I Hate Loving You(Chapter 5)

Author: Yessyka Widy

Requested by: SucciAssri Hyera Orchyd Wullanddarri





Casts:

- Choi Sanghee

- Jung Yunho

- Lee Kiseop

- Kim Jaejoong



------------------------------------------------------------



Chapter 5



*Review of Chapter 4*

“Bagaimana keadaan Siwon, suster?”

Dugaan Yunho benar, pria bernama Siwon itu, seorang korban karena kelalaiannya. Dengan kedua orangtuanya yang pernha ia temui.

“Ia masih dalam keadaan kritis, kami akan berusaha keras. Berdoalah kepada Tuhan.”

Dan yang tak diketahui Yunho bahwa Sanghee adalah adik Siwon. Pikirannya pun kalut, baru saja ia bisa mengatasi rasa ketakutan dan rasa bersalah setelah insiden kecelakaan itu, kini ia bertemu lagi dengan orang yang sama, dan satu orang lagi yang sangat ia cintai yang merupakan keluarganya.

Inikah alasan Sanghee menolak saat Yunho ingin bertemu dengan keluarganya?

Apakah karena Sanghee sudah tahu siapa Yunho?

Dan apakah semua ini, termasuk fitnah gay itu adalah balas dendam Sanghee padanya?

*End of Review*

Perlahan Yunho melangkah pergi meninggalkan rumah sakit itu.

Pikirannya masih melayang, ia tak pernah menyangka kalau Sanghee adalah adik dari orang yang hampir saja pernah ia ‘bunuh’.

Bagaimana mungkin gadis yang dicintainya itu bisa memaafkannya mengingat kondisi Siwon sedang dalam keadaan kritis sekarang ini.

Ia merogoh ponsel dan menekan tombol dial 1.

“Appa, yoboseyo.”

“………….”

“Bisakah appa memastikan bahwa orang yang pernah aku celakakan dulu akan sembuh?”

“………….”

“Aku hanya ingin orang itu sembuh. Mungkin kalau tidak, aku akan kehilangan seseorang.”

“………….”

“Akan aku ceritakan pada appa nanti.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Yunho hanya terpaku, setelah kejadian itu, 2 kejadian mengejutkan baginya dalam satu hari itu, ia sering murung. Bahkan Yunho sekarang bukanlah Yunho yang dulu yang sangat bersemangat berlatih. Ia lebih suka duduk di salah stau sudut di ruang latihannya itu.

“Hyung, ada apa denganmu?” Tanya Junsu.

“Kau bertengkar dengan ayahmu lagi?” Tanya Yoochun.

Yunho hanya mendengus dan menggoyangkan bahunya.

“Lalu kenapa?” Tanya Changmin.

Jaejoong yang mengetahui perubahan Yunho hanya mendesah. Rupanya rencanya belum sepenuhnya berhasil. Dan tanpa diduga, ada sebuah ganjalan besar didalam rencananya, pria bernama Siwon. Jaejoong mengetahui apa yang telah terjadi setelah Kiseop dengan senang hati menceritakannya.

Bagaimanapun juga sahabatnya itu berhak mendapatkan kebahagiaan.

“Yunho-ya, jika kau benar-benar mencintainya, perjuangkanlah.kami semua akan membantumu.” Tuturnya menepuk bahu Yunho.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Tanpa sepengetahuan anaknya, ayah Yunho datang menjenguk Siwon ke rumah sakit. Beruntungnya saat itu Sanghee sedang tidak ada, bukan beruntungnya, tapi memang sebenarnya ayah Yunho mengetahui kapan Sanghee sedang kuliah dari jadwal di universitasnya.

Ia tak bermaksud menjadi seorang pengecut, namun ia melakukan ini agar tidak membuat semakin banyak kesalah pahaman. Ia beusaha sehati-hati mungkin.

