I Hate Lovinf You[Chapter 4]

Author: Yessyka Widy

Requested by: SucciAssri Hyera Orchyd Wullanddarri

 
Casts:

-          Choi Sanghee

-          Jung Yunho

-          Lee Kiseop

-          Kim Jaejoong



------------------------------------------------------------









Chapter 4

*Review of Chapter 3*

“Oppa, aku akan mencintaimu. Seiring berjalannya waktu, aku dapat mencintaimu, beri aku kepercayaan.” Kata Sanghee berjalan mendekati Kiseop dan memeluknya, membenamkan kepalanya di bahu Kiseop.

“Ne~” pikiran Kiseop pun melayang, jauh di lubuk hatinya ia sangat suka dengan usaha Sanghee, namun dia bukanlah orang yang tamak yang memaksakan kehendaknya. Ia tahu Sanghee sedang dalam keadaan gundah.

“Aku akan membuatmu bahagia.” sambung Kiseop mengelus rambut Sanghee, ‘Meski aku harus rela melepasmu dan melukai diriku sendiri.’ Lanjutnya dalam hati.

*End Of Review*

Mereka semua masih berlibur di Gwangju untuk beberapa hari ke depan, hal itu membuat Yunho senang, bisa dipastikan ia tak akan menderita mengangkut puluhan keranjang ataupun karung beras, karena ia mempunyai alas an untuk menjamu tamunya.

“Ya Hyung, apa yang kau lakukan disana?” Tanya Changmin datang menghampirinya.

“Anni.. aku hanya mencari udara segar.” Jawab Yunho sekenanya.

“Disana?” Changmin terbelalak, malam sudah semakin larut dan ia mendapati Yunho duduk terbengong di atas genting rumah neneknya itu. “Apa tak ada tempat lain?”

“Aish, kau tidur saja Changminnie.” Pekiknya geram dengan sikap Changmin yang sedikit menganggunya.

Changmin melangkah pergi dan masuk ke kamarnya.

Dedaunan mulai bersemi dan udara segar akan wewangian bunga yang bermekaran menyejukkan hati.

“Jaejoongie~! Apa yang sedang kau buat?” Tanya Yunho muncul dari pintu dapur.

“Tidakkah kau lihat aku sedang membuat kimchi.” Dengus Jaejoong tanpa sebab. Sejak tadi pagi suasana hatinya sedang tidak baik.

“Yah, kau ini kenapa? Kau sakit?” Tanya Yunho meletakkan punggung tangannya di dahi Jaejoong, dan saat itu Sanghee masuk.

”Oh, mianhada. Aku hanya ingin mengambil air minum, kalian lanjutkan saja.” Ujarnya merasa canggung melihat adegan itu. Sanghee segera mengambil air dari lemari pendingin dan bergegas keluar, ia sudah tak merasa haus lagi.

Jaejoong yang melihatnya menyeringai. Sanghee menepati rencana mereka.

Dan sementara itu Yunho hanya diam terpaku menatap Sanghee, ia tak tahu harus melakukan apa. Perasaannya sedikit kalut saat menyadari Sanghee melihat ia dan Jaejoong. ‘Tak sepantasnya aku merasakan ini. Ini tak boleh terjadi.’ Batinnya berusaha mengusir jauh-jauh apapun yang ia rasakan terhadap gadis itu.

Sanghee mendekap tangannya di dada, ia atur napasnya yang mendadak mulai bergemuruh. Ia tak tahu bagaimana caranya mengatasi perasaannya yang perlahan mulai menyukai laki-laki itu. Ini berbeda dengan rencananya sejak semula. Ia ingin balas dendam atas kecelakaan yang diterima kakak laki-lakinya.



