaeng, Saranghamnida” ucap Yunho sambil memeluk dan menciumku


~~~END~~~


****************************************************************

huwaaaaaaaaaaaa~!!!! otte?! otte??! gaje kan ??!
mianhae kalo banyak typho dalam punulisan ff saya ini ne~
gomawo kalo jadinya porak-poranda, karna manusia tak pernah luput dari berbagai macam kesalahan *author belajar ngeles*

apapun yg terjadi, suka ato ga suka author ababil selalu mohon untuk kriti dan sarannya ne~!

AND DON'T BE SILENT KEEP RCL~!!!!
GAMSAHAMNIDA...^^

 
Share

TVXQ in Fanfiction © 2012 | Template By Jasriman Sukri