Ia pun datang dan diperlakukan dengan baik, ya, mereka tidak mempunyai dendam apapun meski mereka tahu Yunho lah yang bersalah. Ini memang kehendak Tuhan, pikir keluarga mereka. Hanya satu yang masih merasa tak dapat memaafkan Yunho dan keluarganya, karena ia polos dan sangat menyayangi kakaknya.

Tak ada yang tahu jika rasa dendam itu telah memudar seiring berjalannya waktu dan perasaan Sanghee pada Yunho.



“Tuan Choi, Nyonya Choi, jwesonghamnida, sepertinya saya lama tak menjenguk Siwon. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di luar kota.” Pungkas Tuan Jung.

“Tak apa-apa, Tuan Jung. Anda memang sangat sibuk, kami bisa memahami. Dan anda juga sudah sangat membantu kami.”

Ayah Yunho memang tak pernah mengatakan pada mereka bahwa ialah yang melunasi semua tagihan rumah sakit selama 3 tahun ini. Namun mereka tahu dengan sendirinya dan sangat berterimakasih kepadanya, dan bukan hanya karena uang, tapi karena rasa bertanggung jawab itulah yang membuat mereka memaafkan keluarga Jung, terutama Yunho.

“Uhm, Tuan Choi, mengenai anak bungsumu, Choi Sanghee. Maafkan saya lancang menanyakan hal ini. Namun saya benar-benar meminta maaf atas apa yang telah dilakukan Yunho.”

“Kami sudah memaafkan Yunho-ssi. Kami menyadari semua ini sudah garis hidup dari Tuhan.” Ungkap Ayah Sanghee, “tapi ada apa dengan Sanghee? Apa Tuan Jung mengenal anak kami?”

“Ya, aku tak pernah menyangka kalau anak Tuan Choi adalah Sanghee. Dan Sanghee, saya sangat menyayanginya seperti anak sendiri, tapi.. entahlah apa yang dikatakan Yunho benar adanya atau tidak, tapi dia merasa Sanghee sangat membencinya karena ia telah mencelakai Siwon-ssi. Ini sebenarnya masalah anak remaja, namun saya sangat menyayangi Yunho, sakit rasanya melihat dia sedih.”

“Sanghee tak pernah menceritakan semua itu, ia tak pernah bercerita bahwa ia mengenal Tuan Jung dan Yunho-ssi. Dan kami mohon maaf kalau Sanghee melakukan……”

“Ahjussi..” pekik Sanghee saat keluar dari kamar Siwon.

Prediksi Ayah Yunho salah, Sanghee tidak sedang kulaih sekarang.

“Sanghee-ya..”

“Ahjussi, apa yang sedang ahjussi lakukan disini?” Tanya Sanghee terbingung-bingung.

“Sanghee, kemarilah. Tuan Jung ingin berbicara denganmu.” Pinta ayahnya mendudukkan Sanghee dan mulai menceritakan yang dikatakan Tuan Jung dan siapa Tuan Jung, serta maksud kedatangan Tuan Jung kesana.

“Appa, eomma, Ahjussi, maafkan aku selama ini aku tak terbuka pada kalian. Aku mengenal Jung ahjussi dan Yunho oppa, uhm, maksudku Yunho-ssi. Ahjussi, sebenarnya aku dan Yunho-ssi bukanlah sepasang kekasih. Aku hanya sedang membantu menyelesaikan masalah yang sudah aku buat.”

“Apa Yunho yang memaksamu melakukan ini?” Tanya ayah Yunho geram pada anaknya.

“Anni, bukan Yunho. Aku yang ingin melakukannya sendiri, ahjussi. Maafkan aku membuat ahjussi mungkin membenciku.”

“Bahkan aku berharap kau menjadi menantuku, Sanghee. Apa kau tak menyukai anakku? Sedikitpun?” Tanya Tuan Jung mengamati wajah Sanghee. Entah kenapa tak ada rasa marah meski mengetahui Sanghee telah membohonginya dan memfitnah anaknya dan membuat ia dan anakny dalam keadaan yang tidak diuntungkan. Bagaimana ia bisa marah dengannya jika mengingat apa yang ia lakukan karena marah dengan Yunho?