*Flashback*

Malam semakin larut, namun jalanan Seoul tak pernah lengang. Sebuah sepeda motor tiba-tiba melesat di depan mobil yang dikendarai oleh pria seorang pria bernama Choi Siwon, motor itu seolah tak dapat dikendalikan melesat ke kanan lalu ke kiri, tanpa henti. Choi Siwon berusaha mengendalikan pedal mobilnya. Sepertinya tak ada gunanya ia menghentikan sepeda motor itu, karena pengendaranya tampak sedang mabuk.

Choi Siwon memperlambat jalan mobilnya tetap berada di belakang motor itu, namun tanpa ia duga dan ia sedang lengah setelah lelah dengan kegiatan di universitasnya. Pengendara motor itu mengerem mendadak hingga suara decitan ban yang bergesekan dengan aspal jalan terdengar sejauh 50 meter.

Dengan kepanikan yang menyelimuti pikirannya, Siwon membanting setir dan tanpa ia sadari mobilnya berhadapan dengan pembatas jalan berupa pagar yang langsung ditabraknya hingga mobil itu terpelanting ke sungai dan sejak detik itu Siwon masih dalam keadaan mayat hidup, napasnya disambung dengan masker oksigen, selang inpuspun tak pernah jengah terpasang di tangannya. Ia terbaring koma di kamar rumah sakit selama hampir 3 tahun. Bahkan dokter pernah mengatakan bahwa mungkin hanya keajaiban dari Tuhan lah yang dapat membangunkan Siwon dari tidurnya. Namun keluarganya tak akan melepaskannya pergi. Karena mereka percaya bahwa suatu hari nanti Siwon akan bangun.

Setelah polisi menyelidiki siapa pengendara motor itu dengan bantuan beberapa saksi dan kamera CCTV di jalan mereka dapat mengetahui siapa dia, Jung Yunho, anak dari pengusaha kaya di Seoul yang ternyata memang malam itu sedang mabuk.

*End of Flashback*



Sejak saat itulah Sanghee mengetahui Yunho, ia belum rela melepaskan Yunho, Yunho harus membayar apa yang telah ia perbuatnya. Entah memang sudah Tuhan rencanakan atau hanya kebetulan hingga mereka belajar di universitas yang sama. Dari situlah Sanghee berniat untuk membalas dendam, dengan membuat Yunho merasakan penderitaan yang sebenarnya masih belum setimpal dengan yang Yunho lakukan pada kakaknya, Siwon.

Tapi kini rencananya seolah berjalan berlawanan arah dengan keinginannya, Yunho tak jera, ia masih tampak angkuh dan tak peduli dengan fitnah yang ia buat, dan gagalnya ia mulai menyukai pria itu. Pria yang seharusnya ia benci selama hidupnya.

Dan ia melakukan sesuatu untuk kebaikan Yunho. Bukankah itu sebelumnya adalah hal terlarang baginya?

‘Oppa, mianhada.’ Batinnya menghela napas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



“Annyeonghaseyo, ahjussi.” Sapa Sanghee membungkuk di ruangan Tuan Jung, ayah Jung Yunho.

“Annyeonghaseyo. Ada yang bisa dibantu?” Tanya Tuan Jung bingung. Seingatnya ia tak memiliki janji dengan siapapun siang itu, namun ada mahasiswanya yang datang menemuinya.

“Tuan Jung, mengenai isu tentang Yunho-ssi, tentang gay itu. Aku meminta maaf padamu. Aku.. hanya saja saat itu aku sedang marah dan lantas aku mengatakan hal itu.” Terang Sanghee menghela napas.

“Apa kau kekasihnya?” terka Tuan Jung.

Sanghee memejamkan matanya beberapa detik. Tanpa usaha keras ia akan berhasil melakukannya.

“Uhm.. ne..”

Percakapan itupun terus berlanjut, seperti kata pepatah, kebohongan tak akan dilakukan sekali, tapi berkali-kali, kau akan melakukan berbohong demi untuk menutupi kebohonganmu sebelumnya. Dan itulah yang sedang dilakukan Sanghee sekarang.

Ia terus mengatakan apapun yang ada di otaknya sekarang, demi kebaikan Yunho. Begitulah penuturan Jaejoong. Ya, inilah rencananya dengan Jaejoong. Berpura-pura menjadi kekasih Yunho agar isu itu tak berkembang lagi dan untuk menutupi hubungan Yunho dan Jaejoong. Begitulah kata Jaejoong padanya, dan ia percaya. Jaejoong pun mengatakan bahwa Yunho juga mengetahui rencana ini.

‘Semoga kali ini aku tak salah melangkah lagi.’ Pikirnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sudah 1 bulan berlalu, seperti tak ada perubahan dengan bulan –bulan sebelumnya, tak ada kabar tentang hubungan sejak 1 bulan Sanghee mengatakan akan berusaha mencintai Kiseop. Seolah seperti hanya hubungan kaka-adik seperti dulu. Sedikit perasaan bersalah pada Sanghee pada Kiseop, namun sejak awal Kiseop memang tak berusaha menaruh harapan besar atas perasaannya pada Sanghee, karena ia tahu sangat sulit mengubah perasaan seseorang saat seseorang itu sedang menyukai orang lain.

Ia akan terus menjadi orang yang akan melindungi Sanghee, sebesar itulah pengorbanannya pada orang yang dicintainya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



“ya Jung Yunho! Kau tak perlu berpura-pura lagi. Sekarang kemasi barang-barangmu dan kembalilah ke Seoul.” Kata ayah Yunho terbahak dan segera menutup telponnya sebelu anaknya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Ya appa! Appa? Aish” umpat Yunho tak mengeri apa yang sebenarnya terjadi.

Ia bingung dengan perintah ayahnya yang begitu mendadak itu meski memang ia sangat senang akan kembali lagi ke Seoul dan kembali hidup seperti sebelumnya.

Sejak pertemuan Sanghee dan ayah Yunho itu, suasana menegang antara para pemilik nama berpengaruh di universitas itu mulai mengendur. Tak ada lagi kata meremehkan atau mencurigai, semuany sudah tampak jelas bahwa fitnah itu tidak benar. Hingga mereka semua pun sudah tak segan untuk menghormati Tuan Jung lagi.

Dan anehnya, Tuan Jung kini tak tampak sangat mengerikan, ia suka memperlihatkan senyumnya dan tawanya. Bahkan Yunho pun dibuat bingung oleh perubahan mendadaknya itu.

“Appa, apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Yunho.

“Apa maksudmu?”

“Tiba-tiba saja appa menyuruhku pulang dan beberapa hari ini tampak sangat senang.”

“Ah, kau tak mau mengakuinya huh? Apa kau ingin menyembunyikan itu dari appa selamanya?”

Yunho semakin mengerutkan dahinya. Semakin lama ayahnya semakin tampak aneh. Dan ia tak berpikir bahwa ia melakukan kesalahan lagi, ya selain fitnah gay itu ia tak melakukan apapun yang merugikan ayahnya.

“Bagaimana hubunganmu dengan Sanghee? Appa tak pernah melihatmu dengannya. Kalian baik-baik saja bukan?”

“Hubungan apa?”

“Kalian sedang berpacaran bukan? Aigo~ Yunho jangan berpura-pura tak tahu lagi. Sanghee sudah menceritakan fitnah gay itu, dan dia mengatakan kalau kau adalah kekasihnya. Awalnya appa ingin marah padanya, tapi entah kenapa appa menyukai gadis itu, appa merasa dia seperti anak appa sendiri. Appa mengerti mungkin dia melakukannya saat kalian sedang bertengkar.”

Yunho hanya membelalakkan matanya.