“Tidak, ahjussi.” Kata Sanghee menunduk. Tidak. Bahkan ia sendiri tak dapat mengiyakan jawabannya itu sendiri, namun ia juga tak dapat mengiyakan pertanyaan ayah Yunho.

“Oh, ahjussi mengerti, Sanghee. Tapi kumohon bisakah kau berbicara dengannya mengenai semuai ini?”

Sanghee masih terdiam, ia mengingat satu minggu yang lalu Yunho menyatakan perasaannya pada Sanghee, dan sejak saat itu ia sellau berusaha menghindari Yunho.

“Ahjussi mohon. Sejak kejadian itu ia sangat terpuruk, Saat malam itu ia memang sedang mabuk. Ia selalu diliputi perasaan bersalah. Terlebih lagi saat ia berada di penjara, ia seperti orang gila, ia hanya diam dan terus bergumam, entah apa yang ia katakan. Bahkan ia sudah pernah ditangani oleh psikiater untuk mengatasi ketakutannya itu. Jika saja Yunho tak dapat bertahan, mungkin ia sekarang sedang dirawat di ruang intensif di ruamh sakit jiwa. Tapi aku bersyukur ia sudah sembuh. Ia dapat mengatasi dirinya sendiri. Dan ini juga kesalahanku, hanya karena kedudukan, aku tak ingin siapapun mencemarkan nama baik keluarga kami, Jung. Anakku sendiri pun. Aku sering memarahinya setelah ia keluar dari penjara selama 2 tahun.”

Sanghee tercekat mendengar penjelasan ayah Yunho. Ia tak pernah mengira bahwa Yunho sudah melewati banyak kesulitan selama ini.

“Aku tak tahu, ahjussi.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sanghee memutar-mutar pulpen dengan jemarinya. Pikirannya tertuju pada Yunho.

Semuanya semakin jelas, dan ia tak ada alasan lagi untuk membalas dendam.

Namun ia masih tak dapat memahami perasaannya sendiri. Setiap ia ingin menyukai pria itu, seolah ada sebuah suara yang mengatakan bahwa ia harus melakukannya karena ia sudah mencelakai kakaknya, namun terkadang ia juga mendengar suara yang berkata jika ia menyukainya, ia harus jujur dengan perasaannya.

“Sanghee-ya, aku tahu kau juga menyukai Yunho. Bisakah kau memaafkannya?” Tanya Jaejoong yang saat itu duduk di meja kantin dengannya.

“Aku tak menyukainya, oppa.” Kata Sanghee.

“Apa kau tak bisa jujur dengan perasaanmu sendiri?”

“YUNHO.. saat kau mendengar nama itu disebut, apa kau tak merasakan Sesuatu?”

Sanghee hanya menggeleng. Ya, sebenarnya ia merasakan sesuatu, seperti ada kejutan listrik yang tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhnya.

“Sanghee, kumohon pikirkan semua ini. Ini bukan untuk kebaikanku, tapi ini untukmu dan kalian berdua. Kumohon sebelum semuanya terlambat.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Keadaan Choi Siwon membaik, ia sudah melewati masa kritis, dan bahkan sekarang ia sudah siuman. Meski kondisinya masih belum sembuh total, namun inilah keajaiban dari Tuhan. Setelah ia terbaring koma selama 3 tahun, dan kini ia dapat menatap dunia kembali.

“Oppa, apa kau ingin makan sesuatu? Kau ingin aku membelikanmu waffle? Atau expresso?” canda Sanghee, ia sangat senang kakaknya sudah sadar.

Siwon hanya tersenyum dan mengelus rambut Sanghee dengan punggung tangannya, sudah terlalu lama ia tertidur. Ia sudah melewatkan banyak hal selama 3 tahun itu.