 Cerita macam apa lagi ini. Isu gay itu saja belum ia pahami, kini muncul masalah lagi, dan semuanya bersumber pada orang yang sama,Sanghee.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Jaejoong menjelaskan pada Yunho bahwa Sanghee melakukan hal itu untuk menyelesaikan masalah yang diperbuat gadis itu sendiri. Hanya itulah yang dipikirkan Sanghee untuk menolongnya dari fitnah-fitnah yang lain. Seperti itulah yang dikatakan Sanghee. Apakah kalian tak merasakan ada kejanggalan pada Jaejoong?

Dan Jaejoong memintanya untuk turut bermain dalam permainan itu, Yunho harus berperan sebagai kekasih Sanghee di hadapan ayahnya.

Dan itu bukanlah yang yang diinginkan Yunho, tapi juga bukan hal yang ingin ditolaknya. Jauh di dalam hatinya ia ingin menjadi kekasih Sanghee, bukan hanya dalam permainan tapi dalam kenyataan, namun ia sadar bahwa Sanghee adalah milik Kiseop. Seperti itulah kenyataan yang ia ketahui.

“Jajeoong, entah apa yang akan terjadi setelah ini, tapi terima kasih teman.” Kata Yunho merangkul bahu Jaejoong, dan Jaejoong pun hanya tersenyum. Rencananya berjalan setengah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Oppa, maukah kau pergi denganku?” Pinta Sanghee merajuk.

“Apa harus aku ikut? Bukankah itu acaramu dengan Yunho-ssi?”

“Tapi Yunho dengan Jaejoong-ssi. Oppa, kumohon.”

“Aish, arrasseo.” Jawab Kiseop mengeluh. Ia tahu tak seharusnya ia berada di posisi itu. Dan benarkah Yunho gay seperti yang dikatakan Sanghee? Pertanyaan itupun terus berputar di otaknya.

Mereka berempat pergi ke taman hiburan.

Dari sisi pemikiran Sanghee, ia mengatakan pada Ayah Yunho mereka akan pergi kencan, dan memberikan ruang untuk Yunho dan Jaejoong pergi bersama, hingga ia mengajak Kiseop, ‘kekasih’nya.

Dari sisi pemikiran Yunho, ia senang bisa pergi dengan Sanghee meski ada halangan yaitu Kiseop.

Dari sisi pemikiran Jaejoong, ia menyeringai, rencananya benar-benar berjalan  mulus. Ia berhasil mencari alasan untuk membuat Yunho dan Sanghee dapat bertemu. Dan dia berhasil mengajak Kiseop ke tempat yang berbeda dari Sanghee dan Yunho. Dengan alasan bahwa ia tak ingin hubungan palsu itu terbongkar. Dan tahukah kalian apa yang sebenarnya yang ada di pikiran Jaejoong? Jaejoong ingin membuat Yunho dan Sanghee menyadari perasaan mereka satu sama lain, bahwa mereka saling mencintai. Dan dia memanfaatkan fitnah gay itu untuk mendekatkan mereka berdua, membuat mereka berpura-pura menjadi sepasangan kekasih, karena pada kenyataannya Yunho dan dia bukanlah gay.

Dari sisi pemikiran Kiseop, ia bukanlah sepenuhnya pria bodoh yang tak mengerti apa maksud dari semua itu, ia menyadari bahwa Jaejoong selalu mengajaknya pergi menjauh untuk mendekatkan Sanghee dan Yunho dengan menyingkirkannya secara baik-baik. Bukan kata ‘menyingkirkan’ untuk menggambarkan perbuatan itu karena memang pada awalnya tempat itu bukan miliknya, tapi milik Yunho sepenuhnya sejak awal. Hanya bodohnya Sanghee yang tak bisa menyadari, tak bisa mengetahui apa yang ia rasakan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sanghee pun mulai terbiasa dengan keberadaan Yunho bahkan ia mulai terbiasa tanpa Kiseop disisinya.

Hingga suatu hari saat Yunho ingin berkunjung ke rumahnya dengan alasan mengantarnya pulang. Sanghee benar-benar menolaknya, ia tak ingin orang tuanya melihat Yunho disana. Ia tak ingin memperumit suasana, dan dalam hatinya ia ingin melindungi Yunho. Sungguh, berbeda dengan rencananya semula.

“Sanghee-ssi, apa orang tuamu tak suka kedatangan tamu pria?” tanya Yunho penasaran.

“Anni, bukan begitu Yunho-ssi. Hanya saja saat ini ada acara keluarga di rumah.”

Yunho hanya meng-O dan mengangguk mengerti.

“Gwenchanayo?” Tanya Sanghee merasa tak enak hati.

“Gwenchana..” jawab Yunho tersenyum, sebenarnya ia ingin mengenal lebih jauh Sanghee, mengenal keluarganya juga. Namun mungkin itu terlalu cepat.

Sanghee menatap langit-langit kamarnya, tiba-tiba air matanya menetes, ia merasa bersalah setelah menjenguk kakak laki-lakinya, Siwon, keadaannya masih sama, tetap terbaring koma. Dan ia semakin merasa bersalah karena ia menyukai orang yang menyebabkan kakaknya itu dalam keadaan seperti itu.

Tidak bisakah semuanya berakhir bahagia? Ia ingin kakaknya terbangun lagi, namun ia juga tak bisa melanjutkan perasaannya seperti ini.

“Yoboseyo..”

“………….”

“Oh, ahjussi. Ada apa?”

“………….”



“Apa? Tapi…”

“………….”

“Ah, ye~ baiklah..”

Sanghee mendengus pelan, ayah Yunho baru saja mengabarinya bahwa Yunho sedang demam, dan terus mengigau memanggil namanya. Ayahnya memintanya untuk ke rumahnya.

“Yoboseyo, Jaejoong-ssi, Yunho-ssi sedang sakit. Sebaiknya kau yang datang kesana.”

“………….”

 “Tapi aku bukan siapa-siapa dia. Bukankah kau..”

“………….”

“Huft.. baiklah, aku akan kesana.”

Sia-sia saja ia menghubungi Jaejoong, Jaejoong beralibi sedang berada di Cheongnam mengunjungi orang tuanya.

Pelayan rumah Yunho mempersilahkannya masuk, mereka sudah mengenalinya, karena Yunho sering mengajaknya kesana.

Perlahan ia memasuki kamar Yunho, ini kali pertama ia masuk kesana, aroma parfum pria yang khas menusuk indra penciumannya. Ruangan itu tampak rapi, pasti sudha dirapikan oleh pelayan dan bukan Yunho.

Sanghee mendapati sesosok pria yang sangat ia kenali itu terbaring di kasur. Dan sebuah kain tertempel di dahinya. Keringat dingin pun tampak meluncur mulus dari keningnya. Wajahnya memucat, baru kali ini ia mendapati Yunho dalam keadaan lemah, bukan dalam keadaan Yunho yang angkuh dan sombong. Hingga pikirannya pun tertuju pada kakaknya yang terbaring lemah. Perasaan takut akan kehilangan seseorang menyelimutinya lagi, bibirnya bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.

“Yunho-ssi.” Gumamnya masih mematung di samping kasur itu.

Perlahan mata pria itu terbuka mendengar ada suara lembut yang memanggilnya.

“Sanghee.”

“Yunho-ssi, kau baik-baik saja?” tanpa bertanya pun ia tahu Yunho tidak dalam keadaan baik.

Yunho pun hanya mengangguk. Sanghee tak tahu harus melakukan apa.

“Uhm, kau sudah makan? Akan aku buatkan bubur.” Kata Sanghee langsung berlari keluar kamar, dan di depan kamar itu air matanya benar-benar menetes. Ia sudah kalah melawan perasaannya, ia tak dapat mengendalikannya lagi.

Selang beberapa menit Sanghee datang dengan membawa semangkuk bubur yang baru saja ia buat di dapur.