Dan kini melihat adiknya tumbuh dewasa ia sangat senang.

Sanghee mendorong kursi roda Siwon, ia mengajak kakaknya mencari udara segar di taman rumah sakit itu. Siwon masih belum bisa berjalan, karena sendi-sendi tubuhnya masih terasa kaku setelah 3 tahun tak bergerak sejengkal pun.

“oppa, aku sennag akhirnya oppa kembali dengan kami semua. Tak taukah kau aku sangat kesepian saat oppa tertidur di ranjang rumah sakit itu.” Ujar Sanghee menjajarkan kursi roda itu di samping bangku kayu dan ia duduk di bangku itu.

“Apa yang kau lakukan selama ini? Kau sudah menjadi mahasiswi sekarang.”

“Banyak yang terjadi oppa. Sangat banyak. Jika kau menceritakannya mungkin akan menghabiskan waktu berabad –abad lamanya.” Kekeh Sanghee, “dan aku mengambil fotografi.”

“Apa kau sudah mempunyai kekasih sekarang?’ goda Siwon.

“Eobseoyeo.” Jawab Sanghee berubah muram.

“Apa ada yang terjadi? Katakan pada oppa.”

“Tidak ada apa-apa oppa.” Kata Sanghee menarik senyumnya.

“Jangan berbohong, oppa tahu kau, Sanghee. Mungkin sudah banyak yang oppa lewatkan, tapi oppa tahu ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranmu.”

Sanghee hanya menghela napas panjang. Ia memang sangat ingin bercerita, namun kakaknya masih sakit, ini bukan waktu yang tepat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



“Choi Siwon-ssi, aku benar-benar minta maaf padamu, Tuan Choi, Nyonya Choi, mohon maafkan aku.” Kata Yunho seraya membungkuk di hadapan keluarga Choi.

“Yunho-ssi, dan maafkan anak kami, Sanghee.”

“Dia tak bersalah, Tuan Choi. Siwon-ssi, semoga kau lekas sembuh. Aku mohon pamit. Sampaikan kata maafku pada Sanghee. Kamsahamnida~”

Yunho berjalan keluar dari kamar itu, ia tersenyum, meski perasaan bersalahnya belum hilang karena melihat keadaan Siwon yang belum sembuh total, namun ia senang Siwon sudah bangun dari komanya. Setidaknya Sanghee senang melihat kakaknya sadar.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Yunho memutuskan melanjutkan pendidikannya di Jepang, ia sesudah memesan tiket dan sudah mengepak barang-barangnya. Semuanya sudah selesai dengan sangat cepat yang tak ia duga sebelumnya, masalahnya dengan keluarga Choi, dan hubungannya dengan Sanghee pun sudah selesai.

Dan inilah saatnya ia melangkah ke depan, menuruti keinginan ayahnya dulu agar ia menjadi penerus ayahnya yang dapat memimpin perusahaannya.

Ia tidak akan bermain-main lagi sekarang. Ia sudah dewasa untuk melakukan semua itu. Ia tak boleh menjalani hidupnya dengan santai lagi. Ia harus melangkah menjadi pria yang dapat berdiri sendiri di atas kedua kakinya.

“Yunho hyung, kenapa kau selalu meninggalkan kami? Dulu kau harus ke Gwangju beberapa bulan dan kini kau ke Jepang. Untuk berapa bulan lagi huh?” gerutu Junsu.

“Tidakkah kau merindukan kami?” Tanya Changmin.

“Junsu-ya, Changmin-ah, Yoochun-ah, Jaejoong-ah. Tak hanya beberapa bulan, tapi beberapa tahun, aku harus mengambil pendidikan tetang dunia perbisnisan.”

“Apa kau akan melupakan nama Dong Bang Shin Ki? Bahkan kita pernah membayangkan 5 pria tampan menari di atas panggung.”