“Mungkin ini tak seenak buatan Jaejoong-ssi, tapi rasanya tak buruk.” Yunho terkikik, ‘Kenapa juga nama Jaejoong dibawa-bawa?’ batinnya.

Sanghee menyuapi Yunho dengan sabar, meski ia harus bertarung dengan detak jantungnya yang mulai berpacu cepat. Pelayan dan ayah Yunho tersenyum melihat adegan itu. Anaknya telah menemukan gadis yang tepat, pikirnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sejak saat itu Sanghee dan Yunho semakin dekat saja, dan bagi kalian yang heran bagaimana dengan Kiseop, ya, Kiseop meminta Sanghee untuk mengakhiri hubungan mereka. Ia memberikan kebebasan untuk Sanghee, meski pada awalnya Sanghee menolak, ia meminta Kiseop memberikan kesempatan kedua, namun Kiseop menolaknya karena itu tak akan ada gunanya. Sanghee harus memahami apa yang ia rasakan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sepulang perkuliahan, Sanghee menunggu Yunho di ruang latihan karena mereka sudah membuat rencana akan pergi bersama, di akhir pekan, makan bersama, menonton film, taman hiburan, sangat jelas Yunho mengajaknya pergi kencan. Seolah mereka benar-benar pasangan kekasih.

“Changmin, Yoochun, Junsu, Jaejoong, aku pergi dulu.” Pamit Yunho seraya meraih tas dan jaketnya di sofa.

Saat Sanghee melihat Jaejoong ia jadi merasa tidak enak. Dan Jaejoong menyadarinya, “Sudahlah, tak apa.” kata Jaejoong tersenyum. Sanghee menganggapnya bahwa Jaejoong ‘meminjamkan’ kekasihnya padanya.

Yunho dan Sanghee tampak sangat menikmati ‘kencan’ mereka.

Saat mereka sedang berjalan mengelilingi taman hiburan, mereka melihat kembang api yang sedang mencuat dan meledak di langit membentuk gambar hati.

Hati mereka pun terasa hangat.

“Sepertinya ada yang sedang mengungkapkan perasaannya.” Celoteh Sanghee tertawa, membunuh suasana kecanggungan itu.

“Ah, ye~”

“Sanghee, berbicara tentang perasaan, sebenarnya.. Choi Sanghee, aku mencintaimu, sejak pertama kali aku melihatmu di ruang latihan dengan Kiseop-ssi untuk memotret kami, aku mulai menyukaimu. Tapi saat itu tatapanmu seolah mengatakan kau sangat membenciku. Sanghee-ah, aku mencintaimu, maukah kau menjadi kekasihku, nyata?” Yunho mengenggam tangannya erat-erat, butuh puluhan kali untuk memberanikan dirinya mengungkapkan perasaannya itu, dan inilah yang waktu yang tepat.

Sanghee terperangah kaget, bibirnya kelu, ia tak tahu harus mengatakan apa, ia senang, namun ia juga sedih. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Semuanya semakin rumit.

“Yunho-ssi, kau jangan bercanda denganku.”

“Apa maksudmu? Aku sangat serius, aku menyukaimu.”

“Tapi Jaejoong-ssi, apa kau akan mengkhianatinya?”

“Mengkhianati bagaimana maksudmu?”

“Bukankah kalian…”

“Maksudmu gay? Sanghee, selama ini kau berpikir seperti itu? Fitnah itu tidak hanya terlontar begitu saja tapi memang karena kau berpikir seperti itu?”

“Tapi Jaejoong-ssi berkata bahwa kalian sedang menjalin hubungan.”

“APA? Jaejoong.. Ya Tuhan, itu tidak benar. Mungkin Jaejoong memiliki maksud tertentu mengatakan hal seperti itu, mungkin saja karena ia ingin mendekatkan kita. Sanghee, aku normal dan aku mencintaimu.” Yunho berusaha meyakinkan Sanghee, ia tak mau kehilangannya.

Seandainya saja Sanghee dapat mengatakan ‘aku mencintaimu juga.’ Tapi kata-kata itu benar-benar dikulumnya, ia masih ragu.

Di saat yang tidak tepat ponselnya berbunyi, dari ibunya.

“Yoboseyo, ye, eomma. Ada apa?”

“………….”

“APA? Aku akan segera kesana.” Sanghee tampak panik, pikirannya kacau, baru saja Yunho menyatakan perasaannya dan kini ibunya memberitahukan bahwa kakaknya sedang kritis.

“Sanghee, ada apa?” Tanya Yunho memegang kedua pipi Sanghee.

“Kakakku kritis. Aku harus ke rumah sakit.” Kata Sanghee dengan tatapan kosong dan mulai berair.

“Aku akan mengantarmu.”

“Tidak, tidak bisa. Kau tidak boleh kesana.”

“Wae? Aku akan mengantarmu.”

“TIDAK! KAU TIDAK BOLEH KESANA!” teriak Sanghee semakiin panik.

Yunho pun kaget melihat perubahan Sanghee, jiak ia menggunakan amarahnya tak aka nada gunanya.

“Sanghee, aku akan mengantarmu kesana, aku tak bisa membiarkanmu di jalan sendiri di malam seperti ini.” Tutur Yunho dengan nada halus dan membuat Sanghee meluruh.

“Tapi hanya sampai di depan, kau tidak boleh masuk.”

“Baiklah.”

Jauh di dalam diri Yunho ada rasa ingin tahu yang besar mengapa Sanghee bersikeras melarangnya ikut masuk, padahal ia ingin mengenal keluarganya. Namun ia mengiyakan permintaannya.

Di perjalanan Sanghee terus menangis, hingga membuat Yunho semakin bingung mnenenangkannya. Dan di depan rumah sakit Sanghee langsung melesat masuk, meninggalkan Yunho mematung di kemudi mobilnya.

“Maafkan aku, Sanghee.” Katanya seraya masuk mengikuti Sanghee dari belakang.

Ia sangat penasaran mengapa Sanghee begitu tertutup mengenai keluarganya.

Dan matanya terbelalak ketika melihat sepasang suami istri yang memeluk Sanghee, orangtua Sanghee, yang sangat ia kenal, yang masih belum hilang di dalan ingatannya.

“Bagaimana keadaan Siwon, suster?”

Dugaan Yunho benar, pria bernama Siwon itu, seorang korban karena kelalaiannya. Dengan kedua orangtuanya yang pernha ia temui.

“Ia masih dalam keadaan kritis, kami akan berusaha keras. Berdoalah kepada Tuhan.”

Dan yang tak diketahui Yunho bahwa Sanghee adalah adik Siwon. Pikirannya pun kalut, baru saja ia bisa mengatasi rasa ketakutan dan rasa bersalah setelah insiden kecelakaan itu, kini ia bertemu lagi dengan orang yang sama, dan satu orang lagi yang sangat ia cintai yang merupakan keluarganya.

Inikah alasan Sanghee menolak saat Yunho ingin bertemu dengan keluarganya?

Apakah karena Sanghee sudah tahu siapa Yunho?

Dan apakah semua ini, termasuk fitnah gay itu adalah balas dendam Sanghee padanya?

-To Be Continued-

March 18th, 2012

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Annyeong, chapter 4 rilis.. ^^mianhae ya,, si author bego ini *nunjuk diri* manjangin alurnya.. tp masih terkesan terlalu cepat dah alurnya.. what do  you think guys? I need your comment.. ^^

Succi saeng,  see! Udah aku post ini chapter 4.. entahlah bagus apa gak,,keke~

Mohon maaf kalo ada yg salah ketik atau gimana, without editing!! RCL ya chingudeul~ LOVE YA!!>

{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

 
Share

TVXQ in Fanfiction © 2012 | Template By Jasriman Sukri