“Siapa yang berkata begitu? Dimanapun tempat kita, terpisah pun posisi kita, dengan siapapun kita, kita tetap Dong Bang Shin Ki berlima. Sepertinya aku ingin setelah aku kembali dari Jepang kita membuat video klip dance kita.” gelak Yunho. Ia pasti akan merindukan mereka. Mereka seperti bagian dari tubuhnya sendiri. Dan tak ada satupun yang akan mengubah hal itu.

“Baiklah, aku harus naik ke pesawat.” Kata Yunho memeluk satu persatu sahabatnya itu.

“Appa, doakan aku.” Sambungnya memeluk ayahnya yang sedari tadi hanya diam tak tega melihat anaknya menjadi seperti itu. Ia memang suka memarahi dan menghukum Yunho, tapi ia sangat menyayanginya lebih dari apapun di dunia ini.

Sanghee dari jauh mengamati Yunho yang mulai melangkah menuju gerbang untuk penumpang. Air matanya menetes, jika ia dapat menghentikannya, mungkin sekarang Yunho sedang disampingnya. Seperti inikah akhir dari kisahnya?

‘Dorawajyo, jebal.’ Batinnya

Langkah Yunho tampak terhenti seolah ia baru mendengar seseorang menahannya pergi. Namun siapa? Tak mungkin. Ia kembali berjalan, meyakinkan dirinya untuk menjadi yang lebih baik lagi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sudah 1 tahun sejak kepergian Siwon dari dunia ini, ya, Siwon meninggal karena komplikasi, dan saat sedang menjalani operasi, tekanan darahnya menaik hingga dokterpun tak dapat menolongnya lagi. Dan saat itu tak ada lagi keajaiban untuknya, ia harus menghadap kepada Tuhan.

Sanghee tak menyalahkan siapapun, tak ada yang bisa disalahkan, semua ini sudah kehendak Tuhan. Bahkan semua ini sudah tertulis sebelum dilahirkan.

Sanghee sudah lulus menjadi seorang fotografer professional, bahkan ia sudah pernah memamerkan hasil potretannya di galeri berkolaborasi dengan Lee Kiseop, sahabat selamanyanya.

Pemikirannya pun sudah dewasa, ia tegar, ia tak bergantung pada siapapun, ia menjadi gadis yang mandiri, semuanya berubah, namun hal yang belum berubah sampai sekarang adalah begitu besarnya harapan agar Yunho kembali menemuinya.

Ia tak pernah meminta Yunho kembali padanya, Yunho juga tak pernah memintanya untuk menunggunya. Namun ia tahu bahwa Yunho akan menemuinya suatu hari nanti.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Yunho sedang merevisi proposal yang akan ia ajukan nanti di pertemuan penting dengan beberapa investor Jepang. Ia sudah menjadi seorang CEO (Chief Executive Officer) perusahaan cabang ayahnya di Jepang.

Kacamata yang tersemat pelipisnya tampak menggambarkan dirinya yang sangat berbeda dengan yang dulu, ia tampak lebih matang dan penuh karisma.

“Tuan Nakajima, proposal ini sudah sesuai dengan rancanganku. Jadi kita akan menggunakan proposal ini, dan aku membutuhkan beberapa file pemasaran.”

“Baik Tuan.”

Sibuk. hari-harinya benar-benar disibukkan dengan aktivitasnya di kantor. Ia menyandarkan badannya di kursi empuk itu seraya mengendurkan dasinya yang mengikat kuat di lehernya.

“YA, YUNHO HYUNG. Kau harus pulang, jika tidak Jaejoong hyung akan membunuhmu.” Pekik Junsu dengan suara lumba-lumbanya itu dari seberang telepon.

“Aish, aku mengingatnya Junsu-ya. Katakan pada Jaejoong aku akan terbang ke Seoul besok. Dan pastikan pesta pernikahannya tak dimulai sebelum aku sampai disana.” Kelakar Yunho.

“Dan pastikan kau juga akan segera membawa pengantin wanita, hyung.” Celoteh suara khas bass baritone itu.

“Kau ingin aku membawa gadis Jepang untukmu Yoochun-ah?”

“Tidak perlu hyung, aku bisa mencari sendiri. Haha~”

“Jangan lupa bawakan makanan Jepang.”

“Aish, Changmin-ah, bukankah di Korea banyak restoran jepang huh?”

Masih seperti itulah mereka, Yunho tak berubah pada sahabat-sahabatnya. Semuanya masih sama seperti dulu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Yunho menapakkan kakinya di Seoul, sudah 6 tahun ia tak menghirup udara di kota Seoul, begitu menyejukkan, terlalu lamakah ia di Jepang?

Sebuah setelan jas melekat di tubuhnya, memancarkan charisma dan aura kepercayaan diri yang kuat. Ia langsung meluncur ke gedung tempat pernikahan Jaejoong digelar.

Sebuah foto pre-wedding dan tulisan melengkung di atas pintu ruangan itu,

“HAPPY LIFE FOREVER”

~Kim Jaejoong & Kim Yeonyi~

Tampaknya acara baru saja dimulai, ia memang terlambat, karena jam penerbangannya sedikit ditunda mengingat cuaca di Jepang sedang buruk setelah dan terjadi gempa.

Banyak teman-teman kuliahnya yang datang ke acara pernikahan Jaejoong. Sedikit berharap gadis yang masih dicintainya, selalu dicintainya itu datang di tempat itu juga.

“Jaejoong, selamat atas pernikahanmu teman. Yeonyi-ssi, selamat menempuh hidup baru, bersabarlah dengan kecerewetannya.” Goda Yunho menjabat tangan kedua pasangan pengantin itu.

“Kau juga harus segera menikah Yunho-ya, kalau tidak aku akan berpikir kau memang benar-benar gay.” Balas Jaejoong, Yeonyi, istrinya, hanya terkikik, ia tahu siapa Yunho karena Jaejoong sering menceritakannya.

“Aish” decak Yunho. Matanya mulai menyapu setiap sudut ruangan itu. Ia sedang mencari seseorang.

“Kau sedang mencari siapa?” Tanya Jaejoong, sebenarnya ia tahu siapa yang Yunho cari, namun ia ingin Yunho mengakuinya sendiri.

“Yang lainnya, kemana mereka? Changmin, Junsu, Yoochun.” Pungkas Yunho masih sibuk mengedarkan pandangannya.

“Mereka sedang di ruang ganti.”

“Yunho-ssi, maukah kau menyanyikan lagu dengan Junsu-ssi, Changmin-ssi dan Yoochun-ssi untuk kami?” pinta Yeonyi.

Yunho hanya mengerjapkan matanya, sudah lama ia tak menyanyi, ia tak pernah belajar mengatur suara dan mengatur napasnya untuk menyanyi lagi, ia tidak yakin.

Namun pada akhirnya mereka berempat menyanyikan lagu Yurisangja ‘To My Bride’.

Di tengah-tengah nyanyian itu, Yunho melihat sesosok gadis yang menjelma menjadi wanita cantik nan anggun dengan berbalut baju ala kantor dan jas mantel berwarna merah berjalan menuju arah sepasang pengantin itu.

Tenggorokannya tercekat, betapa ia ingin memeluk sosok itu, ingin menggenggam tangannya dan mengatakan 3 kata, 8 huruf itu, betapa ia merindukan gadis itu hingga sesak rasanya hanya membayangkan gadis itu dalam mimpinya selama 6 tahun ini. Namun rasa rindu itu terkubur oleh rasa bersalah saat ia mengingat Siwon telah meninggal. Masihkah Sanghee membencinya?

“Jaejoong oppa, Yeonyi-ssi, selamat atas pernikahan kalian.” Kata Sanghee menjabat tangan mereka.

“Kau sendiri Sanghee-ya?”

“Anni, aku dengan Kiseop oppa. Ia sedang bercengkrama dengan teman lamanya.”

“Apa kau ingin bertemu dengan Yunho?”

“Apa dia disini?” Tanya Sanghee mendadak gugup, jantungnya pun bergemuruh. Betapa ia sangat merindukan pria itu. Sudah 6 tahun ia tak bertemu dengannya, apakah dia masih seperti dulu?

“Ne, lihatlah di panggung, dia sedang bernyanyi dengan yang lainnya.”

Saat Sanghee mengarahkan pandangannya ke arah panggung, matanya bertabrakan dengan Yunho, mereka saling menatap. Tak ada satupun yang ingin mengalihkan pandangan mereka, mereka ingin melihat satu sama lain selama mungkin.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



“Selamat berlibur, oppa.” Kata Sanghee melambaikan tangannya pada Jaejoong dan Yeonyi yang akan pergi berbulan madu di Indonesia.

Sebenarnya Sanghee tak ingin mengantarkan kepergian mereka di bandara karena Yunho juga disana, namun Changmin, Junsu dan Yoochun menjemputnya dan memaksanya ikut.

“Oppa-deul, aku harus kembali ke kantor, ada yang akan aku potret.” Kata Sanghee setelah pesawat tujuan Indonesia lepas landas.

“Aish, apa kau hanya memikirkan pekerjaan? Bisakah kita minum kopi bersama? Rasanya sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini.” Kata Yoochun mengerlingkan matanya pada Junsu dan Changmin.

Mereka berlima dan Yunho, berenam minum kopi bersama di kedai tak jauh dari bandara itu.

Suasana canggung di antara Yunho dan Sanghee pun masih sangat kental terasa.

Tak ada yang bertanya satu sama lain, hanya Yoochun, Junsu dan Junsu yang aktif berbicara. Sementara dua lainnya hanya berbicara seadanya.

“Hyung, apa kau akan kembali ke Jepang?” Tanya Changmin memancing.

“Mungkin.” Jawab Yunho mencuri pandang ke arah Sanghee.

“Apa kau tak ingin mengurus perusahaan ayahmu di Seoul saja?”

“Entahlah, saat ini aku sedang focus di Jepang. Jika tak ada masalah, aku akan segera kembali ke Jepang.”

‘Haruskah aku memintanya untuk tetap disini?’ batin Sanghee miris.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



“Apa kau sudah membawa lilinnya? Mawarnya? Kau tidak lupa membawa korek apinya bukan?” Tanya Yunho memborbardir Yoochun.

“See! Aku sudah membawa semua yang kau butuhkan.” Jawab Yoochun menenteng dua tas plastic besar.

Sementara Changmin sedang menggiring anak-anak kecil seusia 8 tahun ke lapangan sekolah dasar itu.

“Untung saja kekasihku mempunyai banyak tetangga anak kecil.” Kelakar Changmin terbahak puas.

Mereka berencana membuat taman itu menjadi tempat pernyataan cinta Yunho mala mini. Anak-anak itu masing-masing membawa lilin dan posisi mereka berdiri membentuk lambang hati yang sangat besar.

“Kumohon kalian melakukannya dengan baik, aku akan memberi uang jajan untuk kalian. Kalian adalah penyelamat terbesar dalam hidupku, jika aku menikah dengannya aku tak akan melupakan kebaikan kalian.” Entah gombalan apa yang membuat Yunho mengatakan hal semacam itu.

Ia memang sangat bergantung dengan anak-anak itu malam ini, ia hendak menyatakan cintanya LAGI pada Sanghee.

Setelah merapikan jasnya, Yunho bersiap-siap, jantungnya berdebar, ini kedua kalinya ia melakukannya.

Di sisi lain, Junsu menutup mata Sanghee dan menuntunnya ke lapangan sekolah dasar itu dengan hati-hati.

“Oppa, kenapa begitu gelap? Apa yang akan kita lakukan disini? Katanya ada seseorang yang ingin bertemu denganku, mana?” Tanya Sanghee setelah membuka ikatan kain di matanya itu dan tak meilhat apapun disana, hanya kegelapan dan sinar lampu jalan di sana sini yang meredup.

“Sebentar lagi.” Kata Junsu dan perlahan meninggalkannya sendiri.

“Sanghee-ya..” panggil seseorang dan membuat Sanghee membalikkan badannya.

“Yunho, Jung Yunho. Apa yang kau lakukan disini?”

Yunho menjentikkan tangannya dan perlahan memutar badan Sanghee menatap lapangan itu yang kemudian terbentuk lah lambang hati dengan puluhan lilin yang dipegang anak-anak kecil.

“Apa ini?” gumam Sanghee terkesiap. Ini bukan jebakan bukan?

“Sanghee-ya, aku bukan orang yang pandai berbasa basi, untuk yang kedua kalinya aku mengatakan hal ini. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, aku ingin membentuk keluarga yang bahagia denganmu. Mungkin ini terlalu mendadak lagi bagimu, tapi ini terlalu lama bagiku, setelah 6 tahun aku menunggu kesempatan ini. Sanghee, maukah kau menjadi pendamping hidupku?” Tanya Yunho menggenggam tangan Sanghee.

Sanghee masih terkesiap dengan kata-kata Yunho. Akhirnya kata-kata itu ia dengar lagi, bahkan lebih matang daripada yang dulu. Dan sanghee sekarang tak merasa bimbang ia tahu apa yang akan ia katakan, ia tahu mana yang benar yang akan ia lakukan.

“Tidakkah semua persiapan ini terlalu berlebihan?” Tanya Sanghee mengamati anak-anak kecil itu yang menatap mereka dengan tatapan polosnya.

“Tak ada masalah jika semua ini untukmu.” Kata Yunho mengamati wajah Sanghee yang tampak berkilau meski hanya disinari pantulan cahaya lilin itu.

“Oppa, terimakasih.” kata Sanghee seraya mengalungkan tangannya di leher Yunho dan memeluk pria itu.

Yunho tersenyum dan mempererat pelukan itu, terasa sangat hangat.

Pelukan mereka merenggang, Yunho mengambil kotak kecil berwarna silver di saku jasnya.

“Maukah kau menjadi istriku?” tegas Yunho mengambil salah satu cincin bermata berlian itu.

Dengan senang hati dan gugup Sanghee mengulurkan tangan kirinya, Yunho memegangnya dan menyematkan cincin itu di jari manis Sanghee.

“Awalnya aku benci karena kau membuatku mencintaimu, tapi aku lebih benci lagi ketika kau membuatku risau memikirkanmu selama 6 tahun ini.” Ungkap Sanghee.

“Aku mencintaimu.”

“Apakah kau akan kembali ke Jepang?”

“Aku akan membawamu ke Jepang minggu depan.”

“Tidak bisakah kau bekerja di Korea?”

“Akan kulakukan apa yang kau mau.” Bisik Yunho mencium kening Sanghee.



-END-

March 22th, 2012

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Annyeong, chingudeul.. here we go! Akhirnya FF ini ending dg segala kegajeannya.. haha..

Maaf ya kalo terlalu cepet (lagi), aku sudah bingung mau nulsi apa.. *authorgalau*

Tp aku bener2 mupeng ma scene Yunho yang terakhir.. ;D #plak

Succi saeng, ottohke? Mianhae kalo kurang memuaskan.. bilang aja yak.. >

Restiana, cucuku tercinta, tuh udah aku pake kamu jd istri bang Jeje.. KIM YEONYI.. XD

To all my readers, thanks a lot udah RCL.. *peluk cium* ^^v


At the last, aku rencana mau bikin FF English Hoya INFINITE. Adakah yg mau ditag? Tell me yah.. ^^

KAMSAHAMNIDA.. *deep bow*

{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

 
Share

TVXQ in Fanfiction © 2012 | Template By Jasriman Sukri